3020 Rema : MENYIASATI KELICIKAN IBLIS
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan malam ini dengan tema :
*MENYIASATI KELICIKAN IBLIS*
Diambil dari
*Markus 14:38-40* (TB) (38) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." (39) Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. (40) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya.
Saudaraku kekasih Kristus, dalam mengiring Tuhan Yesus, setiap saat kita bisa saja terpeleset oleh kelicikan iblis sehingga secara tidak sadar kita tergelincir pada jurang dosa. Misalnya saja, saat menunggu waktu doa tengah malam tiba, yang biasa kita lakukan di tengah malam, yakni antara pukul 23.00 – 24.00. Jika sebelum itu kita masih bisa terjaga dengan kondisi baik karena kita sadar harus menunggu waktu ibadah dengan baik, tiba-tiba saja saat mendekati waktu H, datanglah kantuk yang menyerang kita. Mata berat tidak dapat diajak berkompromi. Padahal, kita sudah menunggu satu jam sebelumnya. Sayang, bukan?
Itulah sebabnya, Tuhan Yesus mengingatkan sebagaimana nats di atas. .. “roh memang penurut, tetapi daging lemah”
*Markus 14:38b*
Iblis tahu persis kelemahan kita. Iblis juga pintar membaca kegemaran kita, hal-hal yang bisa mengecoh kita. Maka di situlah mereka mencoba menjatuhkan iman kita! Misalnya saja, saya suka makanan enak yang mengandung rasa daging atau ikan laut, padahal itu sebenarnya pantangan saya; maka iblis pun akan berbisik dengan manisnya, “Ahh.. nggak apa-apa, toh tidak setiap hari. Sedikiiit saja..!” dan saya pun kepincut! Karena enaknya seringkali lupa takaran yang semestinya. Akibatnya? Penyakit pun datang karena diundang, bukan? Contoh lain, saya juga suka melihat bunga nan elok karena bentuk dan warna jelitanya. Saya belilah pohon bunga, padahal tak diimbangi dengan pengetahuan dan ketelatenan pemeliharaannya. Apa yang terjadi? Kerugian, tentu saja! Dua contoh kecil inilah yang dipakai iblis untuk mengecoh saya! Mulut dan mata sayalah yang sering dipakainya untuk menggocoh saya. Jika sudah tahu kelemahan diri di mana, kali lain harus berwaspada! Itu pelajaran yang saya dapat. Pengalaman yang mahal! Saya pun akhirnya menyiasati dengan berusaha mematikan keinginan makan enak dan melihat bunga indah.
Kita memang harus menyiasati dengan baik agar bisa menangkal kelicikan dan kelihaian iblis tersebut.
Untuk masalah rasa kantuk dan tidur, pada
Amsal dua kali dinyatakan bahwa jika kita mengantuk dan tertidur, selain kita dicap sebagai pemalas, kita juga harus bisa mengambil pelajaran bahwa tidur walau kita anggap sebentar akan mendatangkan kemiskinan, baik secara jasmani maupun rohani.
*Amsal 6:9-11* (VMD) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Kapan engkau bangun dari tidurmu? Engkau mengatakan, “Aku perlu istirahat. Aku pikir, aku perlu tidur sebentar,” lalu engkau terus tertidur dan semakin miskin. Segera engkau tidak mempunyai apa-apa seakan-akan pencuri datang dan mencuri segala sesuatu milikmu.
*Amsal 24:32-34* (VMD) Aku memperhatikan dan merenungkannya. Inilah yang kupelajari dari padanya: Tidur sebentar, istirahat sebentar, lipat tangan, dan berbaring. Hal-hal itulah membuat engkau cepat miskin. Engkau tidak akan memiliki apa pun, seolah-olah pencuri telah membongkar dan mengambil semuanya.
Karena itu, Tuhan Yesus berpesan, “Bekerjalah dengan rajin. Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dan Roh Allah”.
*Roma 12:11* (BIMK)
Biarlah Tuhan Yesus menolong dan memampukan kita untuk melawan kelicikan iblis. Karena : "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
*Matius 8:17b*
Selamat malam, selamat beristirahat. Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD Autopia Malang*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar