3014 Rema : Perbuatan baik yang tulus
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini diambil dari :
*Roma 12 : 9*
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Tema :
*Perbuatan baik yang tulus*
Di masa pandemi saat ini banyak orang berbuat baik untuk menolong sesama. Ini adalah bagian dari perbuatan kasih. Tetapi sayang, tidak semua dilakukan dengan tulus.
Ada yang dilakukan untuk kepentingan dirinya sendiri, memamerkan kekayaannya, supaya dipuji orang dan dilihat banyak orang.
Bahkan lebih dari itu dunia ini semakin terbiasa dengan kepalsuan. Kejahatan dibungkus dengan kesopanan. Keramahan menjadi alat penipuan. Pemberian ternyata jebakan. Dengan kata lain, kebaikan sering dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan baik di hadapan manusia atau Tuhan.
Di tengah situasi seperti ini setiap umat pilihan Tuhan Yesus dipanggil untuk membawa perbedaan. Kita diperintahkan untuk menunjukkan kebaikan yang bersumber dari kesungguhan atau ketulusan. Berasal dari hati yang mengasihi dan mempunyai motivasi yang murni.
*Yakobus 3 : 17 BIS*
Tetapi orang yang mempunyai kebijaksanaan yang berasal dari atas, ia pertama-tama sekali murni, kemudian suka berdamai, peramah, dan penurut. Ia penuh dengan belas kasihan dan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Ia tidak memihak dan tidak berpura-pura.
Hikmat yang dari Tuhan Yesus itu murni, ada kedamaian, peramah dan kerendahan hati untuk manut. Dan karena itu dalam hati dan hidupnya ada kasih Ilahi yang murni sehingga dapat menghasilkan perbuatan perbuatan baik yang tulus. Dengan kata lain hikmat inilah yang membuat kehidupan dan karakter orang berubah bertambah baik. Sehingga orang lain dapat merasakan sukacita dan damai sejahtera Kristus.
Jika ini ada dalam hati kita atau terjadi dalam hidup kita maka kita akan selalu terdorong untuk melakukan perbuatan baik yang tulus bukan dengan kemunafikan. Ini akan terpancar dalam seluruh pribadi kita dan kehidupan kita. Walaupun tantangan yang dihadapi tidaklah mudah.
Karena kuasa jahat selalu mengintai mencari kelemahan kita supaya jatuh dalam perbuatan jahat, seperti : iri hati, kemarahan, pertengkaran, kesombongan dll. Marilah kita mohon kepada Roh Kudus untuk membentengi diri kita dengan FirmanNya ,supaya dapat berjuang menguasai diri dalam kebenaran.
Kembali datang kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan kejujuran untuk mau menyerahkan dosa.
*Amsal 14 : 2*
Siapa berjalan dengan jujur, *takut akan TUHAN,* tetapi orang yang sesat jalannya, *menghina Dia* .
Karena orang yang jujur dan tulus hatinya dihadapan Tuhan Yesus adalah orang yang menghormatiNya, tetapi jika kita masih gengsi untuk mengakui semua dosa dosa kita serta berusaha menyembunyikannya maka sebenarnya kita menghina Tuhan.
*2 Petrus 2 : 9-10*
maka nyata, bahwa Tuhan tahu *menyelamatkan* orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk *disiksa* *pada hari penghakiman* ,
terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin *mencemarkan diri* dan *yang menghina pemerintahan* *Allah* . Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
Upah orang yang tidak tulus atau jujur yaitu orang yang menghina Tuhan adalah disiksa di hari penghakiman. Karena itu mumpung masih diberi kesempatan, marilah kita instrospeksi diri untuk berbuat kebaikan dengan kasih yang tulus dan jujur dihadapan manusia dan Tuhan Yesus untuk kemuliaanNya supaya kelak kita dimuliakan oleh Tuhan dan menerima keselamatan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Dengan berseru meminta pertolongan kepada Tuhan Yesus kita mampu melakukannya. Sebab Tuhan melihat hati kita. Haleluya. Amin.
*PD Autopia Malang*
Wita
Komentar
Posting Komentar