2857 Rema : SELUMBAR DI MATA KITA

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan malam ini adalah:

*SELUMBAR DI MATA KITA*

Diambil dari : 

*Matius 7:3-4* (TB) Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.


Dalam bahasa Jawa   selumbar itu  _grajen_ , serutan kayu, kayu tipis yang biasanya bergulung hasil penggergajian. Sesuatu yang kecil tipis dibandingkan dengan balok kayu yang begitu besar dan tebal.

Peribahasa lain yang senada dengan hal ini adalah: Gajah di pelupuk mata taktampak, semut (kuman) di seberang lautan tampak. Peribahasa ini menggambarkan betapa mudahnya seseorang melihat kesalahan orang lain dibanding kesalahannya sendiri. Kesalahan diri sendiri yang begitu besar di depan mata tidak pernah dilihat/disadari, tetapi kesalahan orang dapat dilihat dengan jelas.

Pernah membaca ilustrasi sangat menohok berikut? Mari kita simak dan ambil hikmahnya:
Seorang lelaki pergi ke gereja bersama istrinya. Ia lupa mematikan HP dan konyolnya HP itu berdering secara tiba-tiba, tepat saat  pendeta sedang berkhotbah. Sang pendeta memarahinya. Para jemaat menegurnya karena dering itu mengganggu keheningan ibadah. Sepanjang  perjalanan pulang ke rumah pun, istrinya nerocos  menguliahinya karena keteledorannya. Beberapa orang tampak melihat dengan meremehkannya. Sejak itu, ia tidak pernah melangkahkan kakinya lagi ke gereja itu.
Malam itu, ia pergi ke bar. Masih merasa gugup dan terguncang. Kemudian ia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja. Pelayan bar meminta maaf dan memberikan lap untuk membersihkannya. Petugas kebersihan mengepel lantai. Manajer bar itu memberikan minuman pengganti. Ia juga memberikan pelukan dan berkata, "Jangan khawatir. Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?"  Sejak saat itu, ia tidak pernah berhenti datang ke bar itu.
Ilustrasi  di atas merupakan _ warning_  jika kita tidak berhati-hati bertutur dan bersikap terhadap seseorang yang melakukan kesalahan, akibatnya fatal. Dampak psikologis dari  tutur dan sikap kita itu bisa menjadi petaka mahahebat yang justru menjerumuskan seseorang ke lembah dosa lebih dalam.
Kita ingat juga peristiwa seorang wanita pendosa yang tertangkap basah dan diseret ke hadapan Tuhan Yesus. Bagaimana sabda Tuhan Yesus? “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”  ( *Yohanes 8:7b* )
Ya, Tuhan Yesus mencelikkan mata hati kita bahwa setiap kita pun berdosa. Setiap kita ternyata pandai menghakimi orang lain, padahal kita sendiri pun berdosa!

*Mazmur 14:2-3*  (TB) Tuhan memandang ke bawah dari surga  kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya  telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan! Dan manusia cenderung melihat kekurangan dan kesalahan orang lain. Namun, sebagai pengikut Kristus kita dapat membuat perbedaan dengan bagaimana memperlakukan orang secara khusus ketika ada yang melakukan kesalahan. Karena kasih itu selalu memaafkan kesalahan orang! “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.” ( *I Korintus 13:4-5* )

Dan Kristus menerima kita sebagaimana kita adanya . “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.” ( *Roma 15:1-2,7* )

Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita melihat selumbar di mata kita sendiri, dan tidak mencari atau membahas balok yang berada di mata orang lain, amin

*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR