3179 Regi : Dari Saulus Menjadi Paulus
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua ha Maschiach.
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Judul renungan pagi ini adalah:
*Dari Saulus Menjadi Paulus*
Bacaan Alkitab:
*Kisah Para Rasul 7: 54-60*
Nats:
*Kisah Rasul 7: 54*
Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Para kekasih Kristus, mengapakah anggota-anggota Mahkamah Agama itu sangat marah dan tertusuk hatinya oleh karena Stefanus?
Hal itu dikarenakan perkataan pemuda yang belum genap berusia tiga puluh tahun itu, begini:
“Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu.”
*Kisah Rasul 7: 51*
Kemudian mereka menyeret Stefanus keluar kota, lalu melemparinya dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang laki-laki berusia 30 tahunan bernama Saulus, yang memandang Stefanus dengan penuh kebencian hingga dengan tega membiarkan Stefanus mati sebagai martir di depan matanya. Saulus adalah orang Farisi penganiaya umat Kristen terkemuka pada saat itu. Ia menghadap Imam Besar meminta surat kuasa untuk menangkapi para pengikut Kristus. Namun di tengah perjalanannya ke Damsyik untuk menemui majelis-majelis Yahudi, di jalan dia dikelilingi cahaya memancar dari langit dan mendengar suara teguran Tuhan Yesus
*Kisah Rasul 9: 4-6*.
Kemudian selama tiga hari dia buta dan melalui petunjuk Roh Kudus, Ananias menyembuhkannya dan membaptis Saulus.
Sejak penyembuhan dan pembaptisan itu Saulus menyadari secara iman bahwa ia telah ikut mati dan dikuburkan bersama dengan Kristus, sama seperti Kristus pula, ia akan dibangkitkan dari antara orang mati dan hidupnya diubahkan menjadi baru mengandalkan Roh Kudus.
Dalam kehidupan yang diperbaharui itu, Saulus berubah menjadi Paulus yang kemudian menyebutkan dirinya sebagai: hamba Yesus
Seorang hamba yang tidak lagi memiliki hak atas dirinya, kecuali Sang Tuannya, yaitu Kristus. Oleh karenanya ia mengatakan:
Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
*Filipi 1: 21-22*
Sepanjang sisa hidupnya Paulus mengabarkan kabar sukacita Kristus, yaitu kematian dan kebangkitan-Nya, serta kehidupan abadi bagi umat manusia:
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
*Filipii 1: 51-52*
Rahasia ini besar, karena tidak semua orang mengetahui dan meyakini akan kehidupan abadi umat manusia, namun Paulus dengan tegas menekankannya! Terlebih ia menyukuri anugerah Allah, yaitu kemenangan terhadap kematian kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, …, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
*1Korintus 15: 57-58*
Kita patut bersyukur, melalui *perubahan hidup Saulus menjadi Paulus*, maka rahasia besar Allah ditegaskan kembali kepada kita *agar teguh berdiri di atas pondasi iman terhadap Yesus Kristus, serta melalui kesungguhan pelayanan kita, maka hidup keabadian bersama-Nya kelak akan kita alami.
Selamat beraktifitas teruslah memohon agar Roh Kudus mengubahkan hidup kita ,menjadi hidup yang baru untuk kemuliaan Kristus, Haleluya, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar