485 Rensi: Tembok Pemisah
*Shalom Aleichem be shem Yeshua ha Mashiach*
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini dengan judul:
*"Tembok Pemisah"*
Yesaya 59:
_(2) tetapi yang merupakan *pemisah* antara kamu dan Allahmu ialah *segala kejahatanmu*, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah *segala dosamu*._
Untuk membatasi serangan bangsa Mongol ke China, dibangunlah Tembok Besar China, _The Great Wall_ yang dibangun hingga lintas dinasti, membentang ribuan kilometer dan menghabiskan ribuan nyawa untuk membangunnya.
Untuk membatasi warga Jerman Barat bermigrasi ke Jerman Timur dan sebaliknya, dibangunlah _Tembok Berlin_ dan siapapun yang mencoba melintasi ditembak mati di tempat. Jerman Barat saat itu dikuasai Sekutu Inggris, Perancis dan Amerika sehingga daerah itu diisolir oleh Jerman Timur.
Untuk membatasi imigran gelap dari Meksiko masuk ke Amerika Serikat, Presiden terpilih Donald Trump pun berencana membangun tembok di perbatasan Meksiko-AS.
Tembok pembatas, seperti lagu lawas:
"Di antara hatiku-hatimu terbentang dinding yang tinggi...
Tak satu jua, jendela disana..tempat ku memandangmu"
*membatasi* 2 dimensi ruang sedemikian rupa sehingga *masing-masing hanya bisa berkutat mengurusi dunianya sendiri *. Tembok menjadi *garis batas tegas* yang tujuannya membatasi gerakan lintas batas.
Kejatuhan manusia dalam dosa dan kejahatan adalah inisiasi dari manusia itu sendiri yang *membangun tembok pemisah* antara TUHAN Allah dan manusia.
Tetapi:
Roma 8:
_(35) *Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?* Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?_
Seharusnya TIDAK ADA hal yang sanggup memisahkan KASIH KRISTUS! Bahkan dosa kita pun kalah dengan KASIH Kristus.
KASIH yang mana?
Kasih yang merelakan Putra Tunggal Nya disalibkan untuk kita.
seperti halnya orang-orang yang melintasi Tembok Besar China dan Tembok Berlin, konsekuensinya adalah:
*MAUT*
Roma 6:
_(23) Sebab *upah dosa ialah maut*; tetapi *karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita*._
Manusia dengan kekuatannya sendiri dan dosa yang melekat kepadanya bila ingin melewati tembok pembatas 2 dimensi (antara dunia dan akhirat) pasti harus mati dulu (dan pasti tidak ke sorga karena perihal kekudusan)
Maka:
*Beruntunglah* kita yang menerima *Kasih Karunia Allah* sehigga TUHAN Yesus diutus melintasi dimensi itu yang meskipun bertemu dengan maut, IA pun mengalahkannya dan hidup kekal bersama Allah Bapa!
Yohanes 8:
_(51) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, *ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya*."_
Luar biasa bukan?
Tembok terbesar yang dibangun manusia pertama adalah dosa dan dengan *taat* dan *kasih* meneladani Juru Selamat TUHAN Yesus kita dimampukan melintasi tembok pemisah dan mengalahkan maut.
Penutup:
1 Timotius 15:
_(55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. (57)Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita._
Amin.
PD AUTOPIA Malang
27112016
Andrias Tri Susanto
Saudara-saudari kekasih dalam TUHAN Yesus, renungan siang ini dengan judul:
*"Tembok Pemisah"*
Yesaya 59:
_(2) tetapi yang merupakan *pemisah* antara kamu dan Allahmu ialah *segala kejahatanmu*, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah *segala dosamu*._
Untuk membatasi serangan bangsa Mongol ke China, dibangunlah Tembok Besar China, _The Great Wall_ yang dibangun hingga lintas dinasti, membentang ribuan kilometer dan menghabiskan ribuan nyawa untuk membangunnya.
Untuk membatasi warga Jerman Barat bermigrasi ke Jerman Timur dan sebaliknya, dibangunlah _Tembok Berlin_ dan siapapun yang mencoba melintasi ditembak mati di tempat. Jerman Barat saat itu dikuasai Sekutu Inggris, Perancis dan Amerika sehingga daerah itu diisolir oleh Jerman Timur.
Untuk membatasi imigran gelap dari Meksiko masuk ke Amerika Serikat, Presiden terpilih Donald Trump pun berencana membangun tembok di perbatasan Meksiko-AS.
Tembok pembatas, seperti lagu lawas:
"Di antara hatiku-hatimu terbentang dinding yang tinggi...
Tak satu jua, jendela disana..tempat ku memandangmu"
*membatasi* 2 dimensi ruang sedemikian rupa sehingga *masing-masing hanya bisa berkutat mengurusi dunianya sendiri *. Tembok menjadi *garis batas tegas* yang tujuannya membatasi gerakan lintas batas.
Kejatuhan manusia dalam dosa dan kejahatan adalah inisiasi dari manusia itu sendiri yang *membangun tembok pemisah* antara TUHAN Allah dan manusia.
Tetapi:
Roma 8:
_(35) *Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?* Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?_
Seharusnya TIDAK ADA hal yang sanggup memisahkan KASIH KRISTUS! Bahkan dosa kita pun kalah dengan KASIH Kristus.
KASIH yang mana?
Kasih yang merelakan Putra Tunggal Nya disalibkan untuk kita.
seperti halnya orang-orang yang melintasi Tembok Besar China dan Tembok Berlin, konsekuensinya adalah:
*MAUT*
Roma 6:
_(23) Sebab *upah dosa ialah maut*; tetapi *karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita*._
Manusia dengan kekuatannya sendiri dan dosa yang melekat kepadanya bila ingin melewati tembok pembatas 2 dimensi (antara dunia dan akhirat) pasti harus mati dulu (dan pasti tidak ke sorga karena perihal kekudusan)
Maka:
*Beruntunglah* kita yang menerima *Kasih Karunia Allah* sehigga TUHAN Yesus diutus melintasi dimensi itu yang meskipun bertemu dengan maut, IA pun mengalahkannya dan hidup kekal bersama Allah Bapa!
Yohanes 8:
_(51) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, *ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya*."_
Luar biasa bukan?
Tembok terbesar yang dibangun manusia pertama adalah dosa dan dengan *taat* dan *kasih* meneladani Juru Selamat TUHAN Yesus kita dimampukan melintasi tembok pemisah dan mengalahkan maut.
Penutup:
1 Timotius 15:
_(55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. (57)Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita._
Amin.
PD AUTOPIA Malang
27112016
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar