590 Rensi : Damai Sejahtera Mengalahkan Penderitaan
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman siang ini dengan tema:
*Damai sejahtera mengalahkan penderitaan*
Yohanes 16:33 (TB) *Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku*. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Di setiap awal tahun, di gereja kami ada suatu kebiasaan mengambil ayat tahunan, dan di tahun ini ayat inilah yang saya dapatkan
Saat menerima ayat ini saya teringat akan masa lalu saya bagaimana Tuhan Yesus menata hidup saya dan mempersiapkan masa depan saya, walaupun itu sepertinya tidak enak dan tidak sesuai harapan.
Jika pada umumnya anak-anak muda yang baru lulus sma, pasti ingin dan bersemangat sekali untuk melanjutkan kuliah, namun sedikit berbeda dengan saya, saya malah gak ingin melanjutkan kuliah, saya cuma ingin kursus aja, atau D1 saja, karena saya berpikir, saat itu ayah saya sudah pensiun dan masih 2 kakak saya yang kuliah sehingga saya tidak ingin menambah beban ortu saya, namun karena kemurahan Tuhan, Tante saya dipakai Tuhan untuk membantu kami sehingga saya dapat melanjutkan kuliah, singkat cerita dengan segala keterbatasan dana yang ada, saya hanya bisa menapaki kuliah saya sampai di semester 4, dan harus cuti kuliah dan kembali ke malang karena saat itu saya kuliah di Surabaya.
Sebagai anak muda, wajar jika saya menjadi kecewa, namun sedikitpun rasa tersebut tidak ada, bahkan tidak ada penyesalan atau kekecewaan dalam diri saya walau saya harus berhenti di tengah jalan, karena prinsip saya saat itu, apapun yang harus terjadi pada saya, jika itu kehendak Tuhan, maka terjadilah, karena saya yakin bahwa sekalipun saya gak menyelesaikan sekolah tinggi sekalipun saya akan tetap bisa hidup dan menghidupi keluarga saya kelak.
Seperti pada,
Mazmur 139:16 (TB) *mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.*
Walaupun saat itu saya belum tahu ayat ini, tapi saya percaya bagaimana Allah sudah menata hidup saya.
Seperti pada nats diatas, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, sebenarnya skenario besar hidup kita ini sudah dibuat jauh sebelum kita ada, bahkan seperti apa yang sudah saya alami, semuanya itu sudah tertulis, dan tidak ada sesuatu yang kebetulan, bahkan disana juga sudah tertulis saya nanti bakalan mati umur sekian.
Hal inilah yang membuat pikiran saya menjadi "ringan" tanpa beban, saat menjalani hidup, sekalipun menghadapi hal yang tidak menyenangkan, bahkan sebelum berhenti di tengah jalan, di semester 3 saya sudah mulai nyambi kerja, nyicil motor dari hasil kerja saya dan 6 bulan kemudian motor saya hilang dicuri, namun sekali lagi saya gak bersedih, dan bukan hanya itu, selama saya kuliah, tahun pertama saya tinggal di tempat tante saya, th ke 2 sempat nunut kos di temen sebulan, dan akhirnya dapat kamar kos sendiri yang ukurannya hanya 1,5x2m, kamar kos tersempit yang pernah ada mungkin ya.
Gak hanya itu, buat makan sehari2, rata2 saya makan nasi sehari cuma sekali, kalau diakhir bulan ada sisa uang baru bisa makan 2x atau 3x, selebihnya sarapan roti atau mie gelas (bukan pop mie), bahkan pernah kehabisan uang gak bisa beli makanan, saya cuma bilang sama Tuhan Yesus, kalau saya harus berpuasa, saya akan lakukan, tetapi kenyataannya Tuhan Yesus tidak pernah menegakan saya, sehingga saya gak pernah puasa karena kehabisan uang, ada saja caranya membuat saya bisa makan.
Sekalipun mungkin tampaknya menderita, sama sekali saya tidak merasa menderita, bahkan dari situlah iman saya tumbuh dan semakin diteguhkan, dan sekalipun saya kuliah di surabaya, setiap sabtu saya selalu berusaha untuk datang ke Autopia walaupun terkadang harus langsung dari Surabaya ke Bukit Barisan
Saya tidak merasa itu suatu penderitaan, ya karena saya percaya kepada sang pembuat skenario hidup saya, yang penting sekarang saya berusaha manut, berusaha menjalankan perintah (walaupun masih terseok2), menjaga anugrah keselamatan yang sudah diberikan, dan tetap setia, hanya itu saja prinsip saya saat itu
Seperti seorang anak yang bisa *bergembira* tanpa beban karena dia gak mikir, nanti aku dikasih makan apa sama ibuku, uang sekolahku sdh dibayar atau belum, dsb karena dia percaya orang tuanya mencukupkan segala keperluannya
Filipi 4:19 (TB) *Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.*
Kalau *segala* berarti gak ada yang ketinggalan, dan yang mencukupkan Allah, bukan manusia, jika kita punya keyakinan seperti itu maka kita bisa berkata...
Roma 8:35 (TB) *Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?*
Sekarang, jika saya mengalami penderitaan, saya cuma bilang dalam hati seperti ini, _"kalau dulu saya sanggup menghadapi penderitaan dan kesengsaraan yang jauh lebih buruk dari yang saya alami sekarang, mengapa sekarang saya tidak sanggup?, Dulu saya bisa, sekarangpun saya pasti bisa"_ karena Allah senantiasa membersamai saya, penderitaan apapun yang harus saya alami, Damai SejahteraNya mengalahkan penderitaanku.
Bagi saudaraku, anak-anak muda, jangan takut kalau kita dihadapkan pada hal yang tidak menyenangkan dan yang tidak sesuai harapan, tetap percaya dan manut kepada Sang Pembuat Skenario hidup kita, semuanya itu sudah di tata dan di aturnya, pastilah yang terbaik yang akan kita dapatnya, setidaknya nama kita tertulis di buku kehidupan dan itulah jaminan hidup kita, semoga Damai Sejahtera Allah senantiasa ada pada hati kita, sehingga kita senantiasa dikuatkan dalam menghadapi apapun penderitaan hidup ini.
Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
18012017
Andika Zakharia
*Damai sejahtera mengalahkan penderitaan*
Yohanes 16:33 (TB) *Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku*. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Di setiap awal tahun, di gereja kami ada suatu kebiasaan mengambil ayat tahunan, dan di tahun ini ayat inilah yang saya dapatkan
Saat menerima ayat ini saya teringat akan masa lalu saya bagaimana Tuhan Yesus menata hidup saya dan mempersiapkan masa depan saya, walaupun itu sepertinya tidak enak dan tidak sesuai harapan.
Jika pada umumnya anak-anak muda yang baru lulus sma, pasti ingin dan bersemangat sekali untuk melanjutkan kuliah, namun sedikit berbeda dengan saya, saya malah gak ingin melanjutkan kuliah, saya cuma ingin kursus aja, atau D1 saja, karena saya berpikir, saat itu ayah saya sudah pensiun dan masih 2 kakak saya yang kuliah sehingga saya tidak ingin menambah beban ortu saya, namun karena kemurahan Tuhan, Tante saya dipakai Tuhan untuk membantu kami sehingga saya dapat melanjutkan kuliah, singkat cerita dengan segala keterbatasan dana yang ada, saya hanya bisa menapaki kuliah saya sampai di semester 4, dan harus cuti kuliah dan kembali ke malang karena saat itu saya kuliah di Surabaya.
Sebagai anak muda, wajar jika saya menjadi kecewa, namun sedikitpun rasa tersebut tidak ada, bahkan tidak ada penyesalan atau kekecewaan dalam diri saya walau saya harus berhenti di tengah jalan, karena prinsip saya saat itu, apapun yang harus terjadi pada saya, jika itu kehendak Tuhan, maka terjadilah, karena saya yakin bahwa sekalipun saya gak menyelesaikan sekolah tinggi sekalipun saya akan tetap bisa hidup dan menghidupi keluarga saya kelak.
Seperti pada,
Mazmur 139:16 (TB) *mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.*
Walaupun saat itu saya belum tahu ayat ini, tapi saya percaya bagaimana Allah sudah menata hidup saya.
Seperti pada nats diatas, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, sebenarnya skenario besar hidup kita ini sudah dibuat jauh sebelum kita ada, bahkan seperti apa yang sudah saya alami, semuanya itu sudah tertulis, dan tidak ada sesuatu yang kebetulan, bahkan disana juga sudah tertulis saya nanti bakalan mati umur sekian.
Hal inilah yang membuat pikiran saya menjadi "ringan" tanpa beban, saat menjalani hidup, sekalipun menghadapi hal yang tidak menyenangkan, bahkan sebelum berhenti di tengah jalan, di semester 3 saya sudah mulai nyambi kerja, nyicil motor dari hasil kerja saya dan 6 bulan kemudian motor saya hilang dicuri, namun sekali lagi saya gak bersedih, dan bukan hanya itu, selama saya kuliah, tahun pertama saya tinggal di tempat tante saya, th ke 2 sempat nunut kos di temen sebulan, dan akhirnya dapat kamar kos sendiri yang ukurannya hanya 1,5x2m, kamar kos tersempit yang pernah ada mungkin ya.
Gak hanya itu, buat makan sehari2, rata2 saya makan nasi sehari cuma sekali, kalau diakhir bulan ada sisa uang baru bisa makan 2x atau 3x, selebihnya sarapan roti atau mie gelas (bukan pop mie), bahkan pernah kehabisan uang gak bisa beli makanan, saya cuma bilang sama Tuhan Yesus, kalau saya harus berpuasa, saya akan lakukan, tetapi kenyataannya Tuhan Yesus tidak pernah menegakan saya, sehingga saya gak pernah puasa karena kehabisan uang, ada saja caranya membuat saya bisa makan.
Sekalipun mungkin tampaknya menderita, sama sekali saya tidak merasa menderita, bahkan dari situlah iman saya tumbuh dan semakin diteguhkan, dan sekalipun saya kuliah di surabaya, setiap sabtu saya selalu berusaha untuk datang ke Autopia walaupun terkadang harus langsung dari Surabaya ke Bukit Barisan
Saya tidak merasa itu suatu penderitaan, ya karena saya percaya kepada sang pembuat skenario hidup saya, yang penting sekarang saya berusaha manut, berusaha menjalankan perintah (walaupun masih terseok2), menjaga anugrah keselamatan yang sudah diberikan, dan tetap setia, hanya itu saja prinsip saya saat itu
Seperti seorang anak yang bisa *bergembira* tanpa beban karena dia gak mikir, nanti aku dikasih makan apa sama ibuku, uang sekolahku sdh dibayar atau belum, dsb karena dia percaya orang tuanya mencukupkan segala keperluannya
Filipi 4:19 (TB) *Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.*
Kalau *segala* berarti gak ada yang ketinggalan, dan yang mencukupkan Allah, bukan manusia, jika kita punya keyakinan seperti itu maka kita bisa berkata...
Roma 8:35 (TB) *Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?*
Sekarang, jika saya mengalami penderitaan, saya cuma bilang dalam hati seperti ini, _"kalau dulu saya sanggup menghadapi penderitaan dan kesengsaraan yang jauh lebih buruk dari yang saya alami sekarang, mengapa sekarang saya tidak sanggup?, Dulu saya bisa, sekarangpun saya pasti bisa"_ karena Allah senantiasa membersamai saya, penderitaan apapun yang harus saya alami, Damai SejahteraNya mengalahkan penderitaanku.
Bagi saudaraku, anak-anak muda, jangan takut kalau kita dihadapkan pada hal yang tidak menyenangkan dan yang tidak sesuai harapan, tetap percaya dan manut kepada Sang Pembuat Skenario hidup kita, semuanya itu sudah di tata dan di aturnya, pastilah yang terbaik yang akan kita dapatnya, setidaknya nama kita tertulis di buku kehidupan dan itulah jaminan hidup kita, semoga Damai Sejahtera Allah senantiasa ada pada hati kita, sehingga kita senantiasa dikuatkan dalam menghadapi apapun penderitaan hidup ini.
Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
18012017
Andika Zakharia
Komentar
Posting Komentar