441 Rensi: Sadarlah dan Bertobatlah
Shalom Alaihem b 'Shem Jeshua Ha Masiach, renungan siang ini dengan tema:
*Sadarlah dan bertobatlah*
Kisah Para Rasul 3:19-20
Karena itu *sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,*
agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.
Kita tahu bahwa Allah itu sangat mengasihi kita, bahkan karena begitu besar kasihNya, Allah rela mengorbankan anakNya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus untuk menebus kita melalui pengorbananNya di kayu salib.
Namun ternyata Kasih KaruniaNya , tidak akan berlaku apabila kita tidak menanggapinya dengan suatu tindakan, jadi keselamatan masih tergantung dari kita, maukah kita memenuhi panggilan keselamatan Allah ini atau tidak.
Salah satu wujud tindakan dari kita dalam menanggapi panggilan keselamatan ini adalah dengan *sadar* dan *bertobat*
Mari coba kita bahas satu persatu:
*Sadar* itu berarti kita mengakui bahwa keberadaan kita ini *berdosa* seperti pada seorang penjahat yang disalib bersama dengan Yesus.
Lukas 23:41 (TB)
41 *Kita memang selayaknya dihukum,* sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Dengan adanya *kesadaran* bahwa kita ini manusia yang berdosa, sudah selayaknya mendapat hukuman, namun karena Kasih KaruniaNya kita *tidak jadi di hukum*, seharusnya ini menjadi pengingat bagi kita untuk *tidak kembali kepada dosa lama* , karena tidak selamanya kita bisa mendapatkan Kasih KaruniaNya ini, karena bila waktunya sudah habis, kita akan menyesal bila saat itu tiba dan kita *belum sadar* sehingga kita mendapat hukuman itu.
Seperti seorang penjahat diatas, seandainya saat itu dia tidak sadar dan bertobat, tentulah dia akan mendapatkan maut, tetapi di detik-detik terakhir masa hidupnya dia sadar dan bertobat , maka dia beroleh Kasih Karunia Allah.
Setelah kita menyadari akan keberadaan kita, bahwa Allah memberi kesempatan yang terbatas untuk sadar, selanjutnya *action* yang harus kita lakukan adalah *bertobat*
Sudah berkali-kali Tuhan Yesus menjelaskan apa itu pertobatan, pertobatan yaitu kita kembali kepada jalan yang dikehendaki Tuhan Yesus , bukan hanya kita memohon pengampunanNya tetapi kita masih berjalan menurut jalan kita sendiri (yang diluar kehendak Tuhan Yesus), jika seperti ini, berarti kita belum bertobat, atau kita belum sadar, melainkan baru menyadari saja.
Contoh pertobatan yang nyata adalah Paulus, dimana sudah sangat jelas Paulus sebelumnya sebagai penganiaya jemaat, setelah dia bertobat , Paulus tidak melakukan lagi dosa lamanya tetapi sebaliknya berubah total
Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi *berubahlah oleh pembaharuan budimu,* sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jika kita sudah sadar dan bertobat, seperti pada Kisah Rasul 3:19-20 tadi, maka janji Allah, dosa kita akan dihapuskan yang berarti kita diselamatkan dari hukum maut (karena upah dosa adalah maut) dan bukan hanya itu saja, kita akan diberi kelegaan (kelepasan) dari belenggu- belenggu masalah yang saat ini membelenggu kita.
Ingat saudaraku, bahwa tidak selamanya kesempatan itu ada, selagi masih bisa dikatakan "hari ini" marilah kita *sadar dan bertobat* supaya Kasih Karunia dan Kelegaan dapat kita peroleh.
2 Korintus 6:2 (TB) Sebab Allah berfirman: *Pada waktu Aku berkenan,* Aku akan mendengarkan engkau, dan *pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.* Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Mari kita sadar dan pergunakanlah waktu yang ada ini untuk segera sadar dan bertobat, suoaya kita tidak menyesal dikemudian hari.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin
PD AUTOPIA Malang
02112016
Andika Zakharia
*Sadarlah dan bertobatlah*
Kisah Para Rasul 3:19-20
Karena itu *sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,*
agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.
Kita tahu bahwa Allah itu sangat mengasihi kita, bahkan karena begitu besar kasihNya, Allah rela mengorbankan anakNya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus untuk menebus kita melalui pengorbananNya di kayu salib.
Namun ternyata Kasih KaruniaNya , tidak akan berlaku apabila kita tidak menanggapinya dengan suatu tindakan, jadi keselamatan masih tergantung dari kita, maukah kita memenuhi panggilan keselamatan Allah ini atau tidak.
Salah satu wujud tindakan dari kita dalam menanggapi panggilan keselamatan ini adalah dengan *sadar* dan *bertobat*
Mari coba kita bahas satu persatu:
*Sadar* itu berarti kita mengakui bahwa keberadaan kita ini *berdosa* seperti pada seorang penjahat yang disalib bersama dengan Yesus.
Lukas 23:41 (TB)
41 *Kita memang selayaknya dihukum,* sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Dengan adanya *kesadaran* bahwa kita ini manusia yang berdosa, sudah selayaknya mendapat hukuman, namun karena Kasih KaruniaNya kita *tidak jadi di hukum*, seharusnya ini menjadi pengingat bagi kita untuk *tidak kembali kepada dosa lama* , karena tidak selamanya kita bisa mendapatkan Kasih KaruniaNya ini, karena bila waktunya sudah habis, kita akan menyesal bila saat itu tiba dan kita *belum sadar* sehingga kita mendapat hukuman itu.
Seperti seorang penjahat diatas, seandainya saat itu dia tidak sadar dan bertobat, tentulah dia akan mendapatkan maut, tetapi di detik-detik terakhir masa hidupnya dia sadar dan bertobat , maka dia beroleh Kasih Karunia Allah.
Setelah kita menyadari akan keberadaan kita, bahwa Allah memberi kesempatan yang terbatas untuk sadar, selanjutnya *action* yang harus kita lakukan adalah *bertobat*
Sudah berkali-kali Tuhan Yesus menjelaskan apa itu pertobatan, pertobatan yaitu kita kembali kepada jalan yang dikehendaki Tuhan Yesus , bukan hanya kita memohon pengampunanNya tetapi kita masih berjalan menurut jalan kita sendiri (yang diluar kehendak Tuhan Yesus), jika seperti ini, berarti kita belum bertobat, atau kita belum sadar, melainkan baru menyadari saja.
Contoh pertobatan yang nyata adalah Paulus, dimana sudah sangat jelas Paulus sebelumnya sebagai penganiaya jemaat, setelah dia bertobat , Paulus tidak melakukan lagi dosa lamanya tetapi sebaliknya berubah total
Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi *berubahlah oleh pembaharuan budimu,* sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jika kita sudah sadar dan bertobat, seperti pada Kisah Rasul 3:19-20 tadi, maka janji Allah, dosa kita akan dihapuskan yang berarti kita diselamatkan dari hukum maut (karena upah dosa adalah maut) dan bukan hanya itu saja, kita akan diberi kelegaan (kelepasan) dari belenggu- belenggu masalah yang saat ini membelenggu kita.
Ingat saudaraku, bahwa tidak selamanya kesempatan itu ada, selagi masih bisa dikatakan "hari ini" marilah kita *sadar dan bertobat* supaya Kasih Karunia dan Kelegaan dapat kita peroleh.
2 Korintus 6:2 (TB) Sebab Allah berfirman: *Pada waktu Aku berkenan,* Aku akan mendengarkan engkau, dan *pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.* Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Mari kita sadar dan pergunakanlah waktu yang ada ini untuk segera sadar dan bertobat, suoaya kita tidak menyesal dikemudian hari.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin
PD AUTOPIA Malang
02112016
Andika Zakharia
Komentar
Posting Komentar