41956 Regi : MENGHADAPI MASALAH YANG BERAT
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Tema renungan pagi ini:
*MENGHADAPI MASALAH YANG BERAT*
Bacaan firman dari
*Matius 26:36-46*
*Nats: Matius 26:36b*
"Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: 'Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.'"
Getsemani adalah sebuah taman dikaki bukit Zaitun, di taman ini Tuhan Yesus menghabiskan malam terakhirnya sebelum Yudas Iskariot murid yang mengkhianati-Nya datang beserta segerombolan orang yang membawa pedang dan pentungan untuk menangkap diri-Nya.
Getsemani sebenarnya adalah alat memeras buah zaitun. Selaras dengan arti namanya, yaitu alat memeras atau pengirik, getsemani seringkali dijadikan sebagai lambang pencobaan yang sangat menekan, masalah hidup yang berat. Ketika menghadapi masalah atau pencobaan yang menekan biasanya orang-orang Israel pergi ke taman itu untuk berdoa.
Lokasi taman ini, karena berada di daerah perbukitan, selain banyak sekali pohon zaitun yang tumbuh subur dan udaranya yang sejuk, suasana di taman Getsemani sangat tenang, sehingga cocok sekali bagi orang untuk berdoa di sana. Bukankah kita memerlukan ketenangan agar dapat berdoa? "...jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."
*1 Petrus 4:7b*
Selain taman tersebut dipenuhi pohon zaitun yang getahnya mengeluarkan aroma wangi yang khas, sehingga ketika angin berhembus maka keharuman akan memenuhi kawasan tersebut. Itulah sebabnya sebagian besar orang menyakralkan taman getsemani ini, apalagi di tempat ini Tuhan Yesus menghabiskan malam terakhir-Nya menjelang hari-hari penyaliban.
Pelajaran apa yang didapat melalui kisah di taman Getsemani ini?
1.Tidak menutupi masalah yang dihadapi.
Ketika menghadapi pergumulan hidup yang berat, dalam keadaannya sebagai manusia, Yesus tidak menutup-nutupi kegundahan hatinya. Ia dengan jujur mengakui kelemahan jasmani-Nya kala menanggung pergumulan yanga berat. "Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: 'Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.'"
*Matius 26:37-38*
Meski secara jasmani Yesus tampak lemah namun Ia kuat secara rohani. Kita seringkali bersikap sebaliknya, ketika menghadapi pergumulan berat dengan segala kepura-puraan kita menutupi kenyataan yang ada, kita tidak mau disebut lemah, kita merasa gengsi mengakuinya.
2.Tidak lari dari masalah:
Ketika menghadapi pergumulan yang berat Yesus tidak lari dari kenyataan, tapi Ia menerimanya sebagai bagian dari proses, karena itu Ia belajar taat kepada kehendak Bapa daripada kehendak-Nya sendiri. "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
*Matius 26:39*
Terkadang ketika menghadapi pergumulan hidup yang berat kita cenderung lari dari masalah dan berusaha mencari jalan keluar sendiri, lalu kita marah, menyalahkan keadaan dan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Yesus memberikan satu teladan, yaitu ketika dalam pergumulan yang berat Ia segera bersimpuh untuk berdoa dan belajar untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya. Itulah yang membuat Yesus tetap kuat menanggung-Nya dan dengan penuh kerelaan hati menjalani prosesnya.
3.Perlu sahabat dalam menyelesaikan masalah.
Sebagai manusia Yesus membutuhkan teman untuk berbagi beban, karena itu Ia mengajak Petrus dan kedua anak Zebedeus (Yakobus dan Yohanes) untuk menemani-Nya berdoa di taman Getsemani.
Yesus hendak menekankan bahwa dalam kodratnya sebagai manusia seharusnya saling menguatkan, menopang dan memerhatikan satu-sama lain. Seperti nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri."
*Galatia 6:2-5*
Tidaklah salah berbagi beban sebab kita tidak dapat hidup sendiri, kita butuh orang lain untuk memotivasi dan membangkitkan semangat agar tidak lemah, karena "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!"
*Pengkhotbah 4:9-10*
4.Doa adalah kunci kekuatan dalam menghadapi pergumulan hidup yang berat!
*Matius 26:41 (TB)*
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Jelas Tuhan Yesus menghendaki agar kita tekun dalam doa, agar melalui doa kita dikuatkan dan dimampukan Tuhan dapat mengatasi masalah yang dihadapi tanpa digentarkan sedikitpun.
Saudara, kita sudah memasuki Minggu prapaskah keempat, semoga kita bisa lebih memahami dan ikut merasakan beban berat Yesus saat itu, selain itu kita dapat meneladani Yesus bagaimana dalam menghadapi masalah yang berat. Amin.
*PD Autopia Malang*
_eddy mulyono_
Komentar
Posting Komentar