1896 Regi: Merasa di tinggalkan Allah

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.

Tema renungan pagi ini:

*Merasa di tinggalkan Allah*.

Dasar firman:

*Mazmur 13:2-3(TB)* (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
(13-3) Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?


Saudaraku kekasih Kristus, pernahkah dalam hati kita terbersit  pertanyaan seperti perikop  diatas?.

Saudaraku kekasih Kristus, firman diatas menceritakan Sang pemazmur Daud yang sedang mengalami kesedihan sampai kehilangan semangat dan harapan  untuk menentukan langkah.
Daud juga merasakan, bahwa Allah tidak hadir dan tidak bersedia  memberikan pertolongan.
Saudaraku...itulah keberadaan iman Daud saat itu, kita pun tidak jauh berbeda dengan Daud yang sedang berputus asa dan bingung menghadapi pergumulan hidup ini karena merasakan Allah tidak peduli dan membiarkan kita berjalan sendiri dalam mengatasi kesulitan hidup itu.
Kita berpikir seperti para murid ketika kapalnya diterjang ombak dan badai menganggap Yesus tidak perduli bahkan IA tetap tidur nyenyak di buritan kapal.
Para murid berteriak minta tolong kepada Yesus, yang dianggapnya tidak perduli

*Markus 4:38 (TB)*  Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"


Ingatlah saudaraku pepatah Jawa mengatakan : *Gusti Yesus ora tau sare*,( Tuhan Yesus tdk pernah terlelap dan tertidur)

*Mazmur 121:4 (TB)* Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.


Marilah kita instropeksi diri, dengan hati yang jujur mau mengakui bahwa sebenarnya *kitalah yang sering meninggalkan bahkan melupakan Allah*. Memang Allah kadang- kadang menyembunyikan wajahNya dari anak-anakNya sendiri, dan membiarkan kita meraba-raba di dalam kegelapan , sehingga kita merasakan saat itu tidak mendapat pertolongan dan kasihNya.
Saudaraku marilah kita belajar meneladani iman Daud yang akhirnya bangkit kembali terus berupaya mencari pertolongan Allah dan melekat kepada  Allah, sebagaimana

*Mazmur 91:14-15 (TB)* "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

Firman ini sungguh di imani oleh Daud, Apakah kita juga bisa seperti itu ketika menghadapi pergumulan hidup, penderitaan, kesengsaraan ataupun sakit penyakit.

Saudaraku yakinlah semua itu adalah proses dari Allah agar iman kita menjadi lebih murni dalam mengikut Nya dan yakinlah bahwa Allah mempunyai rencana yang indah bagi anak-anak yang dikasihiNya.
Allah kita tidak pernah tertidur, tapi sebaliknya iman kitalah yang sering tidur terlelap bahkan sengaja iman itu ditidurkan ( dinina bobokan, karena terbuai dan terlena dengan kesenangan duniawi).
Iman kita *baru bangun dan bangkit* ketika *terhentak* oleh musibah atau pergumulan yang sangat berat.
Kita belum bisa seperti iman 5 gadis yang bijaksana yang senantiasa berjaga-jaga agar bulinya tidak kehabisan minyak dalam menyambut sang mempelai agung.

*Matius 25:4 (TB)*  sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.


Saudaraku...Allah tak henti-hentinya mendidik iman kita agar tidak sombong dan merasa kuat:

*2 Korintus 12:7 (TB)* Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.


Juga pelatihan iman yang semuanya mendatangkan kebaikan:

*Ibrani 12:11 (TB)*  Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang *memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.*

Saudaku dalam Kristus, apabila kita mau sungguh -sungguh mencari pertolongan Allah dengan  *iman yang sejati kpd Allah*, maka Allah tidak akan mengulur-ulur waktunya untuk menolong kita, namun apakah kita memiliki iman seperti fimanNya dalam

Lukas 18:8 (TB)  Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, *adakah Ia mendapati iman di bumi?*

Saudaraku kekasih Kristus, marilah kita terus berjuang dan menyadari semua itu adalah proses  iman yang Allah berikan kepada kita agar kita memiliki iman yang murni,iman yang tangguh sehingga ketika  menghadapi badai kehidupan kita tidak merasa ditinggalkan Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua,amin.

*PD.Autopia Malang*
ernawati eliyus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR