1201Regi: Ujian Tuhan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan hari ini diambil dari:
Ulangan 8:2 (TB) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini *dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak*.
Dengan tema:
*Ujian Tuhan*
Kita ketahui kecenderungan manusia adalah mengikuti kehendaknya sendiri, yang belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.
Pelajaran Bangsa Israel dalam mengikut kehendak Tuhan, ternyata tidak semulus dengan apa yang ada dalam pikirannya.
Dari firman diatas ternyata ada kehendak Tuhan terhadap apa yang dilakukan kepada umatNya. Tuhan Allah ingin mengetahui sejauh mana ketaatan bangsa atau umat pilihanNya, sehingga cobaan ujian Allah perkenan untuk mengetahui kwalitas iman, ketekunan dan ketaat umat pilihanNya terhadap perintahNya.
Demikian juga kita yang sudah dipilih, diselamatkan dan ditebus dosa kita, Allah mempunyai maksud dan tujuan apakah kita tekun, taat dan setia terhadap firmanNya.
Cobaan ujian juga Allah perkenan untuk mengetahui seberapa besar iman kita, karena itu rasul Petrus mengajarkan agar kita bergembira bila Allah melakukan itu pada diri kita
1 Petrus 1:6-7 (TB) *Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana*, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Jadi sangat jelas tujuan Allah memperkenan kita mengalami pencobaan adalah untuk mengetahui kadar kwalitas kemurnian iman kita, apakah kita lebih mencintai Tuhan Allah kita lebih dari apapun atau sebaliknya cinta kita terhadap yang duniawi mengalahkan cinta dan kasih kita kepada Allah, jika hal itu yang ada dalam diri kita yaitu mencintai dunia lebih utama dari pada Allah maka kita adalah orang yang tidak layak untuk masuk kerajaan Allah.
Matius 10:37 (TB) *Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.*
Jadi jelas sekali lagi tujuan *ujian Tuhan* adalah untuk mengetahui sejauh mana kwalitas iman kita, karena itu sudah seharusnya kita lakukan dengan sungguh-sungguh bukan dengan bersungut-sungut, sebab Allah mengetahui siapa kita dan IA tidak membiarkan kita ketika mengalami pencobaan, tetapi justru DIA akan memberi kekuatan agar kita mampu menjalani ujian iman itu.
1 Korintus 10:13 (TB) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. *Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.*
Jika janji Allah sedemikian itu apakah yang harus kita ragukan, apa yang kita kuatirkan? Sebab dengan jelas dan tegas Allah akan memberikan kekuatan, lalu apakah kita tetap memakai akal budi dan kekuatan kita sendiri dalam menghadapi ujian iman ini, atau dengan sadar kita berserah, percaya mengandalkan Tuhan Yesus dalam penyelesaian masalah kita, supaya kita tidak susah sendiri !
Ingat sabda Tuhan Yesus yang demikian
Matius 11:28-29 (TB) *Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.*
Jadi sangat jelas walau Allah memberikan ujian iman, kalau kita mau datang dan menyerahkan beban kita kepada Tuhan Yesus, maka IA akan memberi kelegaan dan jiwa kita mendapat ketenangan.
Pilihan dan keputusan ada pada kita, karena itu mohon agar Roh Kudus berkenan memberikan hikmat sehingga kita tidak salah menentukan pilihan ketika menghadapi *Ujian Tuhan*, yang dampak keputusan adalah kita yang merasakan.
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
20112017
Wibisono
Ulangan 8:2 (TB) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini *dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak*.
Dengan tema:
*Ujian Tuhan*
Kita ketahui kecenderungan manusia adalah mengikuti kehendaknya sendiri, yang belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus.
Pelajaran Bangsa Israel dalam mengikut kehendak Tuhan, ternyata tidak semulus dengan apa yang ada dalam pikirannya.
Dari firman diatas ternyata ada kehendak Tuhan terhadap apa yang dilakukan kepada umatNya. Tuhan Allah ingin mengetahui sejauh mana ketaatan bangsa atau umat pilihanNya, sehingga cobaan ujian Allah perkenan untuk mengetahui kwalitas iman, ketekunan dan ketaat umat pilihanNya terhadap perintahNya.
Demikian juga kita yang sudah dipilih, diselamatkan dan ditebus dosa kita, Allah mempunyai maksud dan tujuan apakah kita tekun, taat dan setia terhadap firmanNya.
Cobaan ujian juga Allah perkenan untuk mengetahui seberapa besar iman kita, karena itu rasul Petrus mengajarkan agar kita bergembira bila Allah melakukan itu pada diri kita
1 Petrus 1:6-7 (TB) *Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana*, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Jadi sangat jelas tujuan Allah memperkenan kita mengalami pencobaan adalah untuk mengetahui kadar kwalitas kemurnian iman kita, apakah kita lebih mencintai Tuhan Allah kita lebih dari apapun atau sebaliknya cinta kita terhadap yang duniawi mengalahkan cinta dan kasih kita kepada Allah, jika hal itu yang ada dalam diri kita yaitu mencintai dunia lebih utama dari pada Allah maka kita adalah orang yang tidak layak untuk masuk kerajaan Allah.
Matius 10:37 (TB) *Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.*
Jadi jelas sekali lagi tujuan *ujian Tuhan* adalah untuk mengetahui sejauh mana kwalitas iman kita, karena itu sudah seharusnya kita lakukan dengan sungguh-sungguh bukan dengan bersungut-sungut, sebab Allah mengetahui siapa kita dan IA tidak membiarkan kita ketika mengalami pencobaan, tetapi justru DIA akan memberi kekuatan agar kita mampu menjalani ujian iman itu.
1 Korintus 10:13 (TB) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. *Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.*
Jika janji Allah sedemikian itu apakah yang harus kita ragukan, apa yang kita kuatirkan? Sebab dengan jelas dan tegas Allah akan memberikan kekuatan, lalu apakah kita tetap memakai akal budi dan kekuatan kita sendiri dalam menghadapi ujian iman ini, atau dengan sadar kita berserah, percaya mengandalkan Tuhan Yesus dalam penyelesaian masalah kita, supaya kita tidak susah sendiri !
Ingat sabda Tuhan Yesus yang demikian
Matius 11:28-29 (TB) *Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.*
Jadi sangat jelas walau Allah memberikan ujian iman, kalau kita mau datang dan menyerahkan beban kita kepada Tuhan Yesus, maka IA akan memberi kelegaan dan jiwa kita mendapat ketenangan.
Pilihan dan keputusan ada pada kita, karena itu mohon agar Roh Kudus berkenan memberikan hikmat sehingga kita tidak salah menentukan pilihan ketika menghadapi *Ujian Tuhan*, yang dampak keputusan adalah kita yang merasakan.
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
20112017
Wibisono
Komentar
Posting Komentar