3187 Regi : ANAK YANG MENG-HAMBA-KAN DIRI
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.
Renungan Pagi kita hari ini dengan tema
*ANAK YANG MENG-HAMBA-KAN DIRI*
Dasar firmanNya dari
*Yohanes 1:12* (TB)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Kata *menerima*, pada ayat di atas mengandung arti *ada kemauan atau usaha* untuk percaya. Untuk menjadi anak Allah, seseorang harus *menerima* Kristus.
Dalam Injil Yohanes pasal 1, jati diri Kristus dijelaskan dengan sedemikian gamblang, Yesus adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Dia juga adalah penyataan sempurna tentang sifat dan kepribadian Allah.
Di dalam Yesus, Allah menjadi manusia, yaitu memiliki sifat manusia, tetapi tanpa dosa. Tubuh berdarah daging, tetapi Roh-Nya adalah Roh Allah.
Kristus meninggalkan sorga dan menjadi manusia melalui kelahiran yang manusiawi pula.
Dari Pribadi yang penuh kuasa, kemuliaan dan tak terbatas, menjadi Pribadi yang "terbatas ruang dan waktu.."
*Filipi 2:6-7* (TB)
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang HAMBA, dan MENJADI SAMA dengan manusia.
Kristus yang Agung dan mulia itu mau, rela dan ikhlas menjadi hamba. Hamba dalam arti yang sebenarnya..! Hamba yang taat sepenuhnya menjalankan perintah Bapa dengan sempurna. Sebagai Anak tapi tidak menganggap berstatus anak, malah memposisikan diri sebagai hamba.. Kristus memberikan teladan bagaimana melakukan penyangkalan diri. Tidak hanya mengucapkan saja, tapi lebih dulu menjalani dan melakukannya dengan sungguh-sungguh.
*Matius 16:24* (TB)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus *MENYANGKAL DIRINYA,* memikul salibnya dan mengikut Aku.
Dengan sadar posisi antara hamba dengan tuan, maka selain bersyukur karena kita telah "otomatis" menjadi anak-anak Allah karena percaya dan menerima Kristus, kita juga harus bersiap menyangkal diri serta rela menjadi hamba Allah.
Hamba yang siap bekerja keras tanpa upah, karena sesungguhnya kita ini adalah budak belian yang sudah dibeli dan sudah dibayar-Nya dengan lunas.
*1 Korintus 6:20* (TB)
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Inilah dasar di mana seharusnya kita sudah berstatus hamba-hamba Allah, seperti Kristus dalam Fil 2:6 tadi, yang "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan.." Dia dengan rela dan tulus meletakkan dan meninggalkan "status" terhormatNya dan meleburkan diri menjadi hamba..
Bagaimana dengan kita?
Apakah status sebagai anak-anak Allah telah membuat kita berbangga diri?
Membuat seolah-olah Allah harus menuruti segala permintaan kita?
Berhitung untung rugi denganNya?
Saudara terkasih, mari semakin berupaya membuang kebanggaan diri kita dan menganggap diri sebagai hamba-hamba Allah, yang harus melakukan setiap tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab, dengan takut dan hormat, karena Dialah sesungguhnya Tuan kita, Tuan yang memiliki segala yang kita punyai, termasuk nafas hidup dan kekuatan kita. Tuan yang Maha Adil, yang pasti memberi upah sesuai dengan apa yang kita lakukan.
*Lukas 17:10* (TB)
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: _Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."_
Selamat Pagi, Selamat Beribadah
Tetap bersemangatt..!
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Komentar
Posting Komentar