3191 Regi : BAU YANG HARUM
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan pagi ini dengan tema:
*BAU YANG HARUM*
Dasar firmanNya Dar
*2 Korintus 2:12-17*
Nats
*2 Korintus 2:15* "Sebab bagi Allah, kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa"
Kita mungkin pernah mendengar peribahasa _gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama (tentunya nama yang harum bukan nama yang busuk)_
Itulah masing masing yang hidup meninggalkan kelebihannya setelah mereka tiada. Bagi manusia kehidupan yang baik nilainya melebihi dari harta kekayaan
*Amsal 22:1* Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
Sebagai orang percaya kehidupan kita selayaknya menjadi persembahan yang harum di hadapan Tuhan Yesus.
Kita juga harus bisa membawa keharuman kapan pun dan di mana pun kita berada.
*Mengapa kita menjadi bau yang harum?* Karena kita bukan lagi hamba dosa: hidup kita sudah ditebus dan disucikan melalui darah Kristus di kayu salib:
*1Petrus1:18,19* "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."
Saudara, minyak yang harum terkadang dipilih menjadi bahan persembahan, seperti minyak narwastu yang dibawa seorang perempuan, yang wadahnya dipecah dan minyaknya dicurahkan ke atas kepala Yesus.
*Markus 14:3 (TB)* Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Pada zaman itu minyak narwastu adalah minyak istimewa dan berharga sangat mahal, yaitu 300 dinar.
Kita bandingkan dengan upah seorang pekerja waktu itu, satu hari satu dinar. Jadi bisa dibayangkan betapa mahal dan berharganya minyak narwastu itu.
Minyak narwastu yang mahal harganya tersebut dipakai perempuan itu untuk meminyaki Tuhan Yesus sosok yang dikagumi dan dihormati.
_Ini menunjukkan sikap kehidupan seseorang yang mempermuliakan, meninggikan, mengagungkan, dan menghormati Tuhan Yesus, agar menyenangkan hatiNya._
Tuhan Yesus Kristus rela mati mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib, menjadi dupa harum dihadapan Allah Bapa, dan bagi manusia. Semua itu bukan hanya menyelamatkan hidup kita, tapi juga supaya kita yang sudah diselamatkan-Nya juga meneladani-Nya.
*1Petrus 2:21*
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Mempermuliakan Tuhan berarti hidup menyenangkan hati Tuhan Yesus, menjadi persembahan harum di hadapan-Nya dan membawa keharuman hidup bagi dunia ini, menjadi saksi di mana pun dan kapan pun.
Namun sangat disayangkan zaman akhir ini banyak orang Kristen yang hidupnya belum bisa mempermuliakan dan mengharumkan nama Tuhan Yesus, diibaratkan sebagai miyak yang masih tersimpan di dalam buli-buli, belum dipecahkan dan dicurahkan.
*Belum dipecahkan artinya* seseorang yang katanya percaya namun kehidupanya tak mau membayar harga, tak mau dibentuk, tak mau diremukkan kedagingannya atau tak mau menanggalkan manusia lamanya.
Saudara mari kita membawa keharuman NamaNYA dalam hidup kita sebagai anak Allah yang penuh kasih, Rasul Paulus menasehati dalam,
*Efesus 5:1-2 (TB)* Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Selamat pagi semangat mengharumkan nama Tuhan Yesus sampai akhir hidup kita. Amin!!
*PD Autopia Malang*
_eddy mulyono_
Komentar
Posting Komentar