2740 Rema : Allah Sang Pembela

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam nama Yesus Kristus, Sang Putra Tunggal Allah.

Renungan pagi hari ini berjudul:

*Allah Sang Pembela*


Kekasih Kristus, kita yakin bahwa Allah kita bersifat mahabaik, di antaranya: panjang sabar, pengampun, pengasih dan penyayang; namun disamping itu Allah kita juga memiliki *sifat yang keras*, sebagaimana ditulis dalam Kitab:

*Rom. 11: 22 (AYT)*
Oleh karena itu, perhatikanlah *kebaikan* dan *kekerasan* Allah; kekerasan terhadap mereka yang telah jatuh, tetapi kebaikan Allah kepada kamu jika kamu tetap tinggal dalam kebaikan-Nya. Jika tidak, kamu juga akan dipotong.


Kebaikan Allah diberikan kepada setiap orang yang tetap tinggal dalam kebaikan-Nya. Apakah maksudnya itu?
Untuk menjelaskan hal ini barangkali lebih mudah jika kita belajar dari satu segmen peristiwa dalam kehidupan Daud orang yang dikasihi-Nya.

*1 Sam. 28: 1-2 (TB)*
Pada waktu itu orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk *berperang melawan orang Israel*. Lalu berkatalah Akhis kepada Daud: "Ketahuilah baik-baik, bahwa *engkau beserta orang-orangmu harus maju berperang* bersama-sama dengan aku dalam tentara." Jawab Daud kepada Akhis: *"Baik,* engkau akan tahu, apa yang dapat diperbuat hambamu ini."


Akhis bin Maokh adalah raja Kota Gat yang didatangi oleh Daud untuk meminta perlindungan kepadanya dari kejaran Saul. Daud beserta enam ratus orang yang bersama dengan dia diberi oleh Akhis tempat tinggal di Ziklag dan mereka sudah tinggal di sana selama satu tahun empat bulan. Sebagai balas budi terhadap Akhis, Daud bersedia berperang melawan orang Israel! Berperang melawan umat Allah, yang tanpa disadari oleh Daud, berarti ia akan berperang melawan milik Allah.

Sehingga dengan demikian, sesungguhnya Allah kecewa dan marah atas tindakan “tidak sengaja” Daud ini. Namun Allah menghindarkan perbuatannya itu dengan menggunakan para panglima raja-raja kota orang Filistin yang menolak keterlibatan Daud dalam rencana peperangan melawan orang Israel
*(1 Sam. 29: 4)*.

Sebagai konsekuensi atas kesalahannya itu Daud menjumpai Kota Ziklag terbakar habis oleh bumi hangus yang dilakukan orang-orang Amalek. Tidak cukup hanya itu, para istri dan anak-anak mereka ditawan dibawa kabur tidak tahu ujung rimbanya.

Di tengah duka yang mendalam ditambah kondisi kelelahan akibat perjalanan jauh selama tiga hari dari Gat ke Ziklag, semua orang menangis sejadi-jadinya dengan nyaring hingga mereka tidak kuat lagi menangis
*(1 Sam. 30: 4)*.

Dalam keadaan semacam itu Imam Abyatar pun tidak mampu untuk berdoa, sampai-sampai rakyat hendak melempari batu Daud. Sungguh keadaan Daud amat sangat terjepit.

*Iman kita diuji ketika menghadapi permasalahan.*

Ketika kita menerima kekerasan Allah, yaitu ketika kita telah jatuh dalam dosa (sengaja atau tidak sengaja melakukannya), bagaimanakah sikap kita seharusnya? Bersedih, berduka, bersungut-sungut ataukah seperti Daud?
Alih-alih Daud kecewa, sedih dan berduka; melainkan justru *Daud menguatkan imannya kepada TUHAN.* Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. Sehingga dia mengutus Imam Abyatar:

*1 Sam. 30: 7 & 8 (TB)*
“Bawalah efod itu kepadaku.” Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? akan dapatkah mereka kususul?” dan Ia berfirman kepadanya: “Kejarlah sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.”


Jawaban TUHAN di atas sekaligus merupakan pengampunan dosa Daud, sekaligus pula merupakan berkat berupa pembelaan Allah terhadap iman Daud. Sehingga dalam waktu tiga hari setelah firman itu diberikan-Nya kepada Daud beserta orang-orangnya menghajar orang Amalek, membawa pulang para istri dan anak-anak mereka beserta hasil jarahan yang besar
*(1 Sam. 30: 18-20).*

Seperti halnya Daud, kita pun bisa berbuat salah dan jika kita mengalami kekerasan Allah, janganlah putus asa kemudian menjauh dari Nya. Meneladani cara Daud di atas, *marilah kita menguatkan iman kita kepada Tuhan Yesus serta memohon petunjuk-Nya.* Percayalah *Tuhan Yesus tidak akan meninggalkan kita, Dia akan mengampuni bahkan menyertai dan membela kita.* Immanuel, Tuhan Yesus beserta kita yang tetap beriman kepada-Nya walaupun tengah mengalami kekerasan-Nya. Amin

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR