917 Rensi: Hidup Untuk Siapa
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan diambil dari
2 Korintus 8:5 (BIMK) *Mereka memberi jauh lebih dari yang kami harapkan. Mereka mula-mula menyerahkan diri kepada Tuhan, kemudian kepada kami juga, sesuai dengan kehendak Allah.*
Dengan tema:
*HIDUP UNTUK SIAPA*
Saat penciptaan manusia pertama, ia berasal dari tanah,kemudian dianugerahi roh dan ditiupkan nafas kehidupan, sehingga manusia menjadi hidup.
Berarti ada dua elemen penting, yakni badan jasmaniah yang fana berasal dari tanah, dan roh kehidupan yang kekal berasal dari Allah. Jika kelak kita dipanggil pulang, badan yang berasal dari tanah ini akan kembali ke tanah, sementara roh kita yang titipan ini pun akan kembali kepada Allah.
Allah yang memiliki kita ini, berkenan membuat kita lahir di dunia! Ajaib dan luar biasa. Allah yang mengenal kita sejak sebelum dilahirkan dan akan tetap mengenal kita, IA memiliki maksud tertentu dengan menciptakan kita, seperti firmanNya di
Yeremia 1:5 (TB) *"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."*
Ada di antara kita yang sadar diri dengan melakukan perawatan fisik, misalnya berolahraga, mengonsumsi asupan gizi seimbang, melakukan spa, dan sebagainya. Jika tubuh jasmani yang fana saja diperhatikan, mestinya secara rohani terlebih lagi. Namun, umumnya kita kurang memperhatikan kebutuhan rohani ini. Kita hanya mengejar kebutuhan jasmani atau duniawi saja. Padahal, hal-hal yang bersifat jasmani itu kelak akan kita tinggalkan di dunia ini. Artinya, hal yang bersifat keduniawian dan kebendaan itu hanya membantu saat kita berada di dunia, tetapi sama sekali tidak membantu untuk keselamatan kekal.
Kita sudah mengerti, memahami, dan memaklumi kondisi tersebut. Namun, saat kita hidup dan menjalani kehidupan ini yang dominan adalah untuk mempersiapkan kehidupan jasamani, kehidupan badani. Kita mengejar kekayaan duniawi dengan bekerja keras dan melakukan segala upaya agar kebutuhan tersebut terpenuhi secara maksimal. Bahkan, kita seolah kekurangan waktu! Kita sering lupa bahwa saat kita lahir, itu adalah kehendak Allah. Lalu suatu saat jika mati, itu pun kehendak Allah. Kita tidak bisa menolak kapan pun Allah memanggil kita, bukan? Kita tidak bisa memperpanjang sehasta saja umur kita.
Lukas 12:25 (VMD) *Siapa di antara kamu dapat memperpanjang sedikit saja hidupnya karena khawatir?*
Selama kita hidup, di antara kelahiran dan kematian itu, yang kita lakukan adalah menomorsatukan kehidupan jasmani. Padahal, hidup itu sendiri adalah atas kehendak Allah dan anugerah-Nya semata. Nah, apa yang seharusnya kita kejar? Bukan hal-hal yang bersifat dunia, bukan harta dunia ini melainkan harta surgawi yang lebih bersifat kekal.
Matius 6:33 (VMD) *Jadi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan lakukanlah hal-hal yang baik yang dikehendaki-Nya. Sesudah itu semua yang lain yang kamu butuhkan akan diberikan kepadamu.*
Allah sangat bertanggung jawab atas kehidupan kita. Jika kita menomorsatukan mencari Allah,maka semua akan ditambahkan kepada kita. Jika dasar Sabda di atas adalah
*Menyerahkan diri kepada Tuhan sesuai dengan kehendak Allah* berarti Tuhan memang menghendaki kita menyerahkan diri kepada-Nya agar sepanjang hidup ini bermanfaat bagi kemuliaan nama-Nya. Mengasihi sesama, memedulikan sesama, bukan lagi memprioritaskan ego dengan hanya mengejar harta kekayaan untuk kepentingan pribadi. Harta dunia yang mati-matian kita cari dengan susah payah itu tidak menyelamatkan nyawa kita.
Hidup ini untuk siapa? Untuk kepentingan Tuhan ataukah untuk pribadi kita?
Tuhan Yesus membersamai dan memberkati kita sehingga lebih arif untuk menyikapi hidup ini. Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
29062017
Ninik S Rahayu
Renungan diambil dari
2 Korintus 8:5 (BIMK) *Mereka memberi jauh lebih dari yang kami harapkan. Mereka mula-mula menyerahkan diri kepada Tuhan, kemudian kepada kami juga, sesuai dengan kehendak Allah.*
Dengan tema:
*HIDUP UNTUK SIAPA*
Saat penciptaan manusia pertama, ia berasal dari tanah,kemudian dianugerahi roh dan ditiupkan nafas kehidupan, sehingga manusia menjadi hidup.
Berarti ada dua elemen penting, yakni badan jasmaniah yang fana berasal dari tanah, dan roh kehidupan yang kekal berasal dari Allah. Jika kelak kita dipanggil pulang, badan yang berasal dari tanah ini akan kembali ke tanah, sementara roh kita yang titipan ini pun akan kembali kepada Allah.
Allah yang memiliki kita ini, berkenan membuat kita lahir di dunia! Ajaib dan luar biasa. Allah yang mengenal kita sejak sebelum dilahirkan dan akan tetap mengenal kita, IA memiliki maksud tertentu dengan menciptakan kita, seperti firmanNya di
Yeremia 1:5 (TB) *"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."*
Ada di antara kita yang sadar diri dengan melakukan perawatan fisik, misalnya berolahraga, mengonsumsi asupan gizi seimbang, melakukan spa, dan sebagainya. Jika tubuh jasmani yang fana saja diperhatikan, mestinya secara rohani terlebih lagi. Namun, umumnya kita kurang memperhatikan kebutuhan rohani ini. Kita hanya mengejar kebutuhan jasmani atau duniawi saja. Padahal, hal-hal yang bersifat jasmani itu kelak akan kita tinggalkan di dunia ini. Artinya, hal yang bersifat keduniawian dan kebendaan itu hanya membantu saat kita berada di dunia, tetapi sama sekali tidak membantu untuk keselamatan kekal.
Kita sudah mengerti, memahami, dan memaklumi kondisi tersebut. Namun, saat kita hidup dan menjalani kehidupan ini yang dominan adalah untuk mempersiapkan kehidupan jasamani, kehidupan badani. Kita mengejar kekayaan duniawi dengan bekerja keras dan melakukan segala upaya agar kebutuhan tersebut terpenuhi secara maksimal. Bahkan, kita seolah kekurangan waktu! Kita sering lupa bahwa saat kita lahir, itu adalah kehendak Allah. Lalu suatu saat jika mati, itu pun kehendak Allah. Kita tidak bisa menolak kapan pun Allah memanggil kita, bukan? Kita tidak bisa memperpanjang sehasta saja umur kita.
Lukas 12:25 (VMD) *Siapa di antara kamu dapat memperpanjang sedikit saja hidupnya karena khawatir?*
Selama kita hidup, di antara kelahiran dan kematian itu, yang kita lakukan adalah menomorsatukan kehidupan jasmani. Padahal, hidup itu sendiri adalah atas kehendak Allah dan anugerah-Nya semata. Nah, apa yang seharusnya kita kejar? Bukan hal-hal yang bersifat dunia, bukan harta dunia ini melainkan harta surgawi yang lebih bersifat kekal.
Matius 6:33 (VMD) *Jadi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan lakukanlah hal-hal yang baik yang dikehendaki-Nya. Sesudah itu semua yang lain yang kamu butuhkan akan diberikan kepadamu.*
Allah sangat bertanggung jawab atas kehidupan kita. Jika kita menomorsatukan mencari Allah,maka semua akan ditambahkan kepada kita. Jika dasar Sabda di atas adalah
*Menyerahkan diri kepada Tuhan sesuai dengan kehendak Allah* berarti Tuhan memang menghendaki kita menyerahkan diri kepada-Nya agar sepanjang hidup ini bermanfaat bagi kemuliaan nama-Nya. Mengasihi sesama, memedulikan sesama, bukan lagi memprioritaskan ego dengan hanya mengejar harta kekayaan untuk kepentingan pribadi. Harta dunia yang mati-matian kita cari dengan susah payah itu tidak menyelamatkan nyawa kita.
Hidup ini untuk siapa? Untuk kepentingan Tuhan ataukah untuk pribadi kita?
Tuhan Yesus membersamai dan memberkati kita sehingga lebih arif untuk menyikapi hidup ini. Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
29062017
Ninik S Rahayu
Komentar
Posting Komentar