3063 Regi : MENGARAH KEPADA UPAH
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach
Renungan Pagi ini dengan tema
*MENGARAH KEPADA UPAH*
Dasar firmanNya dari
*Ibrani 11:26* (TB)
Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
Musa hidup belasan abad sebelum Kristus datang ke dunia. Tapi mata iman Musa melihat sangat jauh, bukan saja kepada kepastian adanya Perjanjian Baru, di mana jaman Kristus hidup di dunia, tapi lebih jauh lagi yaitu kepada upah. Upah yang diyakini Musa pasti membawa
damai sejahtera yang tak terhingga.
Memang secara manusia Musa tidak masuk Tanah Perjanjian, karena Musa melanggar perintah Allah di depan jemaah Israel. Satu kesalahan yang kelihatannya remeh pada pandangan manusia, tetapi fatal di hadapan Allah, karena Musa menyepelekan perintah Allah di hadapan bangsa Israel.
*Bilangan 20:12*(TB)
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: *"Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."*
Tetapi Musa tetap mendapatkan upahnya karena keteguhan hati dan mata rohnya yang ia tujukan kepada yang tak kelihatan.
Tanah Perjanjian yang hanya sebentar saja dilihatnya dari atas gunung Nebo, berabad-abad setelahnya, Musa berada di Tanah Perjanjian itu ketika dia berbicara dengan Yesus dalam Matius 17:3.
Dan di dalam
*Lukas 9:30-31*
*Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.*
*Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan* dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Bagaimanapun, bila berhubungan dengan hal-hal rohani, pastilah dibutuhkan iman, yang kata Paulus "hidup karena percaya bukan karena melihat.."
*2 Korintus 5:7*
Iman yang melihat dengan mata rohani sesuatu yang belum nampak, tapi diyakini dalam hati bahwa kelak hal itu akan diterimanya.
Semua tokoh iman dalam Alkitab telah membuktikannya, sekarang giliran kita, para pelaku yang imannya tak sampai sebesar biji sesawi.
Mengimani, berpengharapan, dan bertindak seturut kehendak-Nya demi mendapatkan upah Mahkota kemuliaan dan segala hal baik yang tak bisa cemar, tak bisa layu dan sekali lagi, kekal selama-lamanya.
Selamat Pagi, Selamat Beribadah
Tetap Bersemangat..!
Tuhan Yesus Memberkati, Amin
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Komentar
Posting Komentar