2705 Rema : MENDENGAR, MERESPON, DAN MELAKUKAN YANG DISABDAKANNYA
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan malam ini bertema:
*MENDENGAR, MERESPON, DAN MELAKUKAN YANG DISABDAKANNYA*
Dasar firmanNya dari:
*Kisah Para Rasul 13:44* (TB) Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.
Saudaraku kekasih Kristus, setiap Tuhan Yesus hadir dengan kuasa Rohul Kudus di dalam nubuat atau kuasa hikmat selalu diingatkan agar kita mendengar apa yang hendak disampaikan-Nya, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
*Matius 13:9*
Selain itu saat Bapa bersabda, diminta-Nya kita menjawab, merespon, bukan hanya diam tak bergeming karena saat Bapa hadir di tengah-tengah kita itu Bapa hendak membangun relasi, hubungan akrab, dan komunikasi dengan kita.
Sudah ditetapkan Selasa dan Sabtu sebagai hari istimewa yang mempertemukan kita dengan Bapa dalam ibadah Kudus, sehingga kita bisa berwawancara, bermohon terutama di dalam kesulitan kita sehingga solusi-Nya kita dapatkan dengan damai sejahtera. Maka, kita harus menghargai, menghormati, merespon, dan memperhatikan apa yang disampaikan-Nya.
Dalam bahasa Inggris ada dua kata untuk kata ‘mendengar’, yaitu _to listen_ dan _to hear_. Sesungguhnya keduanya memiliki makna yang sangat berbeda. Kata _'to listen'_ menyatakan suatu tindakan untuk mendengar yang dilakukan secara sengaja, aktif memberikan perhatian khusus terhadap sesuatu yang didengar, dan berusaha untuk memahaminya; sedangkan _'to hear'_ adalah tindakan mendengar yang dilakukan tanpa sengaja, tidak untuk memahami, atau hanya sekadar sambil lalu.
Tuhan Yesus menciptakan dua buah telinga dengan harapan agar kita lebih banyak mendengar dalam artian _to listen_ bukan _to hear_.
Manfaat mendengarkan Sabda Tuhan Yesus sangat banyak, misalnya kita akan hidup. “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”
*Yesaya 55:3a*
Hidup di sini tentu saja bukan sekadar hidup yang hanya dalam arti bernapas. Bukan! Hidup di sini mengandung artian secara rohani, yakni hidup kekal! Hidup yang memiliki relasi atau hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus.
Dengan mendengarkan Sabda-Nya, jalan kita akan terarah, tidak menyimpang dari patron (pola) yang ditentukan-Nya: “Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang daripada perkataan mulutku”
*Amsal 5:7*
Kita pun akan mengetahui apa yang benar dan keselamatan itu akan diberikan-Nya turun-temurun, “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian dan gegat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan”
*Yesaya 51:7-8*
Dengan mendengarkan sabda-Nya, iman kita akan timbul dan tidak tenggelam atau hilang, “.. iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”
*Roma 10:17* .
Maka, marilah kita meneladani Samuel yang pada saat mendengar suara-Nya, merespon dan memperhatikan dengan baik: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar"
*1 Samuel 3:10*
dan mari dengan sepenuh hati mendengar suara-Nya agar tidak menjadi umat yang bodoh, “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?”
*Mazmur 85:9*
Bersyukur kepada Bapa di surga yang telah membuka pendengaran kita. Bukankah sangat menderita mereka yang tidak memiliki kemampuan mendengar dengan baik? Mari kita datang kepada-Nya saat pagi, agar Bapa mempertajam pendengaran kita sehingga kita patuh, taat, tidak memberontak, dan tidak berpaling ke belakang, “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”
*Yesaya 50:4b*
Mari, kita pun menjadi pelaku bukan sekadar pendengar, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri”
*Yakobus 1:22*
Karena, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”
*Matius 7:21*
Biarlah kita berusaha dengan giat untuk menghadiri undangan Bapa setiap Selasa dan Sabtu untuk mendengar, merespon dengan benar, dan melakukan apa yang disabdakan-Nya agar kita beroleh hidup kekal, tidak bodoh, dituntun ke jalan kebenaran-Nya, beriman semakin kokoh, dan tidak berpaling ke belakang. Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik. SR
Renungan malam ini bertema:
*MENDENGAR, MERESPON, DAN MELAKUKAN YANG DISABDAKANNYA*
Dasar firmanNya dari:
*Kisah Para Rasul 13:44* (TB) Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah.
Saudaraku kekasih Kristus, setiap Tuhan Yesus hadir dengan kuasa Rohul Kudus di dalam nubuat atau kuasa hikmat selalu diingatkan agar kita mendengar apa yang hendak disampaikan-Nya, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
*Matius 13:9*
Selain itu saat Bapa bersabda, diminta-Nya kita menjawab, merespon, bukan hanya diam tak bergeming karena saat Bapa hadir di tengah-tengah kita itu Bapa hendak membangun relasi, hubungan akrab, dan komunikasi dengan kita.
Sudah ditetapkan Selasa dan Sabtu sebagai hari istimewa yang mempertemukan kita dengan Bapa dalam ibadah Kudus, sehingga kita bisa berwawancara, bermohon terutama di dalam kesulitan kita sehingga solusi-Nya kita dapatkan dengan damai sejahtera. Maka, kita harus menghargai, menghormati, merespon, dan memperhatikan apa yang disampaikan-Nya.
Dalam bahasa Inggris ada dua kata untuk kata ‘mendengar’, yaitu _to listen_ dan _to hear_. Sesungguhnya keduanya memiliki makna yang sangat berbeda. Kata _'to listen'_ menyatakan suatu tindakan untuk mendengar yang dilakukan secara sengaja, aktif memberikan perhatian khusus terhadap sesuatu yang didengar, dan berusaha untuk memahaminya; sedangkan _'to hear'_ adalah tindakan mendengar yang dilakukan tanpa sengaja, tidak untuk memahami, atau hanya sekadar sambil lalu.
Tuhan Yesus menciptakan dua buah telinga dengan harapan agar kita lebih banyak mendengar dalam artian _to listen_ bukan _to hear_.
Manfaat mendengarkan Sabda Tuhan Yesus sangat banyak, misalnya kita akan hidup. “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!”
*Yesaya 55:3a*
Hidup di sini tentu saja bukan sekadar hidup yang hanya dalam arti bernapas. Bukan! Hidup di sini mengandung artian secara rohani, yakni hidup kekal! Hidup yang memiliki relasi atau hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus.
Dengan mendengarkan Sabda-Nya, jalan kita akan terarah, tidak menyimpang dari patron (pola) yang ditentukan-Nya: “Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang daripada perkataan mulutku”
*Amsal 5:7*
Kita pun akan mengetahui apa yang benar dan keselamatan itu akan diberikan-Nya turun-temurun, “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian dan gegat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan”
*Yesaya 51:7-8*
Dengan mendengarkan sabda-Nya, iman kita akan timbul dan tidak tenggelam atau hilang, “.. iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”
*Roma 10:17* .
Maka, marilah kita meneladani Samuel yang pada saat mendengar suara-Nya, merespon dan memperhatikan dengan baik: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar"
*1 Samuel 3:10*
dan mari dengan sepenuh hati mendengar suara-Nya agar tidak menjadi umat yang bodoh, “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?”
*Mazmur 85:9*
Bersyukur kepada Bapa di surga yang telah membuka pendengaran kita. Bukankah sangat menderita mereka yang tidak memiliki kemampuan mendengar dengan baik? Mari kita datang kepada-Nya saat pagi, agar Bapa mempertajam pendengaran kita sehingga kita patuh, taat, tidak memberontak, dan tidak berpaling ke belakang, “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”
*Yesaya 50:4b*
Mari, kita pun menjadi pelaku bukan sekadar pendengar, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri”
*Yakobus 1:22*
Karena, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”
*Matius 7:21*
Biarlah kita berusaha dengan giat untuk menghadiri undangan Bapa setiap Selasa dan Sabtu untuk mendengar, merespon dengan benar, dan melakukan apa yang disabdakan-Nya agar kita beroleh hidup kekal, tidak bodoh, dituntun ke jalan kebenaran-Nya, beriman semakin kokoh, dan tidak berpaling ke belakang. Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik. SR
Komentar
Posting Komentar