488 Regi: Merasa Gelisah
Shalom alaichem b'shem Yeshua ha maschiach saudara renungan pagi ini
dengan tema:
*MERASA GELISAH*
*Yohanes 14:27 (TB) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu*
Saudaraku, dunia memahami kalau Damai Sejahtera itu akan datang sendiri apabila kebutuhan hidup didunia ini terpenuhi. Pertanyaanya apakah semua kebutuhan keinginan manusia pasti terpenuhi?
Sebab apabila kita di hadapkan pada kenyataan hidup, kita tidak mungkin merasakan damai sejahtera hasil usaha kita, kecuali dari Tuhan Yesus. Apabila Tuhan Yesus mengucapkan damai sejahtera, Dia *menciptakan* damai sejahtera itu, karena kata-kata yang diucapkan Nya itu *disertai kuasa* karena yang bersabda Roh dan hidup, daging tidak berguna sama sekali
Yohanes 6:63 (TB) *Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna*. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Damai sejahtera Ku kuberikan kepadamu.
Damai sejahtera yang datang dari memandang wajahNya dan memahami sepenuhnya serta menerima kepuasanNya.
Saudaraku sedang gelisahkah kita sekarang? Takut,bingung dengan gelombang dan pergolakan hidup yang diijinkan Allah memasuki hidup kita. Kita sudah berusaha sekuat tenaga, namun masih belum menemukan sumber sejahtera,sukacita atau penghiburan. Apakah hidupmu terasa gersang? Jika demikian, pandanglah keatas dan terimalah kepuasan dari Tuhan Yesus. Orang dapat merenungkan damai sejahteraNya adalah bukti bahwa hidup kita menuju hidup benar dihadapan Allah, karena kita sedang berusaha melepaskan diri dari masalah yang kita hadapi dan mengusahakan pikiran dan hati kita tertuju kepadaNya. Jika kita tidak benar dihadapan Allah, maka kita hanya mengarahkan pikiran kita kepada diri kita sendiri, membiarkan *SESUATU MENYELUBINGI* sinar wajah Yesus kepada diri kita, hal ini akan menjadikan kita 3G (galau gundah gulana).
Sehubungan dengan masalah yang sedang menekan kita sekarang, apakah mata hati kita sudah tertuju kepada Yesus? Jika demikian kita akan menerima damai sejahtera dan Tuhan Yesus menjadi berkat buat kita, karena iman kita sempurna
Ibrani 12:2 (TB) Marilah kita melakukannya *dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan*, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Dan jikalau kita masih gelisah berarti tidak ingat atau tidak memiliki iman akan Dia.
Bila kita datang kepada Yesus kekacauan akan berakhir, karena didalam Dia tidak ada kekacauan. Beberkan segala sesuatu di hadapanNya dan bila kita menghadapi kesulitan yang menyebabkan hilangnya sukacita, dengarlah Dia bersabda : *JANGAN GELISAH HATIMU, PERCAYALAH KEPADA ALLAH PERCAYALAH JUGA KEPADAKU Yoh14:1*
_Saudara bagaimana kita menanggapi tawaran Tuhan Yesus ini. Jawabannya saya serahkan pada anda masing-masing_
Selamat pagi semangat berkarya.
*PD AUTOPIA MALANG*
29112016
*EDDY MULYONO*
dengan tema:
*MERASA GELISAH*
*Yohanes 14:27 (TB) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu*
Saudaraku, dunia memahami kalau Damai Sejahtera itu akan datang sendiri apabila kebutuhan hidup didunia ini terpenuhi. Pertanyaanya apakah semua kebutuhan keinginan manusia pasti terpenuhi?
Sebab apabila kita di hadapkan pada kenyataan hidup, kita tidak mungkin merasakan damai sejahtera hasil usaha kita, kecuali dari Tuhan Yesus. Apabila Tuhan Yesus mengucapkan damai sejahtera, Dia *menciptakan* damai sejahtera itu, karena kata-kata yang diucapkan Nya itu *disertai kuasa* karena yang bersabda Roh dan hidup, daging tidak berguna sama sekali
Yohanes 6:63 (TB) *Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna*. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Damai sejahtera Ku kuberikan kepadamu.
Damai sejahtera yang datang dari memandang wajahNya dan memahami sepenuhnya serta menerima kepuasanNya.
Saudaraku sedang gelisahkah kita sekarang? Takut,bingung dengan gelombang dan pergolakan hidup yang diijinkan Allah memasuki hidup kita. Kita sudah berusaha sekuat tenaga, namun masih belum menemukan sumber sejahtera,sukacita atau penghiburan. Apakah hidupmu terasa gersang? Jika demikian, pandanglah keatas dan terimalah kepuasan dari Tuhan Yesus. Orang dapat merenungkan damai sejahteraNya adalah bukti bahwa hidup kita menuju hidup benar dihadapan Allah, karena kita sedang berusaha melepaskan diri dari masalah yang kita hadapi dan mengusahakan pikiran dan hati kita tertuju kepadaNya. Jika kita tidak benar dihadapan Allah, maka kita hanya mengarahkan pikiran kita kepada diri kita sendiri, membiarkan *SESUATU MENYELUBINGI* sinar wajah Yesus kepada diri kita, hal ini akan menjadikan kita 3G (galau gundah gulana).
Sehubungan dengan masalah yang sedang menekan kita sekarang, apakah mata hati kita sudah tertuju kepada Yesus? Jika demikian kita akan menerima damai sejahtera dan Tuhan Yesus menjadi berkat buat kita, karena iman kita sempurna
Ibrani 12:2 (TB) Marilah kita melakukannya *dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan*, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Dan jikalau kita masih gelisah berarti tidak ingat atau tidak memiliki iman akan Dia.
Bila kita datang kepada Yesus kekacauan akan berakhir, karena didalam Dia tidak ada kekacauan. Beberkan segala sesuatu di hadapanNya dan bila kita menghadapi kesulitan yang menyebabkan hilangnya sukacita, dengarlah Dia bersabda : *JANGAN GELISAH HATIMU, PERCAYALAH KEPADA ALLAH PERCAYALAH JUGA KEPADAKU Yoh14:1*
_Saudara bagaimana kita menanggapi tawaran Tuhan Yesus ini. Jawabannya saya serahkan pada anda masing-masing_
Selamat pagi semangat berkarya.
*PD AUTOPIA MALANG*
29112016
*EDDY MULYONO*
Komentar
Posting Komentar