2274 Rema: SETIA, TAAT, DAN MANUT
Shalom Aleichem b'shem Yeshuah Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema:
*SETIA, TAAT, DAN MANUT*
Diambil dari
*Rut 1:8* (TB) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
Hidup itu memang pilihan. Dan pilihan hidup itu sangat menentukan masa depan kita. Kita bisa memperoleh berkat luar biasa jika pilihan kita benar, sebaliknya jika kita memilih jalan hidup yang salah, nama kita pun bisa terhapus dari buku kehidupan dan tidak ada ceritanya lagi.
*Rut 1:11-12a* (TB) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami.
Rut dan Orpa keduanya mantan menantu Naomi. Namun, kedua wanita yang bernasib sama saat menikah dengan anak-anak Naomi itu memiliki _ending_ yang berbeda. Keduanya memiliki visi, misi, dan jalan hidup yang sangat berbeda.
Saat Naomi mempersilakan mereka berdua meninggalkannya untuk kembali kepada keluarga dan bangsanya, Orpa memilih kembali kepada bangsanya dan meninggalkan Naomi. Sementara, Rut memilih tinggal bersama Naomi untuk mengikutinya dengan setia. Di sinilah awal berkat itu diterima oleh Rut.
Meskipun awalnya Naomi dan Rut hidup sengsara dan menderita, mereka berdua tahan uji sehingga tahapan selanjutnya menjadi berkat luar biasa bagi silsilah kelahiran Mesias.
Tatkala Orpa memutuskan mengundurkan diri di tengah jalan untuk kembali kepada bangsanya yang kafir, artinya dia kembali menyembah allah yang mati. Sementara itu, Rut memiliki sikap bijaksana dengan memilih tetap setia mengikuti mertuanya. Sekalipun Naomi dipakai Tuhan untuk mengujinya, Rut tetap bertahan. Sampai tiga kali Naomi menanyai (dalam bahasa Jawa _nanting_ ) Rut mengenai kesediaannya meninggalkannya, justru Rut memohon kepada Naomi untuk tidak mendesaknya lagi.
*Rut 1:15-19a* (TB) (15) Berkatalah Naomi, " Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu. (16) Tetapi kata Rut, " Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) Di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut!" (18) Ketika Naomi melihat bahwa Rut berkeras untuk bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (19a) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem.
Saudaraku kekasih Kristus, ..
Adakah kita memiliki kesetiaan seperti Rut saat mengikuti dan mengiringi Naomi? Bahkan jika membaca kisah selanjutnya, kita tahu bagaimana menurut ( _manut_ nya) Rut atas nasihat dan perintah Naomi. Dan di sinilah Naomi dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bukan hanya Rut, melainkan juga bangsa dan keturunan selanjutnya.
*Rut 4: 13* (TB) Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi, “Terpujilah TUHAN yang telah rela menolong engkau pada hari ini denan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
Ini adalah kelanjutan cerita Rut. Jika diselidiki, silsilah Rut masih berlanjut karena perjuangannya mengikuti Naomi, sebaliknya Orpa yang memilih pulang kembali kepada bangsanya yang tidak mengenal Allah, tidak diceritakan lagi alias _cures_ (habis, selesai).
Kita pun harus demikian. Asal kita setia, taat, manut dan jalankan (STMJ) pesan perintah-Nya tentu _ending_ kita tidak seperti nasib Orpa yang dalam bahasa Jawa disebut _cures_ (habis, tak bersilsilah).
Saudaraku kekasih Kristus,
Saya teringat akan pakaryan puluhan tahun silam (sekitar tahun 1985) ketika Tuhan Yesus bersabda mengenai perjodohan. Izinkan saya mencontohkan dua mantan siswi saya sebagaimana Orpa dan Rut ini.
Yang pertama, contoh sebagaimana Orpa.
Mantan siswi sekaligus anak angkat kami (Neneng Dwi Hartati) pernah dijodohkan oleh-Nya dalam suatu pakaryan. Namun, sayangnya anak kami menolak perjodohan itu. Selang sekitar tiga tahunan dari peristiwa penolakan tersebut, anak angkat kami mengalami peristiwa memprihatinkan dan _ending_ -nya meninggal karena kanker peparu. Sampai di situ cerita hidupnya yang tragis berakhir dengan (bahasa Jawa) _cures_, terputus, selesai, habis tidak memiliki silsilah.
Sementara itu, contoh kedua yang menurut sebagaimana Rut. Mantan siswa saya ini teman seangkatan almarhumah, juga dijodohkan lewat pakaryan Roh Kudus.
Saudara kita ini menjalankan _dhawuh_ dengan setia, taat, dan manut. Nah, buah dari ketaatan tersebut keluarga mereka diberkati-Nya luar biasa. Bahkan, perjodohan putra-putrinya pun ditata dan diberkati-Nya juga. Silsilah keturunannya diperpanjang sedemikian rupa. Putri menantunya pun sedang berbadan dua dan pasti janinnya diberkati-Nya dengan _pinter, wasis, wicaksono, mursid, sampurno _ sebagaimana sabda-Nya yang dipesankan kepada kami tahun 1980 lalu. Haleluya! Terpujilah Bapa, Putra, dan Roh Kudus karena seorang putri mereka pun dijodohkan-Nya dengan bungsu saya.
Sungguh, luar biasa ajaib karya perjodohan-Nya. Sungguh, takpernah terlintas pada angan pikiran saya!
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus, mari kita teladani sikap setia, taat, dan manut sebagaimana yang telah Tuhan Yesus telaladankan bagi kita. Mari kita pun setia, taat, dan manut sebagaimana Rut yang dipakai-Nya luar biasa. Imanuel .
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
*SETIA, TAAT, DAN MANUT*
Diambil dari
*Rut 1:8* (TB) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
Hidup itu memang pilihan. Dan pilihan hidup itu sangat menentukan masa depan kita. Kita bisa memperoleh berkat luar biasa jika pilihan kita benar, sebaliknya jika kita memilih jalan hidup yang salah, nama kita pun bisa terhapus dari buku kehidupan dan tidak ada ceritanya lagi.
*Rut 1:11-12a* (TB) Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami.
Rut dan Orpa keduanya mantan menantu Naomi. Namun, kedua wanita yang bernasib sama saat menikah dengan anak-anak Naomi itu memiliki _ending_ yang berbeda. Keduanya memiliki visi, misi, dan jalan hidup yang sangat berbeda.
Saat Naomi mempersilakan mereka berdua meninggalkannya untuk kembali kepada keluarga dan bangsanya, Orpa memilih kembali kepada bangsanya dan meninggalkan Naomi. Sementara, Rut memilih tinggal bersama Naomi untuk mengikutinya dengan setia. Di sinilah awal berkat itu diterima oleh Rut.
Meskipun awalnya Naomi dan Rut hidup sengsara dan menderita, mereka berdua tahan uji sehingga tahapan selanjutnya menjadi berkat luar biasa bagi silsilah kelahiran Mesias.
Tatkala Orpa memutuskan mengundurkan diri di tengah jalan untuk kembali kepada bangsanya yang kafir, artinya dia kembali menyembah allah yang mati. Sementara itu, Rut memiliki sikap bijaksana dengan memilih tetap setia mengikuti mertuanya. Sekalipun Naomi dipakai Tuhan untuk mengujinya, Rut tetap bertahan. Sampai tiga kali Naomi menanyai (dalam bahasa Jawa _nanting_ ) Rut mengenai kesediaannya meninggalkannya, justru Rut memohon kepada Naomi untuk tidak mendesaknya lagi.
*Rut 1:15-19a* (TB) (15) Berkatalah Naomi, " Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu. (16) Tetapi kata Rut, " Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) Di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut!" (18) Ketika Naomi melihat bahwa Rut berkeras untuk bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (19a) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem.
Saudaraku kekasih Kristus, ..
Adakah kita memiliki kesetiaan seperti Rut saat mengikuti dan mengiringi Naomi? Bahkan jika membaca kisah selanjutnya, kita tahu bagaimana menurut ( _manut_ nya) Rut atas nasihat dan perintah Naomi. Dan di sinilah Naomi dipakai Tuhan untuk menyelamatkan bukan hanya Rut, melainkan juga bangsa dan keturunan selanjutnya.
*Rut 4: 13* (TB) Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi, “Terpujilah TUHAN yang telah rela menolong engkau pada hari ini denan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
Ini adalah kelanjutan cerita Rut. Jika diselidiki, silsilah Rut masih berlanjut karena perjuangannya mengikuti Naomi, sebaliknya Orpa yang memilih pulang kembali kepada bangsanya yang tidak mengenal Allah, tidak diceritakan lagi alias _cures_ (habis, selesai).
Kita pun harus demikian. Asal kita setia, taat, manut dan jalankan (STMJ) pesan perintah-Nya tentu _ending_ kita tidak seperti nasib Orpa yang dalam bahasa Jawa disebut _cures_ (habis, tak bersilsilah).
Saudaraku kekasih Kristus,
Saya teringat akan pakaryan puluhan tahun silam (sekitar tahun 1985) ketika Tuhan Yesus bersabda mengenai perjodohan. Izinkan saya mencontohkan dua mantan siswi saya sebagaimana Orpa dan Rut ini.
Yang pertama, contoh sebagaimana Orpa.
Mantan siswi sekaligus anak angkat kami (Neneng Dwi Hartati) pernah dijodohkan oleh-Nya dalam suatu pakaryan. Namun, sayangnya anak kami menolak perjodohan itu. Selang sekitar tiga tahunan dari peristiwa penolakan tersebut, anak angkat kami mengalami peristiwa memprihatinkan dan _ending_ -nya meninggal karena kanker peparu. Sampai di situ cerita hidupnya yang tragis berakhir dengan (bahasa Jawa) _cures_, terputus, selesai, habis tidak memiliki silsilah.
Sementara itu, contoh kedua yang menurut sebagaimana Rut. Mantan siswa saya ini teman seangkatan almarhumah, juga dijodohkan lewat pakaryan Roh Kudus.
Saudara kita ini menjalankan _dhawuh_ dengan setia, taat, dan manut. Nah, buah dari ketaatan tersebut keluarga mereka diberkati-Nya luar biasa. Bahkan, perjodohan putra-putrinya pun ditata dan diberkati-Nya juga. Silsilah keturunannya diperpanjang sedemikian rupa. Putri menantunya pun sedang berbadan dua dan pasti janinnya diberkati-Nya dengan _pinter, wasis, wicaksono, mursid, sampurno _ sebagaimana sabda-Nya yang dipesankan kepada kami tahun 1980 lalu. Haleluya! Terpujilah Bapa, Putra, dan Roh Kudus karena seorang putri mereka pun dijodohkan-Nya dengan bungsu saya.
Sungguh, luar biasa ajaib karya perjodohan-Nya. Sungguh, takpernah terlintas pada angan pikiran saya!
Saudaraku kekasih Tuhan Yesus, mari kita teladani sikap setia, taat, dan manut sebagaimana yang telah Tuhan Yesus telaladankan bagi kita. Mari kita pun setia, taat, dan manut sebagaimana Rut yang dipakai-Nya luar biasa. Imanuel .
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar