3044 Rema : Allah Mengurung Kita

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :


*Mazmur 139 : 5-7* Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?


Tema


*Allah Mengurung Kita* 



Mengurung bisa diartikan mengepung supaya jangan lolos atau membiarkan ada di dalam. Bila dihubungkan dengan nats firman diatas, maka yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah kita selalu didalam Tuhan Yesus, dikepung oleh kekuatanNYA supaya kita tidak melarikan diri (lolos) dari kediaman Allah.


Mari saudaraku, saya ajak untuk meneliti firman Allah ini satu persatu :


Mengapa dikurung dari belakang dan didepan? 

Karena kita tidak pernah bisa memandang dengan sempurna ke belakang. Sementara kita selalu melihat kedepan, Karena itu Allah mengingatkan :


*Ulangan 1 : 33* yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh.


Mengapa Allah menaruh tanganNYA diatas kita?

Karena di kepalalah letak segala pikiran kita, dan pikiran ini yang akan mengirimkan hal-hal akan diolah di hati kita, maka tepatlah bila di kepala ini Allah meletakkan tanganNYA agar, 


*Filipi 4:7* Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." 


Firman ini terlalu tinggi dan manusia tidak sanggup mencapainya, kecuali hanya oleh pertolongan Roh Kudus, sangat tidak mungkin _mengurung_ kehidupan manusia yang memiliki pikiran dan jiwa bebas. 


Tetapi inilah yang dipilih Tuhan Yesus bagi umatNYA, karena Tuhan Yesus mengetahui kelemahan manusia ciptaanNYA. Sebab itu dengan Roh Kudus yang ada didalam kita, maka kita dimampukan mengerti dan bersedia melakukannya.


Pada akhirnya kita tidak dapat menjauhi Roh Allah, karena Roh Allah maha hadir,


*Mazmur 139 : 8-10* Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku


Dengan kemahahadiran Allah inilah menyebabkan kita tidak dapat lari menjauhi Tuhan Yesus. 

Apakah kita merasa terkurung? atau justru dalam keterkurungan ini kita bersyukur?

Mari saudaraku kita renungkan firman Tuhan Yesus ini, bukankah dengan Allah mengurung kita maka iman kita diselamatkan bahkan saat harus berada dalam kehidupan terburukpun?


Kali ini saya akan menutup renungan ini dengan sharing kehidupan seseorang :

Ibu Merry berusia 72 tahun. Ia menderita kanker lever stadium akut. Dokter sudah memvonis bahwa hidupnya hanya tinggal hitungan bulan. Perutnya membesar, dan kerap kali ia harus menanggung kesakitan di sekujur tubuh. Suatu hari, saya dan istri menengoknya di rumah sakit. Kami berbincang-bincang. Wajahnya yang kurus pucat tidak melunturkan semangat dan senyumnya. Saya membacakan firman Tuhan. Sebelum berdoa, saya mengajaknya bernyanyi, sebab ia senang menyanyi. "Tante mau nyanyi lagu apa?" tanya saya. "Lagu Berserah kepada Yesus," jawabnya. Kami pun bernyanyi bersama. 

Sungguh luar biasa. Seseorang yang seakan-akan sudah dekat dengan kematian dan di tengah deraan sakit yang hebat, melantunkan pujian: "Aku berserah, aku berserah, kepada-Mu Juru Selamat, aku berserah." Inilah iman yang sejati. Sangatlah biasa bila dalam keadaaan berkelimpahan, hidup senang, dan sehat walafiat, seseorang memuji-muji Tuhan. Akan tetapi, sungguh istimewa bila di tengah kesulitan hidup, dalam pencobaan yang berat, seseorang masih bisa memuji dan mengagungkan nama Tuhan. 


Saudaraku, marilah kita bersyukur karena Allah telah mengurung kita untuk memberi kita iman yang kuat sehingga saat hal terburuk terjadi dalam hidup kita, kita tidak melarikan diri dari hadapanNYA tetapi dengan kekuatan dan kuasaNYA melalui pengenalan karib kita kepada Tuhan Yesus melalui firman-firmanNYA, kita dapat melalui kehidupan ini dengan penuh sukacita dan syukur sehingga pada akhirnya hidup kekal di surga mulia akan kita miliki.


Selamat bersukacita dan bersyukur saudaraku, Tuhan Yesus memberkati.


Salam kasih

*PD Imanuel Jakarta*

Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR