926 Regi: Menghakimi Orang Lain
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Tema renungan pagi ini:
*MENGHAKIMI ORANG LAIN*
Firman yang mendasari:
*Matius 7:1 (TB) "Jangan" kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi*
Kecaman adalah salah satu kegiatan yang biasa dari manusia apalagi dia seorang politikus. Tetapi dalam alam rohani tidak ada hasil yang dicapai dalam kecaman. Justru akibat dari kecaman adalah terbaginya kekuatan yang dikecam dan itu tujuan seorang politikus memecah kekuatan lawan.
Kecaman cenderung membuat anda kasar, ingin membalas dendam dan kejam, serta meninggalkan kesan bahwa kita lebih unggul dari yang lain.
Perintah Tuhan Yesus sehubungan dengan menghakimi atau mengecam orang lain sederhana sekali. Dia berkata _*jangan*_ Rata- rata orang diluar yang belum mengenal Kristus dengan sungguh adalah pribadi yang kecamannya menusuk hati.
Roh kudus satu-satunya Pribadi yang tepat (bijak) untuk menghakimi dan mengecam dan Dia sajalah yang sanggup menunjukan kesalahan tanpa menyakiti dan melukai.
Mustahil bisa menjalin persekutuan dengan Allah, bila kita ada dalam suasana hati yang suka menghakimi atau mengecam orang lain. Yesus berkata kepada murid-muridNya, sebagai murid harus mengembangkan watak yang tidak suka mencela dan ini harus dicamkan betul sebab apa yang kamu pakai untuk mengukur orang lain, akan dipakai, untuk mengukur kepadamu
*Markus 4:24*
Berhentilah menggunakan tongkat pengukur bagi orang lain, sebab paling tidak ada satu fakta kelemahan pada diri kita yang tidak diketahui dan disadari.
Perubahan sikap ini takkan terjadi dengan segera, tetapi harus dikembangkan seiring dengan waktu. Kita harus tetus waspada terhadap apapun yang menyebabkan kita menyangka diri kita lebih unggul. Kita harus kembangkan perasaan sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, rendah hati yang seorang menganggap orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri. *Filipi 2:2,3* dan baca juga *Kolose4:6*, maka apabila boleh pinjam istilah pak dalang *milikilah jiwa4 N* :
1. *Neng* meneng (jawa) jiwa siap mendengar keluhan orang lain, tidak nrocos supaya diri kita yang didengar.
2. *Ning* wening,bening,hati yg suci siap mendengar suara Allah.
3. *Nung* hanung, jiwa yg besar siap memberi ampun dan mengakui kesalahanya dan kekuranganya.
4. *Nang* menang, bukan mengalahkan orang lain tapi mengalahkan diri kita supaya tidak sombong dan merasa bisa tapi rendah hati bukan rendah diri.
Hidup kita tidak luput dari pandangan yang tajam dari Yesus, jika kita melihat selumbar kecil di mata orang lain, itu berarti kita mempunyai balok dimata kita sendiri. *Matius 7:3-5*
Setiap kesalahan yang kita lihat pada orang lain, Allah menemukannya juga dalam diri kita *Roma2:21-24*
Kita tidak akan kehilangan harapan dan hubungan terhadap seseorang, setelah memahami kekeliruan yang terdapat dalam diri kita yang ternyata diluar kehendak Tuhan. Karena siapa meninggikan diri akan direndahkan dan siapa merendahkan diri akan ditinggikan
*Matius 23:12*
Selamat beraktifitas Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
04072017
Eddy Mulyono
*MENGHAKIMI ORANG LAIN*
Firman yang mendasari:
*Matius 7:1 (TB) "Jangan" kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi*
Kecaman adalah salah satu kegiatan yang biasa dari manusia apalagi dia seorang politikus. Tetapi dalam alam rohani tidak ada hasil yang dicapai dalam kecaman. Justru akibat dari kecaman adalah terbaginya kekuatan yang dikecam dan itu tujuan seorang politikus memecah kekuatan lawan.
Kecaman cenderung membuat anda kasar, ingin membalas dendam dan kejam, serta meninggalkan kesan bahwa kita lebih unggul dari yang lain.
Perintah Tuhan Yesus sehubungan dengan menghakimi atau mengecam orang lain sederhana sekali. Dia berkata _*jangan*_ Rata- rata orang diluar yang belum mengenal Kristus dengan sungguh adalah pribadi yang kecamannya menusuk hati.
Roh kudus satu-satunya Pribadi yang tepat (bijak) untuk menghakimi dan mengecam dan Dia sajalah yang sanggup menunjukan kesalahan tanpa menyakiti dan melukai.
Mustahil bisa menjalin persekutuan dengan Allah, bila kita ada dalam suasana hati yang suka menghakimi atau mengecam orang lain. Yesus berkata kepada murid-muridNya, sebagai murid harus mengembangkan watak yang tidak suka mencela dan ini harus dicamkan betul sebab apa yang kamu pakai untuk mengukur orang lain, akan dipakai, untuk mengukur kepadamu
*Markus 4:24*
Berhentilah menggunakan tongkat pengukur bagi orang lain, sebab paling tidak ada satu fakta kelemahan pada diri kita yang tidak diketahui dan disadari.
Perubahan sikap ini takkan terjadi dengan segera, tetapi harus dikembangkan seiring dengan waktu. Kita harus tetus waspada terhadap apapun yang menyebabkan kita menyangka diri kita lebih unggul. Kita harus kembangkan perasaan sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, rendah hati yang seorang menganggap orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri. *Filipi 2:2,3* dan baca juga *Kolose4:6*, maka apabila boleh pinjam istilah pak dalang *milikilah jiwa4 N* :
1. *Neng* meneng (jawa) jiwa siap mendengar keluhan orang lain, tidak nrocos supaya diri kita yang didengar.
2. *Ning* wening,bening,hati yg suci siap mendengar suara Allah.
3. *Nung* hanung, jiwa yg besar siap memberi ampun dan mengakui kesalahanya dan kekuranganya.
4. *Nang* menang, bukan mengalahkan orang lain tapi mengalahkan diri kita supaya tidak sombong dan merasa bisa tapi rendah hati bukan rendah diri.
Hidup kita tidak luput dari pandangan yang tajam dari Yesus, jika kita melihat selumbar kecil di mata orang lain, itu berarti kita mempunyai balok dimata kita sendiri. *Matius 7:3-5*
Setiap kesalahan yang kita lihat pada orang lain, Allah menemukannya juga dalam diri kita *Roma2:21-24*
Kita tidak akan kehilangan harapan dan hubungan terhadap seseorang, setelah memahami kekeliruan yang terdapat dalam diri kita yang ternyata diluar kehendak Tuhan. Karena siapa meninggikan diri akan direndahkan dan siapa merendahkan diri akan ditinggikan
*Matius 23:12*
Selamat beraktifitas Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
04072017
Eddy Mulyono
Komentar
Posting Komentar