359 Rensi: Ilmu Kebatinan
Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach.
Saudara/i yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus, renungan siang ini dengsn judul:
*"Ilmu Kebatinan"*
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; *ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.* Ibrani 4: 12
Di catatan saya tanggal 3 Desember 2016 tertulis *"Balas WA dr Autopia: Berkat/Kutuk"*
Lekat dalam ingatan tentang sharing WA pelaksanaan Proyek Kasih dan "terselip" tidak direspon selama beberapa waktu.
Teringat persis ketika membaca dan menunjukkan kepada Mama Endang yang sedang cuci darah *"ini lo Ma, org ini diberkati smp usia lanjut. keren ya."*, tapi saya berhenti disitu tidak membalas WA dan hari berikutnya dalam Pakaryan Roh Kudus, keluarga PD Autopia tersentak dengan penglihatan dan pendengaran dari Pak Sabdo.
Betapa kecewanya Tuhan Yesus kepada kami yang pelit respon tentang sharing itu. Puji Tuhan Yesus saat itu Bu Kusaeni digerakkan dengan membalas nya "Halleluya" .
Kemungkinan karakter saudara/i mirip dengan saya, membaca WA kemudian *dibatin saja* "Ooh..ya..begitu.." dan berhenti disitu tanpa respon apa-apa.
Saya juga ingat penglihatan dan pendengaran dari Om Gunawan bahwa membalas dgn mengetik _*"We Aleichem Shalom be Shem Yeshua ha Mashiach"*_ pun ada berkat yang tersedia tersendiri. Mengetik kalimat balasan itu waktunya tidak lebih dari 30 detik, tapi kadang kami sendiri tidak melakukannya. Maka ingatlah firman yang mengatakan
*Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.* _Amsal 13: 13_
Membalas pesan di WA bukan berarti kita ini cerewet, mencari perhatian, mengharapkan berkat dan sebagainya, tapi dengan membalas WA itu berarti kita meninggalkan "ilmu kebatinan" dan menggantikan dengan *ACTION* sebagai respon bhwa kita tidak meremehkan firman.
Tapi itu merupakan upaya untuk menurut perintah Allah dan Roh Kudus berkenan berkarya dalam hidup kita untuk menghargai FIRMAN dan menghargai sesama.
Semisal dalam bisnis atau saat pacaran, kita mengirim pesan kepada klien/pasangan dan cuma dibaca saja, bagaimana perasaan kita?
_sakitnya tuh disini, di dalam hatiku_ katanya.
Mengingat masa lalu kadang ada baik nya ,agar kita tidak terjatuh dua kali di lubang yang sama.
Mohon maaf bila renungan ini sedikit menyinggung.
Ini juga pengingat untuk kami pribadi dan mutlak berlaku bagi kami juga.
Nuwun.
Amin.
PD AUTOPIA Malang
22092016
Andrias Trisusanto
Saudara/i yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus, renungan siang ini dengsn judul:
*"Ilmu Kebatinan"*
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; *ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.* Ibrani 4: 12
Di catatan saya tanggal 3 Desember 2016 tertulis *"Balas WA dr Autopia: Berkat/Kutuk"*
Lekat dalam ingatan tentang sharing WA pelaksanaan Proyek Kasih dan "terselip" tidak direspon selama beberapa waktu.
Teringat persis ketika membaca dan menunjukkan kepada Mama Endang yang sedang cuci darah *"ini lo Ma, org ini diberkati smp usia lanjut. keren ya."*, tapi saya berhenti disitu tidak membalas WA dan hari berikutnya dalam Pakaryan Roh Kudus, keluarga PD Autopia tersentak dengan penglihatan dan pendengaran dari Pak Sabdo.
Betapa kecewanya Tuhan Yesus kepada kami yang pelit respon tentang sharing itu. Puji Tuhan Yesus saat itu Bu Kusaeni digerakkan dengan membalas nya "Halleluya" .
Kemungkinan karakter saudara/i mirip dengan saya, membaca WA kemudian *dibatin saja* "Ooh..ya..begitu.." dan berhenti disitu tanpa respon apa-apa.
Saya juga ingat penglihatan dan pendengaran dari Om Gunawan bahwa membalas dgn mengetik _*"We Aleichem Shalom be Shem Yeshua ha Mashiach"*_ pun ada berkat yang tersedia tersendiri. Mengetik kalimat balasan itu waktunya tidak lebih dari 30 detik, tapi kadang kami sendiri tidak melakukannya. Maka ingatlah firman yang mengatakan
*Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.* _Amsal 13: 13_
Membalas pesan di WA bukan berarti kita ini cerewet, mencari perhatian, mengharapkan berkat dan sebagainya, tapi dengan membalas WA itu berarti kita meninggalkan "ilmu kebatinan" dan menggantikan dengan *ACTION* sebagai respon bhwa kita tidak meremehkan firman.
Tapi itu merupakan upaya untuk menurut perintah Allah dan Roh Kudus berkenan berkarya dalam hidup kita untuk menghargai FIRMAN dan menghargai sesama.
Semisal dalam bisnis atau saat pacaran, kita mengirim pesan kepada klien/pasangan dan cuma dibaca saja, bagaimana perasaan kita?
_sakitnya tuh disini, di dalam hatiku_ katanya.
Mengingat masa lalu kadang ada baik nya ,agar kita tidak terjatuh dua kali di lubang yang sama.
Mohon maaf bila renungan ini sedikit menyinggung.
Ini juga pengingat untuk kami pribadi dan mutlak berlaku bagi kami juga.
Nuwun.
Amin.
PD AUTOPIA Malang
22092016
Andrias Trisusanto
Komentar
Posting Komentar