1123 Regi: Menjawab Panggilan Allah

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Topik renungan pagi hari ini adalah:

*Menjawab Panggilan Allah*

Apabila kita diperhadapkan pada kenyataan hidup yang tidak lancar, terdapat kendala di sana-sini, yang dalam melaluinya dituntut untuk mengedepankan iman, rasanya perjalanan hidup ini menjadi tidak mudah, meskipun *TUHAN* telah menyatakan akan *menuntun* dan kita diminta *percaya penuh* serta *taat* terhadap *tuntunan-Nya.*

Bahkan Musa ketika diutus untuk menghadap Firaun, mengatakan dalam:

*Keluaran 3:11*
 _"Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"_

Namun TUHAN menguatkan hati Musa: _"Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, …;  sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya."_ *(Keluaran 14: 13).*

Kemudian Musa percaya penuh dan mentaati perintah-Nya, sehingga dia dipakai secara luar biasa, membelah Laut Teberau membawa bangsa Israel keluar dari penjajahan Mesir
*(Keluaran 14: 21-22).*

Demikian pula pemanggilan Gideon, ia mengalami krisis percaya diri sewaktu Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ia memandang dirinya lemah karena masih muda dan saat itu tengah dirundung takut, bersembunyi terhadap orang Midian
*(Hakim-hakim 6: 11).*
Namun Allah berfirman untuk menghilangkan rasa takutnya, _“Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura,…”_ dan Gideon benar-benar turun bersama Pura, bujangnya
*(Hakim-hakim 7:10-15).*

Gideon pun kemudian berubah menjadi hakim yang gagah berani, bahkan berhasil mengalahkan musuh berjumlah 135.000 orang hanya dengan pasukan 300 orang.

Bisa jadi, kita belum dapat melakukan apa-apa karena kita *salah persepsi*. Kita menganggap bahwa Allah menghendaki kita melakukan perintah-Nya berdasarkan kekuatan kita sendiri, padahal tidak! Allah menggunakan *kuasa-Nya* melalui *diri kita*. Sehingga kita hanyalah sekedar alat perantara saja untuk menyatakan kehendak-Nya. Bukankah kita hanyalah berasal dari debu, apakah kekuatan kita? Tapi Allah berkenan memakai siapa saja dan apa saja, bahkan seekor keledaipun bisa berbicara atas kehendak Allah
*(Bilangan 22: 28).*

Marilah kita *terus belajar melakukan penyerahan diri* kepada Allah untuk dipakai *seturut dengan kehendak-Nya*, sehingga kita dimampukan melakukan *pekerjaan-pekerjaan besar*, bahkan yang tidak terbatas, *bagi kemuliaan Bapa*. Bersediakah kita?

Hendaknya seperti Yesaya dengan tegas menjawab panggilan Allah: _“Ini aku, utuslah aku!”_
*(Yesaya 6: 8b)*.

Agar *karunia hak penuh memasuki Kerajaan kekal Tuhan Yesus Kristus* kelak kita terima
*(2 Petrus1: 11 dan 12)*.

Tidak peduli, sebesar apapun tantangan yang kita hadapi, yang pasti *kuasa* Allah yang jauh *lebih besar* menyertai.

*PD Autopia Malang*
11102017
*GunawanWibisono*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR