342 Regi: Bermegah Berdasarkan Iman
Shalom aleichem b'shem yeshuah ha mashiach renungan pagi ini dengan tema:
*Bermegah Berdasarkan Iman*
Sebagai anak-anak Allah, dasar apakah yang bisa kita pakai untuk hidup bermegah selama di dunia ini?
Rom. 3: 27 "Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan *berdasarkan iman!*
Mengapa demikian?
1) Sejak Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, hubungan manusia dengan Allah sudah tidak lagi harmonis. Bahkan Allah menghalau manusia itu dari Taman Eden dan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan: *Kejadian 3: 24.* Dan manusia tidak berdaya apa-apa menghadapi hal ini.
2) Lebih jelas lagi, seorang raja Israel, dalam menghadapi musuh yang besar, orang Moab dan Amon, Raja Yosafat sangat ketakutan, sehingga dia menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa dan meminta pertolongan TUHAN, sampai pada akhirnya TUHAN menjawab:
"Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab *bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." 2 Taw. 20: 15*.
Lagi-lagi, manusia tidak bisa apa-apa tanpa Allah, sekalipun itu adalah manusia pilihan-Nya.
3) Meskipun manusia diberikan kesempatan untuk mempersembahkan korban bakaran untuk penghapusan dosanya pada Allah melalui imam-imam, tetapi ternyata hal itu juga TIDAK BERHASIL:
"Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang *SAMA SEKALI TIDAK DAPAT MENGHAPUSKAN DOSA_. *Ibrani 10: 11*,
sebaliknya hanya melalui satu korban saja, yaitu Kristus Yesus, yang telah mencurahkan darah-Nya di bukit Golgota manusia mendapatkan pengampunan dosanya:
*Ibrani 10: 14*.
Lalu, dengan upaya kita sendiri, apa yang bisa kita megahkan?
Namun, jika kita tetap ingin bermegah, inilah cara yang tepat:
"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah *ia bermegah di dalam Tuhan."_ *2 Kor. 10: 17*.
Artinya, kita menempatkan kebesaran Tuhan Yesus pada diri kita dan menempatkan diri kita jauh di bawah Kristus dan membangun diri kita sendiri di atas iman yang paling suci: *Yudas 1: 20*. Karena dengan kesucian itu kita akan bertemu dan melihat-Nya: *Mat. 5: 8*.
Marilah kita bermegah secara benar dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menempatkan kebesaran Tuhan Yesus di dalam diri kita serta membangun iman atas dasar kesucian yang akan membawa kita pada perjumpaan dengan Kristus pada waktunya kelak. Immanuel, Tuhan Yesus beserta kita semua.
PD Autopia Malang
14092016
*Gunawan Wibisono*
*Bermegah Berdasarkan Iman*
Sebagai anak-anak Allah, dasar apakah yang bisa kita pakai untuk hidup bermegah selama di dunia ini?
Rom. 3: 27 "Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan *berdasarkan iman!*
Mengapa demikian?
1) Sejak Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, hubungan manusia dengan Allah sudah tidak lagi harmonis. Bahkan Allah menghalau manusia itu dari Taman Eden dan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan: *Kejadian 3: 24.* Dan manusia tidak berdaya apa-apa menghadapi hal ini.
2) Lebih jelas lagi, seorang raja Israel, dalam menghadapi musuh yang besar, orang Moab dan Amon, Raja Yosafat sangat ketakutan, sehingga dia menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa dan meminta pertolongan TUHAN, sampai pada akhirnya TUHAN menjawab:
"Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab *bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." 2 Taw. 20: 15*.
Lagi-lagi, manusia tidak bisa apa-apa tanpa Allah, sekalipun itu adalah manusia pilihan-Nya.
3) Meskipun manusia diberikan kesempatan untuk mempersembahkan korban bakaran untuk penghapusan dosanya pada Allah melalui imam-imam, tetapi ternyata hal itu juga TIDAK BERHASIL:
"Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang *SAMA SEKALI TIDAK DAPAT MENGHAPUSKAN DOSA_. *Ibrani 10: 11*,
sebaliknya hanya melalui satu korban saja, yaitu Kristus Yesus, yang telah mencurahkan darah-Nya di bukit Golgota manusia mendapatkan pengampunan dosanya:
*Ibrani 10: 14*.
Lalu, dengan upaya kita sendiri, apa yang bisa kita megahkan?
Namun, jika kita tetap ingin bermegah, inilah cara yang tepat:
"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah *ia bermegah di dalam Tuhan."_ *2 Kor. 10: 17*.
Artinya, kita menempatkan kebesaran Tuhan Yesus pada diri kita dan menempatkan diri kita jauh di bawah Kristus dan membangun diri kita sendiri di atas iman yang paling suci: *Yudas 1: 20*. Karena dengan kesucian itu kita akan bertemu dan melihat-Nya: *Mat. 5: 8*.
Marilah kita bermegah secara benar dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menempatkan kebesaran Tuhan Yesus di dalam diri kita serta membangun iman atas dasar kesucian yang akan membawa kita pada perjumpaan dengan Kristus pada waktunya kelak. Immanuel, Tuhan Yesus beserta kita semua.
PD Autopia Malang
14092016
*Gunawan Wibisono*
Komentar
Posting Komentar