2852 Regi : INKONSISTENSI IMAN
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi hari ini berjudul:
*INKONSISTENSI IMAN*
Para kekasih Kristus, sering kita jumpai bahkan kita alami bahwa ternyata iman percaya kepada TUHAN tidak senantiasa konsisten (ajeg), untuk mengatasi akan hal itu marilah kita mencermati firman-firman berikut ini:
*1 Raja- raja 19: 4*
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Inkonsistensi iman dialami oleh setiap orang percaya di muka bumi, termasuk nabi besar Elia. Meskipun pada ayat di atas, Elia baru saja menyelesaikan tugas besar Allah dengan menghadirkan api dari langit yang menyambar persembahan yang disiapkan di mezbah pada siang hari bolong mengalahkan empat ratus lima puluh nabi palsu yang tidak berhasil mengundang illah mereka untuk melakukan hal yang sama (1 Raja-raja 18). Bahkan, setelah rakyat melihat itu, mereka mengakui kembali bahwa TUHAN adalah Allah, dan memuji Allah kembali, serta menangkapi semua nabi-nabi Baal dan Elia membunuh mereka semua di Sungai Kison.
Selanjutnya Elia berdoa untuk mendatangkan hujan setelah 3,5 tahun kekeringan dan turunlah hujan di wilayah Israel.
Iman sebesar itu pada diri Elia ternyata tidak tahan lama, luntur setelah ratu Izebel (istri raja Israel waktu itu, Ahab) mengancam hendak membunuhnya sebagai tindakan balas dendam atas kematian nabi-nabi Baal. Dan Elia lari ke padang gurun, kemudian memohon agar TUHAN mencukupkan apa yang telah dikerjakannya, meminta kematiannya setelah mengakui akan ketidakmampuannya menjalankan tugas dengan baik.
Mengapa iman Elia turun drastis seperti itu?
Musa sebelumnya telah mengingatkan bahwa segala sesuatu yang menjadi capaian seseorang hendaknya tidak diakui sebagai kemampuan atas dirinya.
*Ulangan 8: 17-18*
… janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan …
Bahkan Tuhan Yesus sendiri menekankan kepada para murid-Nya, bahwa:
*Lukas 17: 10*
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Dengan demikian jelaslah bahwa kita ini sebenarnya tidak mampu melakukan perbuatan yang besar tanpa campur tangan Allah sepenuhnya. Namun sebaliknya apabila kita sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang disampaikan-Nya, maka:
*Ulangan 11: 22-23*
“… sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu.”
Selanjutnya, Musa juga menekankan agar kita harus takut, berpegang pada perintah-Nya, mendengarkan suara-Nya serta berbakti dan berpaut kepada-Nya:
*Ulangan 13: 4*
TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.
Adakah iman kita menurun saat ini?
Percaya kita luntur akibat tekanan dari berbagai alasan?
Ketidak-ajegan iman Elia telah dikoreksi oleh Musa dan Tuhan Yesus sendiri, sehingga dengan berpegang dan melaksanakan firman-firman di atas melalui pertolongan Roh Kudus, kita harus yakin bisa mengatasi fluktuasi ketidak-ajegan iman kita.
Selamat berjuang mempertahankan konsistensi iman kita dengan terus mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap perkara.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati kita semua amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Renungan pagi hari ini berjudul:
*INKONSISTENSI IMAN*
Para kekasih Kristus, sering kita jumpai bahkan kita alami bahwa ternyata iman percaya kepada TUHAN tidak senantiasa konsisten (ajeg), untuk mengatasi akan hal itu marilah kita mencermati firman-firman berikut ini:
*1 Raja- raja 19: 4*
Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Inkonsistensi iman dialami oleh setiap orang percaya di muka bumi, termasuk nabi besar Elia. Meskipun pada ayat di atas, Elia baru saja menyelesaikan tugas besar Allah dengan menghadirkan api dari langit yang menyambar persembahan yang disiapkan di mezbah pada siang hari bolong mengalahkan empat ratus lima puluh nabi palsu yang tidak berhasil mengundang illah mereka untuk melakukan hal yang sama (1 Raja-raja 18). Bahkan, setelah rakyat melihat itu, mereka mengakui kembali bahwa TUHAN adalah Allah, dan memuji Allah kembali, serta menangkapi semua nabi-nabi Baal dan Elia membunuh mereka semua di Sungai Kison.
Selanjutnya Elia berdoa untuk mendatangkan hujan setelah 3,5 tahun kekeringan dan turunlah hujan di wilayah Israel.
Iman sebesar itu pada diri Elia ternyata tidak tahan lama, luntur setelah ratu Izebel (istri raja Israel waktu itu, Ahab) mengancam hendak membunuhnya sebagai tindakan balas dendam atas kematian nabi-nabi Baal. Dan Elia lari ke padang gurun, kemudian memohon agar TUHAN mencukupkan apa yang telah dikerjakannya, meminta kematiannya setelah mengakui akan ketidakmampuannya menjalankan tugas dengan baik.
Mengapa iman Elia turun drastis seperti itu?
Musa sebelumnya telah mengingatkan bahwa segala sesuatu yang menjadi capaian seseorang hendaknya tidak diakui sebagai kemampuan atas dirinya.
*Ulangan 8: 17-18*
… janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan …
Bahkan Tuhan Yesus sendiri menekankan kepada para murid-Nya, bahwa:
*Lukas 17: 10*
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Dengan demikian jelaslah bahwa kita ini sebenarnya tidak mampu melakukan perbuatan yang besar tanpa campur tangan Allah sepenuhnya. Namun sebaliknya apabila kita sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang disampaikan-Nya, maka:
*Ulangan 11: 22-23*
“… sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu.”
Selanjutnya, Musa juga menekankan agar kita harus takut, berpegang pada perintah-Nya, mendengarkan suara-Nya serta berbakti dan berpaut kepada-Nya:
*Ulangan 13: 4*
TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.
Adakah iman kita menurun saat ini?
Percaya kita luntur akibat tekanan dari berbagai alasan?
Ketidak-ajegan iman Elia telah dikoreksi oleh Musa dan Tuhan Yesus sendiri, sehingga dengan berpegang dan melaksanakan firman-firman di atas melalui pertolongan Roh Kudus, kita harus yakin bisa mengatasi fluktuasi ketidak-ajegan iman kita.
Selamat berjuang mempertahankan konsistensi iman kita dengan terus mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap perkara.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati kita semua amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar