490 Regi: Melupakan atau Mengandalkan Tuhan
Shalom aleichem b'Shem Yeshua ha Maschiach
Tema renungan pagi ini adalah:
*Melupakan atau Mengandalkan TUHAN*
Jika seorang atlit ingin mencapai prestasi yang hebat, maka diperlukan jadwal latihan
yang ketat dan frekuensi pertandingan yang tinggi. Tidak jarang, latihan disimulasikan menyerupai pertandingan sesungguhnya. Hal itu tidak lain untuk meningkatkan *konsentrasi,* mengendalikan emosi, dan menguji daya tahan. Disertai kemauan keras dan disiplin serta latihan yang teratur akan dihasilkan atlit yang *bermental tangguh.*
Senada dengan hal di atas, sesungguhnya Tuhan Yesus juga menggembleng kita dengan latihan-latihan seperti itu, yaitu melalui sakit, pergumulan atau apapun yang membuat kita tidak nyaman. Apabila kita menyadarinya, maka "latihan" ini akan
menghasilkan iman yang teguh. Sayangnya, hasil gemblengan Tuhan itu seringkali meleset, karena kita tidak menyikapinya dengan benar, seperti dua kejadian di bawah:
1. Ketika para murid sedang dilanda ketakutan dan 3G sesaat setelah kematian Kristus di kayu salib, mereka sama sekali tidak lagi bisa mengenali-Nya,
meskipun Dia berada di tengah-tengah mereka,
Lukas 24:15-16
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka. lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang
menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
2. Ketika perahu para murid oleng, diombang-ambingkan gelombang, karena angin
sakal, saking bingungnya, kedatangan Tuhan Yesus dianggap hantu,
Matius 14: 25-26
25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu", lalu berteriak-teriak karena takut.
Dalam kondisi tertekan, kita *tidak* bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus yang sesungguhnya bersiap untuk melepaskan kita dari tekanan itu; namun justru mengabaikan Dia yang sudah berada di tengah-tengah kita, bahkan menganggap-Nya
sebagai hantu. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi kita lebih tertuju kepada masalah bukan kepada *Sang Penolong* yang seharusnya kita cari itu.
Marilah kita sekarang dengan sungguh-sungguh memiliki kemauan dan disiplin keras agar dimampukan meneladan Yairus yang dalam keadaan anaknya sakit keras dan mau mati, Ia pergi mencari Yesus. Ia tidak terpaku menunggui anak-nya, sebaliknya berkonsentrasi untuk datang kepada Yesus.
Lukas 8: 41. Setelah ia mendapatkan Yesus, meskipun anaknya ”tidak keburu” dan mati, namun Yesus membangkitkannya. Pada saat yang hampir bersamaan, seorang perempuan yang sangat lemah kondisinya, akibat mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun juga *berkonsentrasi penuh* dan *berjuang mati-matian* untuk menjamah jubah Yesus, akhirnya disembuhkan.
Kedua contoh di atas ini adalah orang-orang yang beriman teguh kepada Tuhan Yesus akibat tekanan hidup dalam dirinya.
Tekanan hidup berdampak pada dua kemungkinan, yaitu: melupakan atau mengandalkan TUHAN.
Selamat beraktifitas Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
30112016
Gunawan Wibisono
Tema renungan pagi ini adalah:
*Melupakan atau Mengandalkan TUHAN*
Jika seorang atlit ingin mencapai prestasi yang hebat, maka diperlukan jadwal latihan
yang ketat dan frekuensi pertandingan yang tinggi. Tidak jarang, latihan disimulasikan menyerupai pertandingan sesungguhnya. Hal itu tidak lain untuk meningkatkan *konsentrasi,* mengendalikan emosi, dan menguji daya tahan. Disertai kemauan keras dan disiplin serta latihan yang teratur akan dihasilkan atlit yang *bermental tangguh.*
Senada dengan hal di atas, sesungguhnya Tuhan Yesus juga menggembleng kita dengan latihan-latihan seperti itu, yaitu melalui sakit, pergumulan atau apapun yang membuat kita tidak nyaman. Apabila kita menyadarinya, maka "latihan" ini akan
menghasilkan iman yang teguh. Sayangnya, hasil gemblengan Tuhan itu seringkali meleset, karena kita tidak menyikapinya dengan benar, seperti dua kejadian di bawah:
1. Ketika para murid sedang dilanda ketakutan dan 3G sesaat setelah kematian Kristus di kayu salib, mereka sama sekali tidak lagi bisa mengenali-Nya,
meskipun Dia berada di tengah-tengah mereka,
Lukas 24:15-16
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka. lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang
menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
2. Ketika perahu para murid oleng, diombang-ambingkan gelombang, karena angin
sakal, saking bingungnya, kedatangan Tuhan Yesus dianggap hantu,
Matius 14: 25-26
25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu", lalu berteriak-teriak karena takut.
Dalam kondisi tertekan, kita *tidak* bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus yang sesungguhnya bersiap untuk melepaskan kita dari tekanan itu; namun justru mengabaikan Dia yang sudah berada di tengah-tengah kita, bahkan menganggap-Nya
sebagai hantu. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi kita lebih tertuju kepada masalah bukan kepada *Sang Penolong* yang seharusnya kita cari itu.
Marilah kita sekarang dengan sungguh-sungguh memiliki kemauan dan disiplin keras agar dimampukan meneladan Yairus yang dalam keadaan anaknya sakit keras dan mau mati, Ia pergi mencari Yesus. Ia tidak terpaku menunggui anak-nya, sebaliknya berkonsentrasi untuk datang kepada Yesus.
Lukas 8: 41. Setelah ia mendapatkan Yesus, meskipun anaknya ”tidak keburu” dan mati, namun Yesus membangkitkannya. Pada saat yang hampir bersamaan, seorang perempuan yang sangat lemah kondisinya, akibat mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun juga *berkonsentrasi penuh* dan *berjuang mati-matian* untuk menjamah jubah Yesus, akhirnya disembuhkan.
Kedua contoh di atas ini adalah orang-orang yang beriman teguh kepada Tuhan Yesus akibat tekanan hidup dalam dirinya.
Tekanan hidup berdampak pada dua kemungkinan, yaitu: melupakan atau mengandalkan TUHAN.
Selamat beraktifitas Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
30112016
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar