1908 Rema: Memahitkan hati

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan malam ini bertema:

 *Memahitkan hati*

Dasar firmanNya dari:

 *Mazmur 106 : 32 - 33*
 *Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka;*
 *sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya.*


Mungkin ada dari kita yang masih ingat peristiwa air Meriba. Dimana bangsa Israel membuat Musa marah dan berbuat dosa dengan tidak menjaga kekudusan.
Tuhan gusar melihat Musa dan bangsa Israel sehingga upah yang diterima Musa adalah tidak dapat masuk tanah Kanaan.
Karena tidak ada air bangsa Israel “memahitkan” hati Musa dengan keluhan  sehingga ia tidak bisa mengendalikan diri untuk  melakukan dan mengatakan hal hal yang berdosa.

 *Bilangan 20 : 10*
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?"


Musa lupa dan mengeluarkan perkataan kesombongan, kemarahan, dan perintah Tuhan tidak dilakukan dengan benar.  Suatu keteledoran yang berakibat fatal.

Sekarang bagaimana dengan kita? Siapapun kita. Apakah kita pernah seperti bangsa Israel dalam kehidupan sehari hari di lingkungan keluarga, pekerjaan, masyarakat maupun di gereja atau persekutuan ?

1. Apakah kita pernah memahitkan hati suami ? Sehingga suami tidak bisa mengendalikan diri.

2. Apakah kita pernah memahitkan hati istri? Sehingga istri tidak bisa melayani dengan baik.

3. Apakah kita pernah memahitkan hati anak ? Sehingga anak tidak merespon kita dengan kasih.

4. Apakah kita pernah memahitkan hati orang tua? Sehingga orang tua merasa sedih tidak dihargai.

5. Apakah kita pernah memahitkan hati pimpinan, bawahan atau rekan kerja kita ? Sehingga mereka tidak bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik dengan kita.

6. Apakah kita pernah memahitkan hati saudara saudara dalam Kristus? Sehingga mereka sedih dan mundur dari persekutuan atau pelayanan.

Kalau jawaban kita adalah iya. Maka kita telah menggusarkan Tuhan Allah dengan perbuatan kita. Karena itu marilah bertobat meninggalkan kedagingan yang dapat memahitkan hati sesama. Berbalik hidup dalam kebenaran Tuhan. Hidup menghasilkan buah- buah Roh. Supaya hidup bisa menjadi berkat bagi sesama bukan menjadi penyebab berbuat dosa. Karena hidup ini milik Tuhan Yesus yang sudah menebus dosa dosa kita.

 *Galatia 5 : 24*
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

 *Galatia 6 : 8*
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Tetaplah bersemangat hidup dengan tidak memahitkan hati sesama tetapi hidup yang menghasilkan buah- buah Roh.
Sehingga kelak kita dapat diterima Tuhan Yesus untuk  hidup kekal bersamaNya. Amin

*PD Autopia Malang*
Wita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR