459 Rensi: Akhir Sebuah Ketidaksetiaan
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, renungan hari ini dengan tema :
*Akhir sebuah ketidaksetiaan*
1 Tawarikh 10:13-14 (TB)
*Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN,* oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah,
dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.
Sudah berkali-kali, bahkan hampir setiap kali, baik dalam karya Roh, baik dalam renungan pagi, renungan siang, dan renungan-renungan dalam proyek kasih atau lainnya, Tuhan Yesus selalu dan selalu mengingatkan kita untuk *Tetap Setia* ... ya tetap setia sampai akhir.
Begitu kerasnya peringatan-peringatanNya yang seringkali kita menganggapnya sebagai suatu ancaman sampai-sampai kita berkata *_"Lho Tuhan kok ngancam, katanya Tuhan itu kasih"_*
Coba, bagaimana bila kejadian Saul menimpa kita? Apa kita tidak menyesal? Padahal siapa Saul itu, kita semua tahu, *bahwa Saul adalah orang yang diurapi Allah,* bahkan diangkat menjadi pemimpin dari bangsa yang besar, bangsa Israel, tetapi bagaimana akhir hidupnya? Begitu tragis, semua karena ketidaksetiaan Saul terhadap Allah, sehingga dia tidak lagi memegang perintah-perintahNya, dan berjalan semaunya sendiri dengan mencari petunjuk kepada arwah.
Makanya begitu kerasnya Allah memperingatkan kita, karena apa yang kita lakukan selama hidup akan menjadi sia-sia saja bila pada akhirnya kita tidak ditemui *Setia*.
Yehezkiel 33:12-13 (TB) Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa: *Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran* dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa.
Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! — tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Mungkin kita berpikir, lho Saul ini orang percaya, orang yang diurapi, kok bisa nya malah mencari petunjuk dari arwah, padahal kita tahu bahwa orang mati tidak berdaya
Ayub 14:10 (TB) *Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia*, bila orang binasa, di manakah ia?
Karena terang pada Saul sudah menjadi gelap dan pelitanya padam, maka langkahnya menjatuhkan dia dan kebinasaan menanti
Ayub 18:6-12 (TB) *Terang di dalam kemahnya menjadi gelap, dan pelita di atasnya padam.*
*Langkahnya yang kuat terhambat, dan pertimbangannya sendiri menjatuhkan dia.*
Karena kakinya sendiri menyangkutkan dia dalam jaring, dan di atas tutup pelubang ia berjalan.
Tumitnya tertangkap oleh jebak, dan ia tertahan oleh jerat.
Tali tersembunyi baginya dalam tanah, perangkap terpasang baginya pada jalan yang dilaluinya.
Kedahsyatan mengejutkan dia di mana-mana, dan mengejarnya di mana juga ia melangkah.
Bencana mengidamkan dia, kebinasaan bersiap-siap menantikan dia jatuh.
Begitu ngeri bila pelita kita (Firman Allah dan Roh Kudus) dalam diri kita padam.
Bukan berarti orang-orang yang sudah diurapi dan yang sudah dipilihNya pasti selamat, malah beban dari orang-orang yang diurapi atau dipilihNya jauh lebih berat, tetapi siapa yang bertahan akan selamat
Matius 24:13 (TB) *Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.*
Mari kita berupaya terus untuk...
*Tetap setia, tetap bertahan dalam kesetiaan sampai akhir, supaya keselamatan yang sudah kita peroleh tetap menjadi hak dan milik kita*
Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
12112016
Andika Zakharia
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, renungan hari ini dengan tema :
*Akhir sebuah ketidaksetiaan*
1 Tawarikh 10:13-14 (TB)
*Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN,* oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah,
dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.
Sudah berkali-kali, bahkan hampir setiap kali, baik dalam karya Roh, baik dalam renungan pagi, renungan siang, dan renungan-renungan dalam proyek kasih atau lainnya, Tuhan Yesus selalu dan selalu mengingatkan kita untuk *Tetap Setia* ... ya tetap setia sampai akhir.
Begitu kerasnya peringatan-peringatanNya yang seringkali kita menganggapnya sebagai suatu ancaman sampai-sampai kita berkata *_"Lho Tuhan kok ngancam, katanya Tuhan itu kasih"_*
Coba, bagaimana bila kejadian Saul menimpa kita? Apa kita tidak menyesal? Padahal siapa Saul itu, kita semua tahu, *bahwa Saul adalah orang yang diurapi Allah,* bahkan diangkat menjadi pemimpin dari bangsa yang besar, bangsa Israel, tetapi bagaimana akhir hidupnya? Begitu tragis, semua karena ketidaksetiaan Saul terhadap Allah, sehingga dia tidak lagi memegang perintah-perintahNya, dan berjalan semaunya sendiri dengan mencari petunjuk kepada arwah.
Makanya begitu kerasnya Allah memperingatkan kita, karena apa yang kita lakukan selama hidup akan menjadi sia-sia saja bila pada akhirnya kita tidak ditemui *Setia*.
Yehezkiel 33:12-13 (TB) Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa: *Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran* dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa.
Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! — tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Mungkin kita berpikir, lho Saul ini orang percaya, orang yang diurapi, kok bisa nya malah mencari petunjuk dari arwah, padahal kita tahu bahwa orang mati tidak berdaya
Ayub 14:10 (TB) *Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia*, bila orang binasa, di manakah ia?
Karena terang pada Saul sudah menjadi gelap dan pelitanya padam, maka langkahnya menjatuhkan dia dan kebinasaan menanti
Ayub 18:6-12 (TB) *Terang di dalam kemahnya menjadi gelap, dan pelita di atasnya padam.*
*Langkahnya yang kuat terhambat, dan pertimbangannya sendiri menjatuhkan dia.*
Karena kakinya sendiri menyangkutkan dia dalam jaring, dan di atas tutup pelubang ia berjalan.
Tumitnya tertangkap oleh jebak, dan ia tertahan oleh jerat.
Tali tersembunyi baginya dalam tanah, perangkap terpasang baginya pada jalan yang dilaluinya.
Kedahsyatan mengejutkan dia di mana-mana, dan mengejarnya di mana juga ia melangkah.
Bencana mengidamkan dia, kebinasaan bersiap-siap menantikan dia jatuh.
Begitu ngeri bila pelita kita (Firman Allah dan Roh Kudus) dalam diri kita padam.
Bukan berarti orang-orang yang sudah diurapi dan yang sudah dipilihNya pasti selamat, malah beban dari orang-orang yang diurapi atau dipilihNya jauh lebih berat, tetapi siapa yang bertahan akan selamat
Matius 24:13 (TB) *Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.*
Mari kita berupaya terus untuk...
*Tetap setia, tetap bertahan dalam kesetiaan sampai akhir, supaya keselamatan yang sudah kita peroleh tetap menjadi hak dan milik kita*
Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin.
*PD AUTOPIA Malang*
12112016
Andika Zakharia
Komentar
Posting Komentar