2743 Rema : Menghormati Allah

Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Saudara-saudari kekasih di dalam Kristus, renungan malam ini berdasarkan firman:

*Maleakhi 1:6 (TB)* Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. *Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu?* Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

dengan tema:

*"Menghormati Allah"*


Menghormati adalah sikap sopan yang ditunjukkan kepada pihak lain sesuai posisi mereka; terutama posisi yang sama atau lebih tinggi dari diri kita. Seorang murid kepada guru, anak kepada orang tua, karyawan kepada atasan, dsb.
Mari kita renungkan, adakah sikap kita dalam ibadah (doa, pujian, dan baca firman) pribadi, ibadah keluarga, di gereja dan persekutuan doa sudah menunjukkan hormat sopan kita kepada Sang Roh Kudus?
Contohnya, adakah dalam doa kita, kita memberi perintah kepada Allah ataukah dalam wujud permohonan.
Bila kita memerintah "Ya TUHAN Yesus, angkatlah beban saya"; Ya BAPA, sembuhkanlah, pulihkan keluarga saya.", maka kita memposisikan diri kita lebih daripada TUHAN Allah kita.

Berbeda dengan ketika kita memohon: "Ya TUHAN Yesus, bila Bapa berkenan, kami berkerinduan untuk Bapa memulihkan keluarga kami dan memberikan kekuatan untuk kami menanggung keadaan ini, terjadilah kepada kami seturut kehendak Hu saja." Kita harus introspeksi, adakah keadaan diri kita dalam beribadah tidak lebih baik ketika kita menghadap seorang bupati, walikota, presiden?

(Ayat 8)
Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? *Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik?* firman TUHAN semesta alam. 


Salah satu contoh, ada seorang Kapolres yang dicopot dari jabatannya karena kedapatan ngobrol saat Kapolri memberikan arahan. Sekarang kita introspeksi, apakah kita pernah ngobrol ketika Allah berfirman pada saat karya Roh berlangsung, atau saat pendeta menyampaikan firman Nya dan kita tidak memperhatikan?
Hal ini menunjukkan sikap tidak hormat akan firman, kepada Sang Firman itu sendiri. Kalau kapolres bisa dicopot kapolri, apa kita tidak bisa sewaktu-waktu dicopot nyawa kita? mari kita renungkan.

(Ayat 14)
*Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan.* Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.


Apalagi ketika kita menipu Allah, sungguh celaka. Kita sampaikan TUHAN Yesus, aku akan mempersembahkan yang terbaik bagi Hu, melakukan persepuluhan, ini-itu. Namun faktanya, kita jauh lebih terpikat untuk memberikan sisa-sisa dari berkat TUHAN Yesus untuk dipersembahkan.
Apa mau kita cuma diberi sisa-sisa berkat saja dari Allah? Ditambah lagi kalau sudah memakai 'nazar'. Mungkin sudah banyak nazar yang sudah kita tidak penuhi bahkan lupakan.

TUHAN Yesus memberkati menurut kekayaan kemurahan-Nya.
Halleluya!
Amin.

*PD Autopia Malang*
Andrias

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR