972 Rensi: Jangan Marah, Tetapi Berdiam Dirilah
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan diambil dari
Mazmur 37:1-9 (TB) *Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri*.
Dengan tema:
*JANGAN MARAH, TETAPI BERDIAM DIRILAH*
Melihat keadaan di sekeliling kita, acapkali membuat kita marah. Misalnya saja yang paling sederhana adalah saat kita mengendarai mobil, tiba-tiba pengendara sepeda motor memotong jalur kita dengan mendadak. Seringkali spontan kita mengatakan hal yang sebenarnya tidak diperkenan oleh Bapa (berkata kotor, misuh, dll). Padahal, pada firman di atas dikatakan
*“Jangan marah karena orang yang berbuat jahat. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan”*.
Jika kita membiarkan perasaan marah dan hati panas, ternyata justru akan membawa kepada kejahatan. Padahal, sebenarnya mungkin keadaan itu dipakai-Nya sebagai batu ujian bagi kita. Tanpa masalah, tentu kita tidak akan marah, bukan? Kondisi di jalan raya yang spontan itulah soal-soal kecil yang digunakan-Nya melatih kita agar senantiasa bersabar serta tidak gampang marah (emosi).
Demikian juga jenis-jenis ujian yang lain yang diberikan oleh Tuhan kepada masing-masing kita.Tuhan Yesus telah mengukur seberapa kita kuat dan ujian itu tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Nah, saat ujian itu tiba, *jangan marah, tetapi berdiam dirilah dan berserah!* Tuhan Allah memiliki tujuan tertentu dengan adanya situasi apa pun yang kita hadapi!
Inilah dia, firman yang menyatakan bahwa sebenarnya Tuhan ingin melihat apakah kita berakal budi dan yang mencari Allah.
Mazmur 14: 2-3 (TB) *Tuhan memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak*
Ya, tidak seorang pun berbuat baik. Karena itu, seyogyanya kita memohon dalam doa dan ucapan syukur agar kita senantiasa dituntun-Nya. Kita yakin bahwa Bapa akan menuntun kita yang buta, tidak tahu arah ke mana jalan hidup, dan dalam kegelapan ini. Hanya terang kasih Allah melalui persekutuan dengan-Nya yang mampu menyelamatkan kita.
Roma 2: 19 (TB) *dan yakin bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan*
Kembali pada dasar firman di atas, solusi yang ditawarkan dalam kondisi sulit adalah kita sebaiknya: *“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia”*.
Berdiam diri di sini artinya tidak mengomel, tidak menggerutu, tidak mengucapkan kata takbijak, tetapi berdiam diri untuk merenung dan memohon (berdoa dalam hati) agar Bapa memberikan ketenangan dan sukacita. Jika kita “berdiam diri” tidak akan terucap dari mulut kita kata umpatan yang justru akan menambah point dosa kita.
Menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan sebenarnya kita tidak mampu berbuat baik, kita harus mengundang Tuhan membersamai dan menjamah hati kita.Lirik lagu berikut sangat pas dalam menghadapi kondisi sulit yang menggelitik untuk marah. Di jalanan yang ramai dan macet, menyenandungkan lagu ini sungguh membuat hati menjadi tenang. Apalagi jika tengah malam menjelang atau setelah doa midnight kita, menunggu waktu dengan memujikannya sangat menentramkan hati dan jiwa. (Colek mbak Anandini Brangti Sutanto yang sama meweknya dengan saya jika menyanyikan lagu pujian ini)
*YESUS TUHAN YANG PALING MENGERTI*
Aku berdiam di kesunyian
di keheningan Bait Mu Bapa
Tanpa kata dan tanpa bahasa
Hanya menunggu Engkau Tuhan
Yesus Tuhanku Kau paling mengerti
Rapuh hati ini letih jiwa ini
Jamah ya Tuhanku, jamah ya Tuhanku
Sebab Engkaulah Tuhan yang paling mengerti
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Renungan diambil dari
Mazmur 37:1-9 (TB) *Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri*.
Dengan tema:
*JANGAN MARAH, TETAPI BERDIAM DIRILAH*
Melihat keadaan di sekeliling kita, acapkali membuat kita marah. Misalnya saja yang paling sederhana adalah saat kita mengendarai mobil, tiba-tiba pengendara sepeda motor memotong jalur kita dengan mendadak. Seringkali spontan kita mengatakan hal yang sebenarnya tidak diperkenan oleh Bapa (berkata kotor, misuh, dll). Padahal, pada firman di atas dikatakan
*“Jangan marah karena orang yang berbuat jahat. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan”*.
Jika kita membiarkan perasaan marah dan hati panas, ternyata justru akan membawa kepada kejahatan. Padahal, sebenarnya mungkin keadaan itu dipakai-Nya sebagai batu ujian bagi kita. Tanpa masalah, tentu kita tidak akan marah, bukan? Kondisi di jalan raya yang spontan itulah soal-soal kecil yang digunakan-Nya melatih kita agar senantiasa bersabar serta tidak gampang marah (emosi).
Demikian juga jenis-jenis ujian yang lain yang diberikan oleh Tuhan kepada masing-masing kita.Tuhan Yesus telah mengukur seberapa kita kuat dan ujian itu tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Nah, saat ujian itu tiba, *jangan marah, tetapi berdiam dirilah dan berserah!* Tuhan Allah memiliki tujuan tertentu dengan adanya situasi apa pun yang kita hadapi!
Inilah dia, firman yang menyatakan bahwa sebenarnya Tuhan ingin melihat apakah kita berakal budi dan yang mencari Allah.
Mazmur 14: 2-3 (TB) *Tuhan memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak*
Ya, tidak seorang pun berbuat baik. Karena itu, seyogyanya kita memohon dalam doa dan ucapan syukur agar kita senantiasa dituntun-Nya. Kita yakin bahwa Bapa akan menuntun kita yang buta, tidak tahu arah ke mana jalan hidup, dan dalam kegelapan ini. Hanya terang kasih Allah melalui persekutuan dengan-Nya yang mampu menyelamatkan kita.
Roma 2: 19 (TB) *dan yakin bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan*
Kembali pada dasar firman di atas, solusi yang ditawarkan dalam kondisi sulit adalah kita sebaiknya: *“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia”*.
Berdiam diri di sini artinya tidak mengomel, tidak menggerutu, tidak mengucapkan kata takbijak, tetapi berdiam diri untuk merenung dan memohon (berdoa dalam hati) agar Bapa memberikan ketenangan dan sukacita. Jika kita “berdiam diri” tidak akan terucap dari mulut kita kata umpatan yang justru akan menambah point dosa kita.
Menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan sebenarnya kita tidak mampu berbuat baik, kita harus mengundang Tuhan membersamai dan menjamah hati kita.Lirik lagu berikut sangat pas dalam menghadapi kondisi sulit yang menggelitik untuk marah. Di jalanan yang ramai dan macet, menyenandungkan lagu ini sungguh membuat hati menjadi tenang. Apalagi jika tengah malam menjelang atau setelah doa midnight kita, menunggu waktu dengan memujikannya sangat menentramkan hati dan jiwa. (Colek mbak Anandini Brangti Sutanto yang sama meweknya dengan saya jika menyanyikan lagu pujian ini)
*YESUS TUHAN YANG PALING MENGERTI*
Aku berdiam di kesunyian
di keheningan Bait Mu Bapa
Tanpa kata dan tanpa bahasa
Hanya menunggu Engkau Tuhan
Yesus Tuhanku Kau paling mengerti
Rapuh hati ini letih jiwa ini
Jamah ya Tuhanku, jamah ya Tuhanku
Sebab Engkaulah Tuhan yang paling mengerti
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar