884 Regi: Doa
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Machiah.
Tema renungan pagi hari ini adalah:
*Doa*
Dasar firmannya dari:
*1 Tesalonika 5: 17 Tetaplah berdoa.*
Dalam suatu kotbahnya, Rev. Rosemary Aldis menceritakan kisah nyata tentang pelayanan seorang pendeta barat di China yang ketika harus melewati padang gurun pada tengah malam, tiba-tiba ada sesuatu dalam hatinya yang menyebabkan dia berhenti dan turun dari kudanya, kemudian *bersimpuh, sujud dan berdoa.* Setelah beberapa saat *berdoa*, diapun melanjutkan perjalanannya.
Pada siang harinya pendeta ini berhenti di sebuah tempat yang ramai untuk makan siang dan beristirahat sejenak di sebuah warung, namun ketika tengah menikmati kudapannya, ada seorang yang mendatanginya. Wajahnya bengis cenderung menyeramkan, tetapi ketika menyapa suaranya ramah dan penuh hormat: "Bapa, siapakah engkau sebenarnya?" belum lagi sempat dijawab dia melanjutkan: "Ketahuilah, tadi malam aku dan kawananku hendak merampok engkau, tetapi ketika engkau turun dari kuda dan bersujd, kami melihat cahaya yang sangat berkilau yang mengitari tubuhmu, sehingga kami takut dan lari."
Kisah nyata di atas menekankan kepada kita akan *pentingnya bertekun dalam doa*, sebagaimana disebutkan pada
*Roma 12: 12* "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan *bertekunlah dalam doa!*"
Dalam *memanjatkan doa*, sikap yang benar haruslah *dengan mengucap syukur*, seperti:
*Kolose 4: 2* "Hendaklah kamu *tetap tekun berdoa* sambil berjaga-jaga dan *mengucap syukur dalam doamu itu*." (Shellabear, 2000).
Marilah memiliki sikap *tekun berdoa dengan mengucap syukur* dalam doa kita, karena telah nyata bahwa:
*DOA DENGAN UCAPAN SYUKUR MENYELAMATKAN KITA DARI SEGALA MACAM BAHAYA.*
Kiranya Roh Kudus membuka hati, pikiran dan roh kita untuk senantiasa tekun berdoa,sebab doa yang benar besar kuasanya.
Selamat beraktivitas,Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD Autopia Malang*
14062017
GunawanWibisono
Tema renungan pagi hari ini adalah:
*Doa*
Dasar firmannya dari:
*1 Tesalonika 5: 17 Tetaplah berdoa.*
Dalam suatu kotbahnya, Rev. Rosemary Aldis menceritakan kisah nyata tentang pelayanan seorang pendeta barat di China yang ketika harus melewati padang gurun pada tengah malam, tiba-tiba ada sesuatu dalam hatinya yang menyebabkan dia berhenti dan turun dari kudanya, kemudian *bersimpuh, sujud dan berdoa.* Setelah beberapa saat *berdoa*, diapun melanjutkan perjalanannya.
Pada siang harinya pendeta ini berhenti di sebuah tempat yang ramai untuk makan siang dan beristirahat sejenak di sebuah warung, namun ketika tengah menikmati kudapannya, ada seorang yang mendatanginya. Wajahnya bengis cenderung menyeramkan, tetapi ketika menyapa suaranya ramah dan penuh hormat: "Bapa, siapakah engkau sebenarnya?" belum lagi sempat dijawab dia melanjutkan: "Ketahuilah, tadi malam aku dan kawananku hendak merampok engkau, tetapi ketika engkau turun dari kuda dan bersujd, kami melihat cahaya yang sangat berkilau yang mengitari tubuhmu, sehingga kami takut dan lari."
Kisah nyata di atas menekankan kepada kita akan *pentingnya bertekun dalam doa*, sebagaimana disebutkan pada
*Roma 12: 12* "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan *bertekunlah dalam doa!*"
Dalam *memanjatkan doa*, sikap yang benar haruslah *dengan mengucap syukur*, seperti:
*Kolose 4: 2* "Hendaklah kamu *tetap tekun berdoa* sambil berjaga-jaga dan *mengucap syukur dalam doamu itu*." (Shellabear, 2000).
Marilah memiliki sikap *tekun berdoa dengan mengucap syukur* dalam doa kita, karena telah nyata bahwa:
*DOA DENGAN UCAPAN SYUKUR MENYELAMATKAN KITA DARI SEGALA MACAM BAHAYA.*
Kiranya Roh Kudus membuka hati, pikiran dan roh kita untuk senantiasa tekun berdoa,sebab doa yang benar besar kuasanya.
Selamat beraktivitas,Tuhan Yesus memberkati kita, amin.
*PD Autopia Malang*
14062017
GunawanWibisono
Komentar
Posting Komentar