1183 Regi: Menyangkal Diri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan hari ini:
*MENYANGKAL DIRI*
Dasar firmannya dari:
Lukas 14:33 (TB) *Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku*.
Saudaraku terkasih dalam Kristus,kecenderung-an manusia memang egois, maunya hanya memikirkan kepentingannya sendiri,sulit untuk memikirkan kepentingan orang lain,karena manusia memang makhluk individu.
Mereka lupa bahwa manusia itu juga makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat bersama orang-orang lain. Dirinya disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Prioritas kegiatannya adalah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya atau mengejar kedudukan dan pangkat,seolah-olah tanpa semua itu hidupnya tidak berarti atau tidak bergengsi.
Oleh karena itu upaya untuk menyangkal diri sebagai syarat mutlak mengikut Yesus diabaikan atau mengalami hambatan bahkan sering tidak dilakukan. Firman Tuhan mengingatkan kita:
Lukas 9:23 (TB) *Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.*
Manusia cenderung cinta diri sendiri,sulit untuk memikirkan kepentingan orang lain. Ini bertentangan dengan firman Allah:
Filipi 2:4 (TB) *dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.*
Nah,harus bagaimana kita? Firman Allah yang mendasari renungan ini jelas menyatakan kehendak Allah pada semua manusia tanpa kecuali,termasuk diri kita *agar mau melepaskan diri dari segala yang kita miliki*dan *menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah,Tuhan kita Yesus Kristus*, artinya menempatkan Tuhan Yesus di tempat yang utama, yaitu di atas segala kepentingan pribadi.
Kalau cinta kita kepada keluarga atau pada pangkat dan kedudukan kita di dalam masyarakat lebih besar dari cinta kita kepada Tuhan Yesus, maka kita sungguh-sungguh tidak layak menjadi murid atau pengikut Yesus.
Jangan kita sembrono dengan mudah mengatakan jika sudah percaya kepada Yesus pasti akan selamat. Ini adalah pemikiran yang dangkal dan tidak layak di hadirat Allah.
Kita baru akan layak dan benar di hadirat-Nya , jika kita benar-benar melakukan segala perintah Allah kepada kita yaitu *mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita*sebagaimana firman-Nya yang tertulis dalam:
Markus 12:30-31 (TB) *Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.*
Yesus telah memberikan teladan yang sempurna kepada kita, DIA taat dan setia pada perintah Bapa-Nya sampai wafat disalib untuk menebus dosa semua manusia.Yesus telah menyangkal diri dan memanggul salib tanpa mengeluh dan tanpa bersungut-sungut.
Sebagai murid Yesus kita *wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup*
1 Yohanes 2:6 (TB) *Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.*
Menyangkal diri berarti melepaskan segala kepentingan dan kesenangan diri sendiri, meninggalkan apapun yang kita cintai.Tuhan Yesuslah teladan utama kita.
Jika menyangkal diri memikul salib itu kita lakukan berdasarkan kriteria dari Allah yaitu dengan *menjaga kekudusan hidup*,maka kita akan dapat menerima berkat keselamatan kekal dari-Nya.
Pertanyaannya sekarang "Sudahkah kita menyangkal diri dan memanggul salib setiap hari ,setiap waktu seperti Tuhan Yesus telah melakukannya?"
Mari kita terus berjuang menjadi pelaku-pelaku firman Allah, bukan hanya pendengar.
Allah Bapa menyertai dan memberkati kita semua. *Selamat berjuang menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus*
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD Autopia Malang*
10112017
Susi Indung
Tema renungan hari ini:
*MENYANGKAL DIRI*
Dasar firmannya dari:
Lukas 14:33 (TB) *Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku*.
Saudaraku terkasih dalam Kristus,kecenderung-an manusia memang egois, maunya hanya memikirkan kepentingannya sendiri,sulit untuk memikirkan kepentingan orang lain,karena manusia memang makhluk individu.
Mereka lupa bahwa manusia itu juga makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat bersama orang-orang lain. Dirinya disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Prioritas kegiatannya adalah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya atau mengejar kedudukan dan pangkat,seolah-olah tanpa semua itu hidupnya tidak berarti atau tidak bergengsi.
Oleh karena itu upaya untuk menyangkal diri sebagai syarat mutlak mengikut Yesus diabaikan atau mengalami hambatan bahkan sering tidak dilakukan. Firman Tuhan mengingatkan kita:
Lukas 9:23 (TB) *Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.*
Manusia cenderung cinta diri sendiri,sulit untuk memikirkan kepentingan orang lain. Ini bertentangan dengan firman Allah:
Filipi 2:4 (TB) *dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.*
Nah,harus bagaimana kita? Firman Allah yang mendasari renungan ini jelas menyatakan kehendak Allah pada semua manusia tanpa kecuali,termasuk diri kita *agar mau melepaskan diri dari segala yang kita miliki*dan *menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah,Tuhan kita Yesus Kristus*, artinya menempatkan Tuhan Yesus di tempat yang utama, yaitu di atas segala kepentingan pribadi.
Kalau cinta kita kepada keluarga atau pada pangkat dan kedudukan kita di dalam masyarakat lebih besar dari cinta kita kepada Tuhan Yesus, maka kita sungguh-sungguh tidak layak menjadi murid atau pengikut Yesus.
Jangan kita sembrono dengan mudah mengatakan jika sudah percaya kepada Yesus pasti akan selamat. Ini adalah pemikiran yang dangkal dan tidak layak di hadirat Allah.
Kita baru akan layak dan benar di hadirat-Nya , jika kita benar-benar melakukan segala perintah Allah kepada kita yaitu *mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita*sebagaimana firman-Nya yang tertulis dalam:
Markus 12:30-31 (TB) *Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.*
Yesus telah memberikan teladan yang sempurna kepada kita, DIA taat dan setia pada perintah Bapa-Nya sampai wafat disalib untuk menebus dosa semua manusia.Yesus telah menyangkal diri dan memanggul salib tanpa mengeluh dan tanpa bersungut-sungut.
Sebagai murid Yesus kita *wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup*
1 Yohanes 2:6 (TB) *Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.*
Menyangkal diri berarti melepaskan segala kepentingan dan kesenangan diri sendiri, meninggalkan apapun yang kita cintai.Tuhan Yesuslah teladan utama kita.
Jika menyangkal diri memikul salib itu kita lakukan berdasarkan kriteria dari Allah yaitu dengan *menjaga kekudusan hidup*,maka kita akan dapat menerima berkat keselamatan kekal dari-Nya.
Pertanyaannya sekarang "Sudahkah kita menyangkal diri dan memanggul salib setiap hari ,setiap waktu seperti Tuhan Yesus telah melakukannya?"
Mari kita terus berjuang menjadi pelaku-pelaku firman Allah, bukan hanya pendengar.
Allah Bapa menyertai dan memberkati kita semua. *Selamat berjuang menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus*
Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD Autopia Malang*
10112017
Susi Indung
Komentar
Posting Komentar