1466 Regi: Seperti perempuan manakah aku ini?

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan pagi hari ini dengan tema:

*Seperti perempuan manakah aku ini?*

Sebagian besar peristiwa dalam Alkitab mencantumkan nama laki-laki, meskipun demikian bukan berarti bahwa perempuan kurang berperan di dalamnya. Justru sebaliknya, peran perempuan mewarnai secara mendalam peristiwa-peristiwa penting yang dicatat dalam Alkitab, baik yang bersifat positif maupun sebaliknya. Sejak awal penciptaan, Hawa, memegang peran sentral dalam kejatuhan umat manusia karena berdosa
(Kejadian 3: 6).

Namun, sebaliknya Maria, Ibu Yesus berperan secara luar biasa dalam melahirkan Putra Tunggal Bapa, Sang Juru Selamat dunia. Disamping sebagai Bunda Yesus, Maria juga tekun dalam berdoa bersama para rasul dan saudara-saudara Yesus terkhusus setelah kematian-Nya di kayu salib
(Kisah Rasul1: 14).

Ketekunan iman didemonstrasikan justru oleh perempuan yang dikenal sebagai pendosa yang kemudian membasuh kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya serta meminyakinya dengan minyak wangi
(Lukas 7: 36-50).

Meskipun orang Farisi mencibir perlakukan ini, tetapi Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu: *“Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”*

Pada Matius 25: 1-13, kisah tentang gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh juga mencerminkan *kewaspadaan vs kecerobohan*  sikap hidup serta *ketekunan vs kemalasan* , iman dalam menantikan kedatangan mempelai laki-laki.

Selaku calon mempelai Tuhan Yesus, kitapun merupakan perempuan-perempuan yang menantikan kedatangan Sang Mempelai Laki-laki. Bagaimanakah kita harus bersikap dalam mempersiapkan pertemuan itu? Apakah kita akan bersikap sebagai gadis yang bodoh ataukah gadis yang bijak?

Jika kita mempersiapkan minyak bagi pelita iman kita dan memiliki sikap hidup penuh kasih yang kita wujudkan pada tindakan nyata kepada semua orang, maka mengikuti jejak gadis yang bijak, namun apabila tidak, maka kita masih merupakan gadis yang bodoh yang akan ditinggalkan oleh Sang Mempelai Laki-laki dengan mengatakan: *“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.”*
Betapa pahitnya jika hal itu terjadi pada diri kita.

Untuk memperoleh keselamatan, *marilah kita berlatih seperti gadis yang bijak yang senantiasa mempersiapkan minyak bagi pelita iman mereka seraya mempraktekkan perbuatan kasih kepada sesama.*

Immanuel, amin.

*PD Autopia Malang*
04042018
gunawanwibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR