343 Rensi: Menyadari Kelemahan Diri
Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach
Saudara/i terkasih dalam TUHAN Yesus Kristus, renungan siang hari ini dengan judul:
*“Menyadari Kelemahan Diri”*
_Seharusnya dalam menghadapi persoalan hidup, kita sering mengangkat tangan, bukan untuk menyerah dan kalah, tapi untuk memasrahkan kepada Yang Maha Kuasa_
Selama boss laundry di luar negeri, saya diminta menangani semuanya. Tak pelak persoalan-persoalan yang tidak saya kuasai muncul dan terus menerus berusaha menjawab dengan hikmat pikiran sendiri.
Yang teranyar, ketika ada 3 kemeja yang hilang,yang menyebabkan sekitar seminggu saya tidak bisa tidur nyenyak karena ini.
Saya ingat-ingat terus alur pengiriman _dry-cleaning_ dari menerima kemeja customer, mengirimkan ke _dry-cleaner_ sampai kembali ke laundry kami. Saya berpikir keras dan yakin saya tidak melakukan kesalahan apapun dengan menegaskan bahwa si pengirim dari _dry-cleaner_ yang salah, pasti terselip atau hilang di tempat mereka.
Pokoknya orang lain yang salah! Saya _ngotot_ bahwa saya yang benar dan tidak mungkin salah. Seminggu saya kelimpungan dimana toh kemeja ini.. sampai dengan Senin jam 09.00.
Pagi itu saya berdoa (setelah sempat lupa berdoa selama seminggu) “TUHAN Yesus terjadilah padaku sesuai dengan kehendak Hu atas bagianku hari ini. Kemuliaan hanya bagi HU” dan ternyata….
seorang customer lain datang ke _service counter_ sambil meneteng 3 kemeja. “Ini bukan punya saya, ini ikut terbawa waktu saya ambil punya saya. Ini punya orang lain” - *DEG!!* begitu bodohnya saya.
Itu adalah murni kesalahan saya yang tidak teliti menyerahkan ke _customer_ sehingga
3 kemeja yang bukan miliknya itu terbawa olehnya dan untungnya dia berbaik hati mengembalikan.
Akhirnya saya bisa mengembalikan 3 kemeja itu ke pemilik aslinya.
*AMSAL 21: 2*
*"Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”*
Dari pelajaran yang saya terima ini, menyadarkan saya persis dengan Amsal21:2 ini, yang membuat saya harus instropeksi diri, semoga pengalaman ini juga menjadi koreksi bagi kita semua atas apa yang kita lakukan untuk menganggap diri kita benar sendiri.
Tuhan Yesus mmberkati.
🙏
PD AUTOPIA Malang
14092016
Andrias Trisusanto
Saudara/i terkasih dalam TUHAN Yesus Kristus, renungan siang hari ini dengan judul:
*“Menyadari Kelemahan Diri”*
_Seharusnya dalam menghadapi persoalan hidup, kita sering mengangkat tangan, bukan untuk menyerah dan kalah, tapi untuk memasrahkan kepada Yang Maha Kuasa_
Selama boss laundry di luar negeri, saya diminta menangani semuanya. Tak pelak persoalan-persoalan yang tidak saya kuasai muncul dan terus menerus berusaha menjawab dengan hikmat pikiran sendiri.
Yang teranyar, ketika ada 3 kemeja yang hilang,yang menyebabkan sekitar seminggu saya tidak bisa tidur nyenyak karena ini.
Saya ingat-ingat terus alur pengiriman _dry-cleaning_ dari menerima kemeja customer, mengirimkan ke _dry-cleaner_ sampai kembali ke laundry kami. Saya berpikir keras dan yakin saya tidak melakukan kesalahan apapun dengan menegaskan bahwa si pengirim dari _dry-cleaner_ yang salah, pasti terselip atau hilang di tempat mereka.
Pokoknya orang lain yang salah! Saya _ngotot_ bahwa saya yang benar dan tidak mungkin salah. Seminggu saya kelimpungan dimana toh kemeja ini.. sampai dengan Senin jam 09.00.
Pagi itu saya berdoa (setelah sempat lupa berdoa selama seminggu) “TUHAN Yesus terjadilah padaku sesuai dengan kehendak Hu atas bagianku hari ini. Kemuliaan hanya bagi HU” dan ternyata….
seorang customer lain datang ke _service counter_ sambil meneteng 3 kemeja. “Ini bukan punya saya, ini ikut terbawa waktu saya ambil punya saya. Ini punya orang lain” - *DEG!!* begitu bodohnya saya.
Itu adalah murni kesalahan saya yang tidak teliti menyerahkan ke _customer_ sehingga
3 kemeja yang bukan miliknya itu terbawa olehnya dan untungnya dia berbaik hati mengembalikan.
Akhirnya saya bisa mengembalikan 3 kemeja itu ke pemilik aslinya.
*AMSAL 21: 2*
*"Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”*
Dari pelajaran yang saya terima ini, menyadarkan saya persis dengan Amsal21:2 ini, yang membuat saya harus instropeksi diri, semoga pengalaman ini juga menjadi koreksi bagi kita semua atas apa yang kita lakukan untuk menganggap diri kita benar sendiri.
Tuhan Yesus mmberkati.
🙏
PD AUTOPIA Malang
14092016
Andrias Trisusanto
Komentar
Posting Komentar