337 Rensi: Jadi Penasehat Allah
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman Siang ini dengan tema:
*MANUSIA SERING MENJADI PENASEHAT ALLAH*
Roma 11:34 (TB) Sebab, siapakah yang *mengetahui pikiran Tuhan?* Atau siapakah yang *pernah menjadi penasihat-Nya?*
Seberapa sering manusia menjadi penasehat Allah, mungkin tidak jarang dari kitapun berlaku demikian, contoh yang mudah saja bagaimana kehidupan doa kita?
Seberapa banyak permohonan kita,yang tanpa disadari memaksa dan mengatur Tuhan agar setiap permohonan doa kita dikabulkan?
Lebih banyak mana dalam doa itu, yang kita minta untuk keperluan orang lain atau diri kita sendiri?
Atau juga seberapa banyak dalam doa itu puji-pujian bagi Tuhan atau hanya kepentingan diri kita sendiri yang kita minta kepada Tuhan?
Dari contoh diatas mari kita bercermin kembali tentang siapa diri kita dihadapan Allah, dan menyadari mengapa begitu gampang dan mudahnya kita mengatur atau menjadi penasehat Allah, karena tanpa kita sadari jika doa kita tidak segera dijawab Allah dengan mudahnya kita menggerutu dan menghujat Allah seperti
Mazmur 22:2-3 (TB)Allahku, Allahku, mengapa *Engkau meninggalkan aku?* Aku berseru, tetapi *Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.*
Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi *Engkau tidak menjawab*, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
Apakah hal ini tidak kita lakukan jika doa kita tidak atau lama belum dijawab?
Bahkan tidak jarang keluar ucapan aku sudah rajin kegreja, tekun dalam ibadah-ibadah, tekun dalam persekutuan doa dan lain-lain, ternyata semuanya sia-sia Tuhan tidak mendengar dan tidak menjawab doaku?
Buktinya aku masih tetap mengalami sakit, mengalami kesengsaraan, hidupku tidak merasakan damai, rumah tanggaku kacau,ekonomiku hancur dan sebagainya.
Dengan keadaan kita seperti ini apakah kita tidak sedang memanfaatkan Tuhan untuk supaya Tuhan mau menolong, mau melakukan apapun yang kita minta?
Mari kita menyadari diri, kenapa doa kita tidak dijawab dan dikabulkan Tuhan?
Tentunya apa yang kita minta pasti ada yang salah sehingga Tuhan tidak berkenan dengan apa yang kita minta, hal ini terjadi karena
Yeremia 5:25 (TB) *Kesalahanmu* menghalangi semuanya ini, dan *dosamu* menghambat yang baik dari padamu.
Pernahkah kita berpikir dan menyadari seperti Yermia5:25 ini?
Sebenarnya inilah jawaban Tuhan terhadap doa kita yang belum dan tidak dijawab oleh Tuhan, jadi mestinya kita harus sadar dan mau bertobat dan tidak lagi menjadi penasehat Allah, justru seharusnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah pantas sebagai manusia yang berdosa mendesak-ndesak Tuhan agar mengabulkan doa kita, sebab ingatlah
Yakobus 4:3 (TB) Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Hal ini dapat dilihat bagaimana cara kita berdoa, dimana saat kita berdoa menyampaikan semua permohonan dan permintaan kita kepada Tuhan, supaya Tuhan mau menolong dan menyelesaikan semua masalah hidup kita, dan setelah semua permohonan dan permintaan itu sudah disampaikan maka doapun akan kita akhiri dengan kata amin, lalu kita pergi begitu saja meninggalkan Tuhan, tanpa memberi kesempatan kepada Tuhan berbicara kepada kita.
Apakah hal ini berarti kita menghormati dan menghargai Tuhan?
Pernahkah kita tinggal sejenak menanti jawaban Tuhan sambil merenungkan doa tadi apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan, atau hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita sendiri?
Ingat Tuhan Yesus sudah mengajarkan bagaimana doa yang benar, supaya kita tidak lagi menjadi penasehat Allah seperti ini
Matius 6:9-10 (TB) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, *jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.*
Kalau ini yang dilakukan entah doa nanti segera dijawab atau tidak maka kita dengan senang hati menerimanya, dan kita tidak lagi menjadi penasehat Allah.
Selamat merenungkan , Tuhan Yesus memberkat kita semua Amin
PD AUTOPIA Malang
11092016
Wibisono
*MANUSIA SERING MENJADI PENASEHAT ALLAH*
Roma 11:34 (TB) Sebab, siapakah yang *mengetahui pikiran Tuhan?* Atau siapakah yang *pernah menjadi penasihat-Nya?*
Seberapa sering manusia menjadi penasehat Allah, mungkin tidak jarang dari kitapun berlaku demikian, contoh yang mudah saja bagaimana kehidupan doa kita?
Seberapa banyak permohonan kita,yang tanpa disadari memaksa dan mengatur Tuhan agar setiap permohonan doa kita dikabulkan?
Lebih banyak mana dalam doa itu, yang kita minta untuk keperluan orang lain atau diri kita sendiri?
Atau juga seberapa banyak dalam doa itu puji-pujian bagi Tuhan atau hanya kepentingan diri kita sendiri yang kita minta kepada Tuhan?
Dari contoh diatas mari kita bercermin kembali tentang siapa diri kita dihadapan Allah, dan menyadari mengapa begitu gampang dan mudahnya kita mengatur atau menjadi penasehat Allah, karena tanpa kita sadari jika doa kita tidak segera dijawab Allah dengan mudahnya kita menggerutu dan menghujat Allah seperti
Mazmur 22:2-3 (TB)Allahku, Allahku, mengapa *Engkau meninggalkan aku?* Aku berseru, tetapi *Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.*
Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi *Engkau tidak menjawab*, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
Apakah hal ini tidak kita lakukan jika doa kita tidak atau lama belum dijawab?
Bahkan tidak jarang keluar ucapan aku sudah rajin kegreja, tekun dalam ibadah-ibadah, tekun dalam persekutuan doa dan lain-lain, ternyata semuanya sia-sia Tuhan tidak mendengar dan tidak menjawab doaku?
Buktinya aku masih tetap mengalami sakit, mengalami kesengsaraan, hidupku tidak merasakan damai, rumah tanggaku kacau,ekonomiku hancur dan sebagainya.
Dengan keadaan kita seperti ini apakah kita tidak sedang memanfaatkan Tuhan untuk supaya Tuhan mau menolong, mau melakukan apapun yang kita minta?
Mari kita menyadari diri, kenapa doa kita tidak dijawab dan dikabulkan Tuhan?
Tentunya apa yang kita minta pasti ada yang salah sehingga Tuhan tidak berkenan dengan apa yang kita minta, hal ini terjadi karena
Yeremia 5:25 (TB) *Kesalahanmu* menghalangi semuanya ini, dan *dosamu* menghambat yang baik dari padamu.
Pernahkah kita berpikir dan menyadari seperti Yermia5:25 ini?
Sebenarnya inilah jawaban Tuhan terhadap doa kita yang belum dan tidak dijawab oleh Tuhan, jadi mestinya kita harus sadar dan mau bertobat dan tidak lagi menjadi penasehat Allah, justru seharusnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah pantas sebagai manusia yang berdosa mendesak-ndesak Tuhan agar mengabulkan doa kita, sebab ingatlah
Yakobus 4:3 (TB) Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Hal ini dapat dilihat bagaimana cara kita berdoa, dimana saat kita berdoa menyampaikan semua permohonan dan permintaan kita kepada Tuhan, supaya Tuhan mau menolong dan menyelesaikan semua masalah hidup kita, dan setelah semua permohonan dan permintaan itu sudah disampaikan maka doapun akan kita akhiri dengan kata amin, lalu kita pergi begitu saja meninggalkan Tuhan, tanpa memberi kesempatan kepada Tuhan berbicara kepada kita.
Apakah hal ini berarti kita menghormati dan menghargai Tuhan?
Pernahkah kita tinggal sejenak menanti jawaban Tuhan sambil merenungkan doa tadi apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan, atau hanya untuk memuaskan hawa nafsu kita sendiri?
Ingat Tuhan Yesus sudah mengajarkan bagaimana doa yang benar, supaya kita tidak lagi menjadi penasehat Allah seperti ini
Matius 6:9-10 (TB) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, *jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.*
Kalau ini yang dilakukan entah doa nanti segera dijawab atau tidak maka kita dengan senang hati menerimanya, dan kita tidak lagi menjadi penasehat Allah.
Selamat merenungkan , Tuhan Yesus memberkat kita semua Amin
PD AUTOPIA Malang
11092016
Wibisono
Komentar
Posting Komentar