2236 Rema: Hanya Percaya
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :
*Yeremia 17 : 5-6* Beginilah firman TUHAN: " *Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri*, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Tema renunganya
*Hanya Percaya*
Renungan kali ini akan diawali dengan cerita yang dibawakan pada kotbah Pendeta di suatu Hari Minggu :
Terceritakan ada seorang kakek berusia 75 tahunan, yang masih bekerja di perusahaan kontraktor bangunan.
Selain hasil pekerjaannya yang selalu bagus dan mendapat pujian dari management maupun klien, dia juga seorang kakek yang periang, yang selalu memberi semangat kepada semua karyawan ketika dia datang ke kantor di pagi hari.
Sampai suatu hari, si kakek ini menghadap cucunya yang menjabat sebagai Direktur Utama, untuk menyerahkan sepucuk surat yang sangat berharga.
Ketika si cucu ini membacanya, terkejutlah dia..... ternyata surat itu berisi pengunduran diri si Kakek.
Si cucu meminta untuk tetap bertahan meskipun hanya datang ke kantor 1 minggu sekali, atau 1 kali dalam 2 minggu bahkan sebulan sekali, tapi tekadnya sudah bulat, si kakek tetap meminta mengundurkan diri.
Akhirnya dengan berat hati si cucu mengabulkan permintaan si Kakek namun dengan syarat dia harus membangun sebuah rumah sebagus-bagusnya dengan biaya yang tak terhingga dalam waktu 1 tahun. Si kakek marah kenapa untuk mengundurkan diri harus bekerja terlebih dahulu. Akhirnya dengan geram dia keluar dari ruangan si cucu dan memanggil semua anak buahnya untuk mengerjakan pekerjaan tersebut secepatnya.
Karena marah, maka si Kakek membangun asal-asalan dalam waktu hanya 3 bulan. Setelah itu si Kakek menghadap ke cucunya untuk menyerahkan hasil pembangunannya. Namun si cucu meminta untuk diaudit terlebih dahulu, dan ini membuat si kakek marah lagi. Betapa kagetnya si cucu dengan hasil pekerjaan sang kakek, namun dalam waktu yang bersamaan ketika pelaksanaan audit, ternyata didalam rumah tersebut telah hadir nenek dan semua keluarga.
Betapa sedihnya sang Kakek, ternyata rumah itu diserahkan kepada sang Kakek sebagai bentuk rasa terimakasih perusahaan atas pengabdiannya selama ini.
Saudaraku, setelah membaca cerita diatas, disimpulkan : Karena mengandalkan kekuatan dan keinginan serta pikirannya sendiri yang tidak mau patuh kepada perintah, maka tidak mendapatkan yang baik. Padahal bila dia mau patuh pada perintah dan percaya akan ada sesuatu yang baik dibalik perintah itu maka rumah yang indah akan dimiliki di sisa usianya.
Bagaimana dengan perilaku kita?
Masihkah kita mengandalkan keinginan dan kekuatan kita sendiri?
Tahukah kita akan apa yang akan terjadi di kemudian hari?
*Yeremia 10 : 23* Aku tahu, ya TUHAN, bahwa *manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya*.
Betapa bahagianya kita saat ini bila kita masih diberi kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan Tuhan Yesus melalui para hambaNYA dan mohon hidup kita dituntun dan diatur oleh Tuhan Yesus. Adakah kesempatan ini kita sia-siakan?
*2 Korintus 6:2* Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu."
Saat Tuhan Yesus berkenan kepada kita, bukankah kitapun akan ditolongnya menghadapi pergumulan dan melalui sakit kita? Tanpa kita harus bersusah payah memikirkan dengan akal budi kita yang terbatas. Karena Tuhan Yesus yang tahu waktu kita, DIA tahu apa yang akan kita hadapi, DIA mau membebaskan kita dari malapetaka bahkan menghindarkan kita dari KUTUK. Masihkah kita ingin menjauh dari persekutuan dimana Allah hadir dan berkenan mendengarkan, menyelamatkan dan menolong kita?
Atau bahkan kita tidak percaya?
Mari saudaraku, jangan seperti kakek dalam cerita diatas, yang semua dipikirkan dengan akal pikirannya sendiri beserta hawa nafsu yang menguasainya, padahal bila kita percaya kita akan mendapatkan BERKAT yang seharusnya kita terima. Hanya Percaya......
Masihkah kita terus mengeraskan hati kita?
*Yohanes 10:9* Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput
Selamat malam, Tuhan Yesus memberkati kita Amin.
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
*Yeremia 17 : 5-6* Beginilah firman TUHAN: " *Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri*, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Tema renunganya
*Hanya Percaya*
Renungan kali ini akan diawali dengan cerita yang dibawakan pada kotbah Pendeta di suatu Hari Minggu :
Terceritakan ada seorang kakek berusia 75 tahunan, yang masih bekerja di perusahaan kontraktor bangunan.
Selain hasil pekerjaannya yang selalu bagus dan mendapat pujian dari management maupun klien, dia juga seorang kakek yang periang, yang selalu memberi semangat kepada semua karyawan ketika dia datang ke kantor di pagi hari.
Sampai suatu hari, si kakek ini menghadap cucunya yang menjabat sebagai Direktur Utama, untuk menyerahkan sepucuk surat yang sangat berharga.
Ketika si cucu ini membacanya, terkejutlah dia..... ternyata surat itu berisi pengunduran diri si Kakek.
Si cucu meminta untuk tetap bertahan meskipun hanya datang ke kantor 1 minggu sekali, atau 1 kali dalam 2 minggu bahkan sebulan sekali, tapi tekadnya sudah bulat, si kakek tetap meminta mengundurkan diri.
Akhirnya dengan berat hati si cucu mengabulkan permintaan si Kakek namun dengan syarat dia harus membangun sebuah rumah sebagus-bagusnya dengan biaya yang tak terhingga dalam waktu 1 tahun. Si kakek marah kenapa untuk mengundurkan diri harus bekerja terlebih dahulu. Akhirnya dengan geram dia keluar dari ruangan si cucu dan memanggil semua anak buahnya untuk mengerjakan pekerjaan tersebut secepatnya.
Karena marah, maka si Kakek membangun asal-asalan dalam waktu hanya 3 bulan. Setelah itu si Kakek menghadap ke cucunya untuk menyerahkan hasil pembangunannya. Namun si cucu meminta untuk diaudit terlebih dahulu, dan ini membuat si kakek marah lagi. Betapa kagetnya si cucu dengan hasil pekerjaan sang kakek, namun dalam waktu yang bersamaan ketika pelaksanaan audit, ternyata didalam rumah tersebut telah hadir nenek dan semua keluarga.
Betapa sedihnya sang Kakek, ternyata rumah itu diserahkan kepada sang Kakek sebagai bentuk rasa terimakasih perusahaan atas pengabdiannya selama ini.
Saudaraku, setelah membaca cerita diatas, disimpulkan : Karena mengandalkan kekuatan dan keinginan serta pikirannya sendiri yang tidak mau patuh kepada perintah, maka tidak mendapatkan yang baik. Padahal bila dia mau patuh pada perintah dan percaya akan ada sesuatu yang baik dibalik perintah itu maka rumah yang indah akan dimiliki di sisa usianya.
Bagaimana dengan perilaku kita?
Masihkah kita mengandalkan keinginan dan kekuatan kita sendiri?
Tahukah kita akan apa yang akan terjadi di kemudian hari?
*Yeremia 10 : 23* Aku tahu, ya TUHAN, bahwa *manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya*.
Betapa bahagianya kita saat ini bila kita masih diberi kesempatan untuk bisa berkomunikasi dengan Tuhan Yesus melalui para hambaNYA dan mohon hidup kita dituntun dan diatur oleh Tuhan Yesus. Adakah kesempatan ini kita sia-siakan?
*2 Korintus 6:2* Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu."
Saat Tuhan Yesus berkenan kepada kita, bukankah kitapun akan ditolongnya menghadapi pergumulan dan melalui sakit kita? Tanpa kita harus bersusah payah memikirkan dengan akal budi kita yang terbatas. Karena Tuhan Yesus yang tahu waktu kita, DIA tahu apa yang akan kita hadapi, DIA mau membebaskan kita dari malapetaka bahkan menghindarkan kita dari KUTUK. Masihkah kita ingin menjauh dari persekutuan dimana Allah hadir dan berkenan mendengarkan, menyelamatkan dan menolong kita?
Atau bahkan kita tidak percaya?
Mari saudaraku, jangan seperti kakek dalam cerita diatas, yang semua dipikirkan dengan akal pikirannya sendiri beserta hawa nafsu yang menguasainya, padahal bila kita percaya kita akan mendapatkan BERKAT yang seharusnya kita terima. Hanya Percaya......
Masihkah kita terus mengeraskan hati kita?
*Yohanes 10:9* Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput
Selamat malam, Tuhan Yesus memberkati kita Amin.
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar