2756 Regi : Taat dan Menyenangkan Hati Allah

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi ini berjudul:

*Taat dan Menyenangkan Hati Allah*


Dalam dunia kerja, ketaatan lebih penting dari pada sekedar kepandaian. Karena di dalam ketaatan terkandung kejujuran, loyalitas dan ketepatan dalam menjalankan perintah. Jika dipadu dengan menyenangkan hati pimpinan, hal itu pasti menyukakan atasannya.
Dengan sikap seperti itu dia bisa menjadi “anak emas” dari atasannya. Namun dalam kenyataan banyak anak buah yang membijaksanai perintah atasan, akhirnya membuahkan penyelewengan yang berujung pada hukuman.

Para kekasih Kristus, dalam Alkitab figur raja-raja pada Perjanjian Lama mencerminkan kedua karakter di atas. Ada yang taat dan menyenangkan hati Allah, namun banyak pula yang membijaksanai peraturan Allah. Sebagai contoh, mari kita perhatikan perbandingan antara sifat Saul dan Daud. Dua pribadi yang sangat berbeda meskipun mereka sama-sama raja atas Israel.

Saul selalu membijaksanai aturan Allah bahkan terus menyedihkan hati-Nya.

Perintah Tuhan: “Kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya” *(1Samuel 15:3)*.

Yang dilakukan adalah menyimpan barang-barang dan harta kekayaan dan juga melepaskan Agag, raja orang Amalek.

Saul menolak mengakui perbuatan salahnya ketika tidak memusnahkan orang Amalek sampai habis dengan alasan “niat baik”, yaitu mempersembahkan korban kepada TUHAN. Inilah jawaban “bijak” Saul ketika ditanya Samuel:

“Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?” Jawab Saul, “Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas” *(1 Samuel 15: 14-15).*


Saul membijaksanai perintah TUHAN dengan berbagai dalih. Hasilnya, Roh Tuhan mundur darinya, dan roh jahat mengambil alih dengan memenuhi hatinya *(1 Samuel 16: 14).*


Sebaliknya jika kita melihat sikap Daud menanggapi perintah Allah, dia taat dan menyenangkan hati-Nya:

Daud selalu meminta petunjuk Tuhan sebelum mengambil keputusan. Dia melakukannya di Nob *(1 Samuel 22: 13-15)*, di Kehila *(1 Samuel 23: 2,4,10-12)*, dan di Ziklag *(1 Samuel 30: 7-8)*.
Daud senantiasa meletakkan kehendak TUHAN dalam pikiran dan hatinya dan tidak pernah mengeluarkan titahnya sendiri atau pergi berperang tanpa terlebih dahulu bertanya kepada TUHAN. Daud senantiasa rendah hati di hadapan TUHAN, tercermin ketika ia berhadapan dengan Goliat, mengatakan:
”TUHAN yang melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu” *(1 Samuel 17: 37)*. Dan

”Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam…” *(1Samuel 17: 45)*.
Akhirnya Goliat pun terkapar akibat batu yang melesak di dahinya.


Daud menyenangkan hati Allah, ketika dia melarikan diri dari Absalom dan memerintahkan agar tabut Allah dibawa kembali ke kota, tidak dibawa lari bersamanya dengan mengatakan:

"Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; *jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi*, juga tempat kediamannya.
Tetapi *jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."* *(2 Samuel 2: 24-26).*

Hati Daud remuk ketika ia merasakan menyesal secara mendalam setelah menghitung jumlah prajuritnya dan dalam penyesalannya ia berdoa:
”Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh” *(2 Samuel 24: 10).* 


Pengagungan TUHAN dinyatakan dalam berbagai keadaan, baik maupun tidak baik keadaanya. Tidak pernah Daud menyalahkan Allah, dan hal itulah yang menyukakan hati Allah.

SUDAHKAH KITA TAAT KEPADA TUHAN DAN BERUPAYA UNTUK MENYENANGKAN HATI-NYA DALAM BERBAGAI KEADAAN HIDUP KITA?

Perjuangan untuk menyenangkan hati Allah akan berujung pada kehidupan yang berkenan kepada-Nya, sehingga kita dianugerahi bagian orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. *(Kolose 1: 10-12)*.

Marilah kita senantiasa berjuang untuk taat dan menyenangkan hati-Nya, karena kerajaan terang menantikan kita.
Selamat pagi , selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati kita , haleluyah Amin.

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR