1124 Rensi: Menghasilkan Buah Manis
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan diambil dari
*Yesaya 5:1-7 (TB)* Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Dengan tema:
*MENGHASILKAN BUAH MANIS*
Nubuatan Nabi Yesaya ini berbentuk nyanyian yang isinya mengandung kiasan penggambaran kekecewaan Tuhan sebagaimana petani kebun anggur di lereng bukit yang subur. Dia mencangkul dan membuang semua batu dan menanami dengan pohon anggur pilihan. Namun akhirnya didapatinya buah dari pokok anggur itu asam. Betapa kecewanya pemilik anggur itu. Segala cara yang terbaik untuk harapan buah yang terbaik harus menerima kenyataan menuai buah yang asam. Tindakan pemilik anggur itu atas kekecewaan adalah dengan menebang pagar duri kebun sehingga kebun ini diinjak-injak dan ditumbuhi semak-semak. Bahkan, kebun itu pun akan dilanda kekeringan sebab Tuhan memerintahkan awan-awan tidak menurunkan hujan di atasnya.
Kasih, kemurahan, dan pemeliharaan Tuhan Yesus atas hidup atas umat Israel justru akhirnya didapati buah yang sangat mengecewakan dan mendukakan hati Tuhan. Bagaimana tidak, jika yang didapati atas umat-Nya adalah kejahatan, kelaliman, keonaran. Dosa umat Israel ini adalah buah yang asam dan akan mendatangkan hukuman Allah bagi umat-Nya.
Bahkan lebih parah lagi, ketika umat-Nya sendiri menantang Allah untuk menyatakan hukuman-Nya, "Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat (ayat 18, 19) Dan dilihat bagaimana sikap umat Israel yang sudah sangat keterlaluan yang tidak hanya melakukan dosa di hadapan Allah, tetapi juga sudah berani menantang Allah untuk secepatnya mendatangkan hukuman-Nya.
*Yesaya 5:18-19 (TB)* Celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan dan dosa seperti dengan tali gerobak, yang berkata: "Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat; dan baiklah keputusan Yang Mahakudus, Allah Israel, datang mendekat, supaya kita tahu."
Begitu besar kasih Allah bagi kita, bahkan anak-Nya yang tunggal menjadi korban pengampunan dosa sehingga dengan kasih-Nya itu kita melihat dan memasuki jalan keselamatan dari Allah:
*Yohanes 3:16 (TB)* Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sama dengan umat Israel, kita pun acapkali berbuat demikian. Mendukakan hati Bapa!
Tuhan Yesus memanggil kita orang yang berdosa untuk menerima keselamatan-Nya, namun adakah kita menghargai dan mensyukuri panggilan-Nya itu? Kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah sebagai bangsa yang terpilih, imanat yang rajani, bangsa yang kudus kepunyaan Allah sendiri:
*1 Petrus 2:9 (TB)* Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Paulus menasihatkan pada:
*Efesus 4:1 (TB)* Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Jika Tuhan memanggil kita dengan kasih-Nya yang besar, kita pun pasti akan menyatakan kasih dalam hidup kita. Bukan sebaliknya melakukan perbuatan di luar kasih.Jika panggilan hidup dari Allah adalah kudus, apakah kita akan mengangkat tangan yang sama untuk menindas orang lain? Apakah lidah yang kita gunakan untuk memuji Tuhan, akan kita pakai juga untuk mengutuk, menjelekkan, memfitnah, dan berbohong? Apakah kita mengakui Allah dengan perkataan, namun menyangkal-Nya dengan perbuatan?
Kita diingatkan kembali untuk merenungkan kasih Allah yang besar yang telah dinyatakan atas hidup kita dengan segala berkat rohani maupun jasmani. Tuhan menciptakan kita dari kebaikan-Nya dan memberikan kebaikan-Nya.
Tuhan menyatakan Anugerah-Nya yang terbesar melalui Yesus Kristus agar untuk selamanya kebaikan-Nya beserta hidup kita.
Kasih Allah yang besar telah menjadikan, memberi, memelihara hidup kita dari kebaikan-Nya dengan harapan bahwa kebaikan Tuhan nyata atas hidup kita. Dengan apakah kita akan menghargai dan menghormati kasih Allah yang besar atas hidup kita? Apakah justru sebaliknya kita merespon dengan menyalibkan Yesus sekali lagi dengan perilaku hidup kita yang tidak baik?
Kita adalah kawan sekerja Allah. Bukan dalam arti kesamaan derajat, melainkan Tuhan Yesus menganugerahi kita kemampuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan kita.
*2 Korintus 6:1 (TB)* Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
*2 Korintus 3:4-6 (TB)* Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan
Apa yang kita lakukan dan perbuat tidak pernah lepas dari pekerjaan yang Tuhan kehendaki dan lakukan sehingga kedekatan dengan Tuhan tidak pernah terputus. Berada pada hadirat Tuhan yang kudus tidak saja hanya dalam doa, ibadat, maupun kidung pujian, tetapi juga pada setiap saat kita berada pada kekudusan Allah. Sebab kita akan selalu berbuat dan bertindak sebagai kawan sekerja Allah.
*Yohanes 15:4-5 (TB)* Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Menghasilkan buah yang manis dan baik dalam hidup kita tidak akan mungkin terjadi tanpa tinggal dalam firman Tuhan Yesus setiap saat. Dalam hal berbuat dan bertindak kita bukan lagi untuk diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan Allah semata. Kehidupan kita merupakan pernyataan iman kita bahwa kebaikan Tuhan telah dinyatakan dalam hidup kita. Biarlah kehidupan kita menjadi buah yang manis di hadapan Allah. Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
11102017
Ninik SR
Renungan diambil dari
*Yesaya 5:1-7 (TB)* Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Dengan tema:
*MENGHASILKAN BUAH MANIS*
Nubuatan Nabi Yesaya ini berbentuk nyanyian yang isinya mengandung kiasan penggambaran kekecewaan Tuhan sebagaimana petani kebun anggur di lereng bukit yang subur. Dia mencangkul dan membuang semua batu dan menanami dengan pohon anggur pilihan. Namun akhirnya didapatinya buah dari pokok anggur itu asam. Betapa kecewanya pemilik anggur itu. Segala cara yang terbaik untuk harapan buah yang terbaik harus menerima kenyataan menuai buah yang asam. Tindakan pemilik anggur itu atas kekecewaan adalah dengan menebang pagar duri kebun sehingga kebun ini diinjak-injak dan ditumbuhi semak-semak. Bahkan, kebun itu pun akan dilanda kekeringan sebab Tuhan memerintahkan awan-awan tidak menurunkan hujan di atasnya.
Kasih, kemurahan, dan pemeliharaan Tuhan Yesus atas hidup atas umat Israel justru akhirnya didapati buah yang sangat mengecewakan dan mendukakan hati Tuhan. Bagaimana tidak, jika yang didapati atas umat-Nya adalah kejahatan, kelaliman, keonaran. Dosa umat Israel ini adalah buah yang asam dan akan mendatangkan hukuman Allah bagi umat-Nya.
Bahkan lebih parah lagi, ketika umat-Nya sendiri menantang Allah untuk menyatakan hukuman-Nya, "Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat (ayat 18, 19) Dan dilihat bagaimana sikap umat Israel yang sudah sangat keterlaluan yang tidak hanya melakukan dosa di hadapan Allah, tetapi juga sudah berani menantang Allah untuk secepatnya mendatangkan hukuman-Nya.
*Yesaya 5:18-19 (TB)* Celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan dan dosa seperti dengan tali gerobak, yang berkata: "Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat; dan baiklah keputusan Yang Mahakudus, Allah Israel, datang mendekat, supaya kita tahu."
Begitu besar kasih Allah bagi kita, bahkan anak-Nya yang tunggal menjadi korban pengampunan dosa sehingga dengan kasih-Nya itu kita melihat dan memasuki jalan keselamatan dari Allah:
*Yohanes 3:16 (TB)* Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sama dengan umat Israel, kita pun acapkali berbuat demikian. Mendukakan hati Bapa!
Tuhan Yesus memanggil kita orang yang berdosa untuk menerima keselamatan-Nya, namun adakah kita menghargai dan mensyukuri panggilan-Nya itu? Kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah sebagai bangsa yang terpilih, imanat yang rajani, bangsa yang kudus kepunyaan Allah sendiri:
*1 Petrus 2:9 (TB)* Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Paulus menasihatkan pada:
*Efesus 4:1 (TB)* Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Jika Tuhan memanggil kita dengan kasih-Nya yang besar, kita pun pasti akan menyatakan kasih dalam hidup kita. Bukan sebaliknya melakukan perbuatan di luar kasih.Jika panggilan hidup dari Allah adalah kudus, apakah kita akan mengangkat tangan yang sama untuk menindas orang lain? Apakah lidah yang kita gunakan untuk memuji Tuhan, akan kita pakai juga untuk mengutuk, menjelekkan, memfitnah, dan berbohong? Apakah kita mengakui Allah dengan perkataan, namun menyangkal-Nya dengan perbuatan?
Kita diingatkan kembali untuk merenungkan kasih Allah yang besar yang telah dinyatakan atas hidup kita dengan segala berkat rohani maupun jasmani. Tuhan menciptakan kita dari kebaikan-Nya dan memberikan kebaikan-Nya.
Tuhan menyatakan Anugerah-Nya yang terbesar melalui Yesus Kristus agar untuk selamanya kebaikan-Nya beserta hidup kita.
Kasih Allah yang besar telah menjadikan, memberi, memelihara hidup kita dari kebaikan-Nya dengan harapan bahwa kebaikan Tuhan nyata atas hidup kita. Dengan apakah kita akan menghargai dan menghormati kasih Allah yang besar atas hidup kita? Apakah justru sebaliknya kita merespon dengan menyalibkan Yesus sekali lagi dengan perilaku hidup kita yang tidak baik?
Kita adalah kawan sekerja Allah. Bukan dalam arti kesamaan derajat, melainkan Tuhan Yesus menganugerahi kita kemampuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan kita.
*2 Korintus 6:1 (TB)* Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
*2 Korintus 3:4-6 (TB)* Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan
Apa yang kita lakukan dan perbuat tidak pernah lepas dari pekerjaan yang Tuhan kehendaki dan lakukan sehingga kedekatan dengan Tuhan tidak pernah terputus. Berada pada hadirat Tuhan yang kudus tidak saja hanya dalam doa, ibadat, maupun kidung pujian, tetapi juga pada setiap saat kita berada pada kekudusan Allah. Sebab kita akan selalu berbuat dan bertindak sebagai kawan sekerja Allah.
*Yohanes 15:4-5 (TB)* Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Menghasilkan buah yang manis dan baik dalam hidup kita tidak akan mungkin terjadi tanpa tinggal dalam firman Tuhan Yesus setiap saat. Dalam hal berbuat dan bertindak kita bukan lagi untuk diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan Allah semata. Kehidupan kita merupakan pernyataan iman kita bahwa kebaikan Tuhan telah dinyatakan dalam hidup kita. Biarlah kehidupan kita menjadi buah yang manis di hadapan Allah. Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
11102017
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar