930 Rensi: Tak Perlu Kuatir
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan kali ini berdasarkan pada:
Mazmur 13:3 (TB) *Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?*
Dengan tema:
*TAKPERLU KUATIR*
Sebagai seorang wanita, pada saat memiliki hajat sebelas tahun yang silam, saya memang merasakan begitu cemas terhadap sajian yang disiapkan untuk tamu. Doa di mulut selalu _ndremimil_ memohon agar semua konsumsi mencukupi. Memang fisik saya berada di depan tetamu, tertawa-tawa menyambut ucapan dan salam semua yang hadir, namun hati saya lumayan bergelora mengingat apa yang tersaji di belakang. Bersyukur, pada saat yang sama teringat kisah perjamuan pengantin di Kana pada zaman Tuhan Yesus, dapat menenangkan hati saya. Saya imani dan saya serahkan seutuhnya kondisi di belakang kepada tangan pengasihan Tuhan Yesus!
_Yohanes 2:5-9 (BIMK)_ *Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, "Lakukan saja apa yang dikatakan-Nya kepadamu." Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk keperluan pembasuhan menurut adat Yahudi. Tempayan itu masing-masing isinya kira-kira seratus liter. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, "Isilah tempayan-tempayan itu dengan air." Mereka mengisinya sampai penuh. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Sekarang ambil sedikit air itu dan bawalah kepada pemimpin pesta." Mereka membawa air itu kepada pemimpin pesta, dan ia mencicipi air yang sudah berubah menjadi anggur. (Ia tidak tahu dari mana anggur itu, hanya pelayan-pelayan yang menuang air itu saja yang tahu.)*
Pada saat kuatir saya menyerahkan kekuatiran tersebut kepada-Nya. Saya tidak mau digoyahkan oleh iblis dan kehilangan kesukacitaan. Saya mengajak semua anggota keluarga untuk mendukung dalam doa sehingga acara kami berakhir dengan tidak menanggung rasa malu gara-gara konsumsi.
_Mazmur 55:23 (TB)_ *Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.*
Firman ini semakin meyakinkan iman kepercayaan saya, bahwa Tuhan tidak menegakan saya, tetapi menegakkan saya! Saya tidak mau menjadi sumber air yang kotor dengan kekuatiran saya. Saya jadi merasa _plong_
_Amsal 25:26 (TB)_ *Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.*
Dan saya menaruh harapan hanya kepada Tuhan Yesus saja! Saya tidak kuatir lagi sebab Tuhan Yesus memberkati saya sebagaimana memberkati pesta kawin di Kana.
_Yeremia 17:7-8 (TB)_ *Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.*
Sebagaimana kehendak Tuhan Yesus yang mengharapkan saya tidak kuatir, saya pun menepis rasa kuatir yang menggerogoti iman saya dan menepis senyum manis di bibir saya saat menyambut tetamu.
_1 Korintus 7:32a (TB)_ *Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran*.
Pada saat _ngundhuh mantu_ sederhana tersebut akhirnya saya ketahui: sajian mencukupi, tidak berkekurangan oleh karena penyertaan dan berkat Tuhan Yesus semata. Haleluya! Dan saat-saat punya hajat di masa yang akan datang pun, Tuhan Yesus yang bertanggung jawab. Terpujilah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Imanuel
*PD AUTOPIA MALANG*
05072017
Ninik S Rahayu
Komentar
Posting Komentar