564 Rensi: Berbahagia Manusia yang Ditegur Allah
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini dari :
Ayub 5:17 (TB) Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Bagaimana perasaan kita jika ada orang lain menegur kita? Apakah kita bisa menerima teguran itu dengan sukacita, lapang dada atau bahkan sebaliknya kita menjadi marah, dendam atau merasa dipermalukan? Orang lain menegur atau memperingatkan kita itu, tentunya dia mempunyai maksud yang baik dan merasa kasihan kepada kita, karena kesalahan kita, atau supaya kita tidak mengalami celaka bahkan hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita atau orang lain.
Demikian juga, Tuhan menegur kita itu karena ada sesuatu hal yang bertentangan dengan kehendak dan rencana Tuhan yang mengakibatkan kita jatuh kedalam dosa atau kepada kejahatan yang pada akhirnya membinasakan kita, jadi teguran Tuhan itu baik karena membawa kita kepada keselamatan jiwa kita, supaya kita beroleh sukacita dan damai sejahtera dalam hidup kita,namun tidak jarang dari kita akan berontak jika mendapat teguran Allah, sebab seperti yang dikatakan dalam
Amsal 16:2 (TB) *Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri*, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Itulah sebabnya kita berontak dan lebih mudah mengatakan *Tuhan tidak adil,Tuhan tidak kasih,Tuhan tidak peduli* mengapa hal ini diberikan kepadaku? Lalu kita membandingkan dengan orang lain, dengan merasa diri kita sudah lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih banyak dosanya dibanding diri kita?
Ingat siapakah diri kita ini? Tidak lain hanyalah debu dan hari-hari manusia bagaikan rumput dipadang yang sekarang segar besok sudah layu kena terik matahari, karena itu sudah seharusnya kita bersyukur jika Tuhan mau menegur kita, yang berarti Tuhan sangat kasih dan peduli kepada kita yang hanya debu saja dihadapanNya, karena itu relakan hati dan bertobat lah
Wahyu 3:19 (TB) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Yang menjadi perenungan dalam diri kita ,pantaskah kita sebagai orang yang dikasihi Allah? Siapakah kita sehingga Allah mau mengasihi kita? Apa yang sudah kita lakukan untuk membalas dan menjawab kasih Allah ini? Jika demikian masih teruskah kita hidup dalam perbuatan dosa dan jahat?
Ingat Allah mengasihi kita bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan, juga bukan karena gagah dan kuat kita, tapi hanya kasih karunia dan kemurahan Allah saja sehingga DIA mau dan sudi melakukan semua itu bagi kita.
Karena itu mari kita bertobat dan merelakan hati kita, untuk hidup dalam rencana Tuhan Allah kita dengan tidak menolak didikan dan teguran Allah, dan menyadari maksud semua itu adalah untuk keselamatan jiwa kita, dan memurnikan iman kita yang jauh lebih berharga dari emas dan perak, maka mari kita ingat dan kita puji Dia Allah kita yang sudah mengasihi kita dengan
*SEMUA KARENA ANUG’RAHNYA*
Bukan kar’na kebaikanmu
Bukan kar’na fasih lidahmu
Bukan kar’na kekayaanmu
Kau di pilih, kau dipanggilNya
Bukan kar’na kecakapanmu
Bukan kar’na baik rupamu
Bukan kar’na kelebihanmu
Kau dipanggil, kau dipakaiNya
Bila engkau dapat, itu karuniaNya
Bila engkau punya, semua daripadaNya
Semua kar’na anug’rahNya
Di b’rikanNya pada kita
Semau anug’rahNya bagi kita
Bila engkau dipakaiNya
Selamat berakitifitas Tuhan Yesus memberkati kita amin
*PD AUTOPIA MALANG*
05012016
Wibisono
Ayub 5:17 (TB) Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Bagaimana perasaan kita jika ada orang lain menegur kita? Apakah kita bisa menerima teguran itu dengan sukacita, lapang dada atau bahkan sebaliknya kita menjadi marah, dendam atau merasa dipermalukan? Orang lain menegur atau memperingatkan kita itu, tentunya dia mempunyai maksud yang baik dan merasa kasihan kepada kita, karena kesalahan kita, atau supaya kita tidak mengalami celaka bahkan hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita atau orang lain.
Demikian juga, Tuhan menegur kita itu karena ada sesuatu hal yang bertentangan dengan kehendak dan rencana Tuhan yang mengakibatkan kita jatuh kedalam dosa atau kepada kejahatan yang pada akhirnya membinasakan kita, jadi teguran Tuhan itu baik karena membawa kita kepada keselamatan jiwa kita, supaya kita beroleh sukacita dan damai sejahtera dalam hidup kita,namun tidak jarang dari kita akan berontak jika mendapat teguran Allah, sebab seperti yang dikatakan dalam
Amsal 16:2 (TB) *Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri*, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Itulah sebabnya kita berontak dan lebih mudah mengatakan *Tuhan tidak adil,Tuhan tidak kasih,Tuhan tidak peduli* mengapa hal ini diberikan kepadaku? Lalu kita membandingkan dengan orang lain, dengan merasa diri kita sudah lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih banyak dosanya dibanding diri kita?
Ingat siapakah diri kita ini? Tidak lain hanyalah debu dan hari-hari manusia bagaikan rumput dipadang yang sekarang segar besok sudah layu kena terik matahari, karena itu sudah seharusnya kita bersyukur jika Tuhan mau menegur kita, yang berarti Tuhan sangat kasih dan peduli kepada kita yang hanya debu saja dihadapanNya, karena itu relakan hati dan bertobat lah
Wahyu 3:19 (TB) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Yang menjadi perenungan dalam diri kita ,pantaskah kita sebagai orang yang dikasihi Allah? Siapakah kita sehingga Allah mau mengasihi kita? Apa yang sudah kita lakukan untuk membalas dan menjawab kasih Allah ini? Jika demikian masih teruskah kita hidup dalam perbuatan dosa dan jahat?
Ingat Allah mengasihi kita bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan, juga bukan karena gagah dan kuat kita, tapi hanya kasih karunia dan kemurahan Allah saja sehingga DIA mau dan sudi melakukan semua itu bagi kita.
Karena itu mari kita bertobat dan merelakan hati kita, untuk hidup dalam rencana Tuhan Allah kita dengan tidak menolak didikan dan teguran Allah, dan menyadari maksud semua itu adalah untuk keselamatan jiwa kita, dan memurnikan iman kita yang jauh lebih berharga dari emas dan perak, maka mari kita ingat dan kita puji Dia Allah kita yang sudah mengasihi kita dengan
*SEMUA KARENA ANUG’RAHNYA*
Bukan kar’na kebaikanmu
Bukan kar’na fasih lidahmu
Bukan kar’na kekayaanmu
Kau di pilih, kau dipanggilNya
Bukan kar’na kecakapanmu
Bukan kar’na baik rupamu
Bukan kar’na kelebihanmu
Kau dipanggil, kau dipakaiNya
Bila engkau dapat, itu karuniaNya
Bila engkau punya, semua daripadaNya
Semua kar’na anug’rahNya
Di b’rikanNya pada kita
Semau anug’rahNya bagi kita
Bila engkau dipakaiNya
Selamat berakitifitas Tuhan Yesus memberkati kita amin
*PD AUTOPIA MALANG*
05012016
Wibisono
Komentar
Posting Komentar