355 Rensi: Perhatikanlah Hidupmu

Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach

Selamat siang,  renungan siang ini dengan tema

 *PERHATIKANLAH HIDUPMU*

Bacaan kita dari
*Efe 5:15*Karena itu, *perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup*, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.. 

Kalau kita berkaca pada riwayat bangsa Israel mulai dari kitab Keluaran,  kita seperti melihat perjalanan hidup pribadi manusia setelah dia percaya kepada TuhanYesus. Bangsa Israel yang diperbudak Mesir, melambangkan seseorang yang diperbudak dosa.

Pembunuhan besar-besaran kepada semua anak sulung Mesir,  baik manusia maupun ternak yang melambangkan Paskah,  hingga ketika bangsa Israel dibaptis melalui terbelahnya Laut Teberau dengan cara yang spektakuler.

Belum selesai sampai disitu,  perjalanan sesungguhnya baru dimulai ketika mereka memasuki Padang gurun yang melambangkan jatuh bangunnya kita setelah dilepaskan dari perbudakan dosa.
40 tahun bukan waktu yang singkat.  Waktu dimana Allah mengajar dan menghajar dengan begitu hebatnya.

Rasul Paulus menulis jelas di dalam *1 Kor 10:6*, (TB)  Semuanya ini telah terjadi *sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita,* supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,

Sungguh ini sebagai peringatan supaya kita benar-benar tidak mengadopsi apa yang telah dilakukan bangsa Israel selama kurun waktu 40 tahun itu ingat, bangsa Israel adalah bangsa pilihan dan kesayangan Allah *Ul 7:6*(TB)  Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk *menjadi umat kesayangan-Nya.*

Walau demikian Allah tidak segan-segan memberi pembalasan dan _tidak bertangguh (Ul 7:10)_  untuk membinasakan sekian banyak dari mereka. Generasi yang ikut perjalanan exodus dari Mesir tidak ada yang ikut masuk ke dalam Tanah Perjanjian, bahkan Musa sekalipun..!

Saudara terkasih,  betapa berat dan sulitnya mencapai Tanah Perjanjian itu. Sekalipun mereka ikut dibaptis dalam terbelahnya laut Teberau,  sekalipun mereka ikut makan roti surgawi (Manna),  mereka melihat mujizat dan hal-hal luar biasa yang dilakukan Allah,  dan merasakan langsung pengalaman spiritual bersama Allah, toh mereka gagal juga.

Belajar dari hal ini,  kita sedikit banyak mengerti bagaimana sebenarnya Sifat Allah kita, Allah yang sangat konsisten dengan firmanNya.

Sekali lagi kita harus memahami kemurahan Allah dan juga kekerasan Allah sebagaimana di *Rom 11:22* (TB)  Sebab itu *perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya*, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga. 

Supaya jangan sekali-sekali kita hidup sembrono. Bahasa sederhananya, bila bangsa pilihan saja Allah tidak menyayangkan,  apalagi kita..? siapa kita ini dihadapan Allah..?

Saudara terkasih dalam Kristus, supaya kelak kita layak masuk ke Tanah Perjanjian,  kita harus tetap hidup dalam kemurahanNya (Kasih KaruniaNya),  mari terus berupaya menanamkan dalam diri kita,  bahwa Allah terus membersamai kita,  bagaikan tiang awan dan tiang api menyertai orang Israel,  kemanapun kita pergi,  dimanapun kita berada,  ada yang terus menerus mengawasi kita *Maz 139:1-6* (TB)  Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; 
Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. 
Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. 
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. 
Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. 
Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. 

Supaya kita tidak takabur.
Karena jika kita takabur akan membuat kita ngawur dan kalau hidup sudah ngawur maka akan semakin dekat dengan kubur,  kalau sudah di kubur,  seperti nasi sudah menjadi bubur,  kemana kita akan kabur?

Saudara terkasih,   Bersyukurlah,  karena hembusan nafas kita masih ada,  mari memperbaiki hidup lebih baik dari kemarin, ingat,  penyesalan tidak pernah bisa merubah apa yang telah terjadi., berubah sekarang, karena bisa saja sedetik ke depan sudah terlambat..  Now or never..!

Selamat siang,  TuhanYesus memberkati aktifitas kita sekalian... amin

by PD AUTOPIA Malang
20092016
_hasannysantoso_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR