1909 Regi: Tidak tahu berterimakasih
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi bertemakan:
*Tidak tahu berterimakasih*.
Dasar firman:
*Lukas 17:11-19*
Nats pembimbing:
*Lukas 17:17 (TB)* Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Saudaraku kekasih Kristus,penyakit kusta bagi orang Yahudi, merupakan sebuah penyakit yang dianggap sebagai hukuman atas dosa, karena itu orang kusta harus dikucilkan dari sesama yang merasa sehat jasmani.
Perjalanan pelayanan Yesus dari desa kedesa tidak berhenti, itulah suatu kenyataan bahwa Tuhan Yesus bekerja sampai sekarang:
*Yohanes 5:17 (TB)* Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Disitulah Yesus bertemu mereka yang menderita sakit kusta, karena Yesus berkenan juga ditemui bagi yang mencari Nya dalam sabdaNya:
*Roma 10:20 (TB)* Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku."
Saudaraku, orang-orang yang sakit kusta dengan kompak dan satu hati, berteriak minta tolong kepada Yesus: Yesus,Guru, *kasihanilah kami*.(ayat ke 13).
Mereka tidak minta disembuhkan, hanya memohon belas kasihan AllahNya, dengan berteriak jarak jauh , menjaga jarak kepada Allah yang Maha kudus.
Menyadari akan keberadaan diri, sebenarnya kitalah yang menderita sakit kusta rohani, yang membutuhkan tabib yang ajaib.
Kita harusnya bisa seperti 10 orang yang sakit kusta itu datang kepada Yesus dan mau datang dengan kerendahan hati memohon *belas kasihan Allah*.
Saudaraku dalam Kristus Yesus, mari kita kembali koreksi diri, bagaimana ketika kita butuh Tuhan Yesus ,kita sering meminta, memohon dengan mendikte Tuhan Yesus agar mengabulkan permohonan doa kita.
Perlu diketahui Tuhan Yesus sungguh berbelas kasihan kepada mereka yang sungguh-sungguh berharap kepadaNya sebagaimana si penderita kusta itu, sebab kasih setia Kristus selalu baru tiap hari:
*Ratapan 3:22-23 (TB)* Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
Sungguh luar biasa Allah kita berkenan menjawab doa dan permohonan, orang yang sakit kusta agar Tuhan Yesus berbelas kasih dan mau menyembuhkan dengan tidak mengulur -ulur waktuNya seperti dalam
*Lukas 17:14 (TB)* Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Akhirnya doa terkabul juga, namun sayangnya 10 orang yang sudah di sembuhkan: *hanya satu yang tahu berterimakasih kepada Allah yang telah mentahirkan*.(ayat:17,18).
Hal itu bisa juga terjadi kepada kehidupan iman kita, bahkan kita sering melupakan dan meremehkan belas kasihan Allah.
Saudaraku kekasih Kristus,marilah kita dalam hidup ini senantiasa bersyukur, berterimakasih kepada Allah dengan kita mewujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari hidup seturut firman Nya...amin
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Renungan pagi bertemakan:
*Tidak tahu berterimakasih*.
Dasar firman:
*Lukas 17:11-19*
Nats pembimbing:
*Lukas 17:17 (TB)* Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Saudaraku kekasih Kristus,penyakit kusta bagi orang Yahudi, merupakan sebuah penyakit yang dianggap sebagai hukuman atas dosa, karena itu orang kusta harus dikucilkan dari sesama yang merasa sehat jasmani.
Perjalanan pelayanan Yesus dari desa kedesa tidak berhenti, itulah suatu kenyataan bahwa Tuhan Yesus bekerja sampai sekarang:
*Yohanes 5:17 (TB)* Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Disitulah Yesus bertemu mereka yang menderita sakit kusta, karena Yesus berkenan juga ditemui bagi yang mencari Nya dalam sabdaNya:
*Roma 10:20 (TB)* Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku."
Saudaraku, orang-orang yang sakit kusta dengan kompak dan satu hati, berteriak minta tolong kepada Yesus: Yesus,Guru, *kasihanilah kami*.(ayat ke 13).
Mereka tidak minta disembuhkan, hanya memohon belas kasihan AllahNya, dengan berteriak jarak jauh , menjaga jarak kepada Allah yang Maha kudus.
Menyadari akan keberadaan diri, sebenarnya kitalah yang menderita sakit kusta rohani, yang membutuhkan tabib yang ajaib.
Kita harusnya bisa seperti 10 orang yang sakit kusta itu datang kepada Yesus dan mau datang dengan kerendahan hati memohon *belas kasihan Allah*.
Saudaraku dalam Kristus Yesus, mari kita kembali koreksi diri, bagaimana ketika kita butuh Tuhan Yesus ,kita sering meminta, memohon dengan mendikte Tuhan Yesus agar mengabulkan permohonan doa kita.
Perlu diketahui Tuhan Yesus sungguh berbelas kasihan kepada mereka yang sungguh-sungguh berharap kepadaNya sebagaimana si penderita kusta itu, sebab kasih setia Kristus selalu baru tiap hari:
*Ratapan 3:22-23 (TB)* Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
Sungguh luar biasa Allah kita berkenan menjawab doa dan permohonan, orang yang sakit kusta agar Tuhan Yesus berbelas kasih dan mau menyembuhkan dengan tidak mengulur -ulur waktuNya seperti dalam
*Lukas 17:14 (TB)* Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Akhirnya doa terkabul juga, namun sayangnya 10 orang yang sudah di sembuhkan: *hanya satu yang tahu berterimakasih kepada Allah yang telah mentahirkan*.(ayat:17,18).
Hal itu bisa juga terjadi kepada kehidupan iman kita, bahkan kita sering melupakan dan meremehkan belas kasihan Allah.
Saudaraku kekasih Kristus,marilah kita dalam hidup ini senantiasa bersyukur, berterimakasih kepada Allah dengan kita mewujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari hidup seturut firman Nya...amin
*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.
Komentar
Posting Komentar