440 Regi: Takutkah Aku?

_Shalom alaihem b'shem Jeshua ha maschiah_. Renungan pagi ini berthema:

*Takutkah aku? Atau kuatir/gentarkah aku?*

Tidak seorangpun yang tidak pernah tidak mengalami rasa takut maupun kuatir/gentar atau bahkan keduanya. Rasul Paulus sekalipun pernah mengalaminya: "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat *takut* dan *gentar*" *1 Korintus 2:3*.

Barangkali kita sering menganggap bahwa istilah *takut* dan *gentar/kuatir* itu memiliki *makna yang sama*. Benarkah demikian? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita memperhatikan beberapa firman berikut ini:

1. Sekalipun *tentara* berkemah mengepung aku, tidak *takut* hatiku *Mazmur 27:3*
2. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah penolongku aku tidak akan *takut*. Apakah yang dapat dilakukan *manusia* terhadap aku?" *Ibrani 13:6*.
3. Ketika semua orang Israel melihat *orang itu*, larilah mereka dari padanya dengan sangat *ketakutan*. *1 Sam. 17: 24*.
4. Saul menjadi *takut* kepada *Daud*, *1 Sam. 18; 12a*
5. *TUHAN* bergaul karib dengan orang yang *takut* akan Dia, *Maz. 25: 14a*.
6. Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni *takut* akan *Daku* dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya! *Ul. 5: 29*.

Ke-enam kata takut di atas selalu dikorelasikan terhadap *objek lain di luar diri* yang merasa ketakutan itu, atau bisa disimpulkan bahwa *rasa takut* ditimbulkan oleh faktor *di luar diri kita*.

Sekarang marilah kita perhatikan firman Tuhan yang terkait dengan *rasa kuatir*:
1. Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh *kuatir*; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya. *Ayub 20: 22*.
2. Sebab itu janganlah kamu *kuatir* dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? *Mat. 6: 31*.
3. Sebab itu janganlah kamu *kuatir* akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. *Mat. 6: 34a*.
4. Siapakah di antara kamu yang karena *kekuatiran*nya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya? *Lukas 12: 25*.
5. "Janganlah kamu *kuatir* tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” *Filipi 4: 6*.
6. Serahkanlah segala *kekuatiran*mu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu. *1 Petrus 5: 7*.

Dari ke-enam firman di atas, kata kuatir dikorelasikan dengan *keadaan yang kita alami sendiri*. Dengan kata lain, *rasa kuatir* muncul dari dalam *diri kita sendiri*.

Sekarang, yang terpenting adalah mengetahui cara menghadapi rasa takut dan rasa kuatir itu? Jawabannya sudah jelas ada pada firman di atas pula. Jika kita sedang mengalami rasa takut, ingatlah dan lakukanlah: *Maz. 25: 14a* dan *Ul. 5: 29*. Yaitu: agar kita bisa *menghilangkan rasa takut* pada seseorang, *takutlah akan TUHAN* dan *bergaul karib dengan-Nya*.

Kemudian, bagaimana caranya untuk *menghilangkan rasa kuatir?* Jawabannya ada pada *1 Pet. 5: 7* dan *Fil. 4: 6*. Yaitu: agar kita bisa *menghilangkan rasa kuatir*, *serahkanlah* kuatir kita kepada Tuhan melalui *doa*, *permohonan* dan *dengan ucapan syukur*.

Marilah kita menggunakan metode yang tepat untuk mengatasi rasa takut dan kuatir kita agar kita terlepas dari keduanya.

*PD Autopia*
02112016
Gunawan Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR