2726 Regi : Mudah melihat kekurangan orang lain
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Kekasih Kristus, renungan pagi ini didasarkan pada firman Tuhan :
*Matius 7:3-5 (TB)* Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Dengan tema:
*Mudah melihat kekurangan orang lain*
*Ya Bapa segala terang dan hikmat, kiranya KAU berkenan memberikan pengertian padaku untuk memahami, mengerti dan KAU mampukan melakukan firman MU, amin*
Keadaan sekeliling dan juga diri kita, betapa lebih mudah untuk menghakimi, menyalahkan, melihat kekurangan orang lain, lebih mudah memberikan penilaian negatif tanpa kita mau melihat kekurangan diri kita sendiri.
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, ketika jari telunjuk ini menunjuk pada orang lain, apakah kita sadar kalau ketiga jari mengarah kepada diri kita sendiri?
Artinya agar sebelum kita menunjuk, menghakimi, menyalahkan orang lain, sebenarnya justru kita harus lebih banyak melihat ke dalam diri kita sendiri.
Jika kita sadar maka kita akan seperti ibu jari yang menunduk dan mengarah ke bawah, artinya kita akan menjadi orang bijak, bisa memahami kekurangan orang lain atau diri kita sendiri.
Saudaraku dalam Kristus, ingat tidak ada seorangpun benar di hadapan Tuhan Yesus, semua orang sudah menyeleweng dan berbuat dosa, apakah pemikiran seperti ini ada dalam diri kita?
Jika kita menyadari diri kitapun juga orang berdosa, yang membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus untuk pengampunan dosa, maka ingatlah akan kasih Kristus yang tidak memperhitungkan atau mengingat -ingat dosa-dosa kita.
Saudaraku, apakah kita akan berbuat seperti Kristus yang dengan tulus mau mengampuni dosa atau kesalahan sesama kita?
Ataukah pengampunan hanya sebatas ucapan bibir saja, namun hati ini terus berontak dan berontak ketika pikiran kita ingat kesalahan saudara kita yang sudah mau mengakui dan mau minta maaf, mohon ampun?
Saudaraku firman Tuhan Yesus mengingatkan agar kita *jangan jadi orang munafik*, yang hanya berpura pura manis dengan tutur kata yang lemah lembut namun hati kita busuk, hati kita penuh kepahitan, sehingga tidak dengan tulus hati kita memberikan pengampunan untuk saudara kita, maka ingatlah firman Tuhan yang mengatakan dalam
*Ayub 14:16-17 (TB)* Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa.
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, begitu agung, begitu besar kasih Kristus pada kita, maka ingatlah jika kita mengatakan bahwa kita hidup dalam Kristus maka kitapun wajib hidup seperti Kristus!
Karena itu kita yang sudah ditebus dari kuasa dosa dan kita yang sudah merasakan kasih karunia dan kemurahan Kristus, haruskah masih menyimpan luka hati, memendam kesalahan orang lain dengan rapat-rapat?
Sampai kapan hati kita dikuasai sakit hati, dendam dan segala yang jahat ini?
Haruskah kita melihat musuh kita atau orang yang kita benci terkapar dan mungkin setelah ia mati baru kita memberikan pengampunan?
Jika itu yang terjadi adalah suatu kesalahan yang fatal dan pantaslah jika kita disebut orang munafik dan anak-anak yang jahat, karena hati pikiran kita dikuasi si jahat dan di sini menunjukkan betapa Roh Kudus tidak menguasai hidup kita yang artinya kuasa Roh Kudus dikalahkan oleh kuasa jahat, sehingga dalam hidup kita tidak ada kasih dan pengampunan karena itu ingatlah firman Tuhan dalam
*Matius 6:14-15 (TB)* Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi *jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu*.
Firman di atas ini berlaku bagi setiap orang, sebab dimata Tuhan Yesus kita sama, tidak ada yang istimewa, karena kembali seperti diawal dijelaskan tidak ada seorangpun yang benar, seorangpun tidak, semua orang sudah menyeleweng dan tidak ada yang berbuat baik, artinya semua orang adalah berdosa di hadapan Tuhan Yesus, maka kita harus sadar akan setiap perbuatan yang kita lakukan, kitapun akan menuai upah dari apa yang kita lakukan itu.
*Galatia 6:7-10 (TB)* Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena *apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya*.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, *selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang*, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Kesempatan hidup kita sangatlah terbatas dan tidak ada satupun dari kita yang tahu kapan waktu Kristus memanggil kita, karena itu sisa waktu yang ada ini, mari kita gunakan untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan Kristus, dengan membuka hati, membersihkan dan menyingkirkan dari rasa sakit hati, iri ,dendam, kecewa dan perasaan jahat yang hanya menambah beban hati, pikiran menjadi tidak tenang.
Buang semua akar pahit, buang semua yang menjadi batu sandungan dan buka hati untuk menerima Roh Kudus agar menguasai , memimpin dan memampukan kita hidup dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Saudaraku ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna bahkan malaikat juga pernah berbuat salah apalagi kita manusia?
*Ayub 4:17-18 (TB)* Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?
Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, *malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat*,
Hanya kerendahan hati, hanya kesadaran diri dan hanya kelapangan hati, yang menjadikan kita orang bijak pandai, suka memberikan pengampunan dan tidak mudah melihat kekurangan, kesalahan orang lain bahkan menghakimi orang lain.
Karena itu undang terus Roh Kudus untuk menguasai hidup kita dengan tekun dalam berdoa, memuji Tuhan Yesus dan membaca merenungkan firman Nya agar kita dituntun dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Selamat pagi, selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati kita semua, haleluyah, haleluyah, haleluyah, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Kekasih Kristus, renungan pagi ini didasarkan pada firman Tuhan :
*Matius 7:3-5 (TB)* Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Dengan tema:
*Mudah melihat kekurangan orang lain*
*Ya Bapa segala terang dan hikmat, kiranya KAU berkenan memberikan pengertian padaku untuk memahami, mengerti dan KAU mampukan melakukan firman MU, amin*
Keadaan sekeliling dan juga diri kita, betapa lebih mudah untuk menghakimi, menyalahkan, melihat kekurangan orang lain, lebih mudah memberikan penilaian negatif tanpa kita mau melihat kekurangan diri kita sendiri.
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, ketika jari telunjuk ini menunjuk pada orang lain, apakah kita sadar kalau ketiga jari mengarah kepada diri kita sendiri?
Artinya agar sebelum kita menunjuk, menghakimi, menyalahkan orang lain, sebenarnya justru kita harus lebih banyak melihat ke dalam diri kita sendiri.
Jika kita sadar maka kita akan seperti ibu jari yang menunduk dan mengarah ke bawah, artinya kita akan menjadi orang bijak, bisa memahami kekurangan orang lain atau diri kita sendiri.
Saudaraku dalam Kristus, ingat tidak ada seorangpun benar di hadapan Tuhan Yesus, semua orang sudah menyeleweng dan berbuat dosa, apakah pemikiran seperti ini ada dalam diri kita?
Jika kita menyadari diri kitapun juga orang berdosa, yang membutuhkan pertolongan Tuhan Yesus untuk pengampunan dosa, maka ingatlah akan kasih Kristus yang tidak memperhitungkan atau mengingat -ingat dosa-dosa kita.
Saudaraku, apakah kita akan berbuat seperti Kristus yang dengan tulus mau mengampuni dosa atau kesalahan sesama kita?
Ataukah pengampunan hanya sebatas ucapan bibir saja, namun hati ini terus berontak dan berontak ketika pikiran kita ingat kesalahan saudara kita yang sudah mau mengakui dan mau minta maaf, mohon ampun?
Saudaraku firman Tuhan Yesus mengingatkan agar kita *jangan jadi orang munafik*, yang hanya berpura pura manis dengan tutur kata yang lemah lembut namun hati kita busuk, hati kita penuh kepahitan, sehingga tidak dengan tulus hati kita memberikan pengampunan untuk saudara kita, maka ingatlah firman Tuhan yang mengatakan dalam
*Ayub 14:16-17 (TB)* Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa.
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, begitu agung, begitu besar kasih Kristus pada kita, maka ingatlah jika kita mengatakan bahwa kita hidup dalam Kristus maka kitapun wajib hidup seperti Kristus!
Karena itu kita yang sudah ditebus dari kuasa dosa dan kita yang sudah merasakan kasih karunia dan kemurahan Kristus, haruskah masih menyimpan luka hati, memendam kesalahan orang lain dengan rapat-rapat?
Sampai kapan hati kita dikuasai sakit hati, dendam dan segala yang jahat ini?
Haruskah kita melihat musuh kita atau orang yang kita benci terkapar dan mungkin setelah ia mati baru kita memberikan pengampunan?
Jika itu yang terjadi adalah suatu kesalahan yang fatal dan pantaslah jika kita disebut orang munafik dan anak-anak yang jahat, karena hati pikiran kita dikuasi si jahat dan di sini menunjukkan betapa Roh Kudus tidak menguasai hidup kita yang artinya kuasa Roh Kudus dikalahkan oleh kuasa jahat, sehingga dalam hidup kita tidak ada kasih dan pengampunan karena itu ingatlah firman Tuhan dalam
*Matius 6:14-15 (TB)* Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi *jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu*.
Firman di atas ini berlaku bagi setiap orang, sebab dimata Tuhan Yesus kita sama, tidak ada yang istimewa, karena kembali seperti diawal dijelaskan tidak ada seorangpun yang benar, seorangpun tidak, semua orang sudah menyeleweng dan tidak ada yang berbuat baik, artinya semua orang adalah berdosa di hadapan Tuhan Yesus, maka kita harus sadar akan setiap perbuatan yang kita lakukan, kitapun akan menuai upah dari apa yang kita lakukan itu.
*Galatia 6:7-10 (TB)* Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena *apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya*.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, *selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang*, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Kesempatan hidup kita sangatlah terbatas dan tidak ada satupun dari kita yang tahu kapan waktu Kristus memanggil kita, karena itu sisa waktu yang ada ini, mari kita gunakan untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan Kristus, dengan membuka hati, membersihkan dan menyingkirkan dari rasa sakit hati, iri ,dendam, kecewa dan perasaan jahat yang hanya menambah beban hati, pikiran menjadi tidak tenang.
Buang semua akar pahit, buang semua yang menjadi batu sandungan dan buka hati untuk menerima Roh Kudus agar menguasai , memimpin dan memampukan kita hidup dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Saudaraku ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna bahkan malaikat juga pernah berbuat salah apalagi kita manusia?
*Ayub 4:17-18 (TB)* Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?
Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, *malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat*,
Hanya kerendahan hati, hanya kesadaran diri dan hanya kelapangan hati, yang menjadikan kita orang bijak pandai, suka memberikan pengampunan dan tidak mudah melihat kekurangan, kesalahan orang lain bahkan menghakimi orang lain.
Karena itu undang terus Roh Kudus untuk menguasai hidup kita dengan tekun dalam berdoa, memuji Tuhan Yesus dan membaca merenungkan firman Nya agar kita dituntun dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Selamat pagi, selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati kita semua, haleluyah, haleluyah, haleluyah, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar