453 Rensi: Telor atau Ayam Duluan?

*Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach*

Saudara- saudari yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini dengan judul:

*”Telur atau Ayam duluan?”*

Titus 3: 9
_Tetapi *hindarilah* persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka._

Pertanyaan mengenai mana yang duluan ada: telur atau ayam adalah salah satu pertanyaan yang menuntut logika dengan jebakan-jebakan berkelanjutan yang kadang membuat percekcokan yang sia-sia.

Perlu diketahui perihal telur dan ayam:
*AYAM* diciptakan duluan karena sudah terbukti secara sains bahwa zat-zat pembentuk kulit telur didapatkan dari sel-sel indung telur induknya & secara Alkitabiah, TUHAN Allah menciptakan *segala jenis ternak* seperti di Kitab Kejadian 1:24-26: dalam bentuk ternak bukan telur (menurut saya sih begitu).

Hal serupa sempat ditanyakan oleh rekan saya mengenai silsilah keluarga Adam dan Hawa. Anak-anak pertama dari mereka adalah laki-laki yaitu Kain dan Habel (sebelum Seth dan saudara-saudarinya yang lain). Terus, kapan TUHAN Allah menciptakan manusia di luar keluarga Adam dan Hawa ini? kalau tidak diciptakan bagaimana Kain dan Habel dikatakan kemudian memiliki keturunan kalau tidak ada keluarga (manusia) lain? Literatur sahih (_valid_) mana yang bisa dipercaya (_reliable_) untuk *membuktikan* ini? Validitas dan reliabilitas menjadi dasar *penelitian ilmiah* semua ilmu pengetahuan manusia.

Bagaimana pikiran manusia yang dibatasi organ yang bernama *otak* ini bisa memahami segala kuasa serta _avant-garde masterplan_ damai sejahtera yang sudah Allah siapkan? Buah dari Pohon Pengetahuan yg dimakan oleh Adam dan Hawa nampaknya membuat manusia tertarik untuk terus berpikir bahwa semua hal bisa dinalar secara logis dalam manifestasi benda-benda materialistis.
Itulah kenapa manusia dewasa ini lebih memilih untuk percaya kepada *Semesta* daripada *SANG PENCIPTA SEMESTA* itu sendiri.

Rasul Paulus mengingatkan kita untuk *menghindari* persoalan yang dicari-cari yang sia-sia dan tidak berguna. Lebih baik:

1 Timotius 4: 8
_Latihan badani terbatas gunanya, tetapi *ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.*_

Banyak hal yang kami tidak tahu dan harus kami akui keterbatasan pengetahuan manusia ini.

Contoh lainnya adalah perdebatan yang mengira bahwa IBADAH adalah sumber keuntungan (duniawi saja) jadi ketika contohnya Ayub dicobai padahal ia taat, banyak yang mencemoohnya "mana ibadahmu kok tetap sengsara begitu" padahal:

1 Timotius 6:
"3) Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, (4) ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, (5) percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. (6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."

Mari kita hindari perdebatan dengan membuang silat lidah yang sia-sia dalam hal apapun dan lebih memfokuskan diri dalam kepasrahan hidup dalam rancangan TUHAN Yesus saja.

Semoga roh pemecah belah semakin lemah dan dikalahkan oleh kesatuan iman dlm TUHAN Yesus Kristus.

Amin.
🙏


PD AUTOPIA Malang
09112016
Andrias Trisusanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR