2250 Rema: Harun dan Hur Sang Penopang
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :
*Keluaran 17 : 12* Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; *Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya*, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam
Dengan judul:
*Harun dan Hur Sang Penopang*
Saudaraku, kita tahu bahwa peperangan antara Bangsa Israel dan Amalek adalah peperangan karena iman. Saat Musa menurunkan tangannya karena letih, maka kalahlah Bangsa Israel dan menanglah Bangsa Amalek. Namun Allah sangat mengasihi bangsa pilihanNYA, karena itu dipersiapkanlah Harun dan Hur sebagai penopang bagi Musa.
Sungguh penting arti penopang bagi Musa saat itu. Dan akhirnya Bangsa Israel dapat meraih kemenangan dalam peperangan itu.
Bila kita pelajari dengan pikiran dunia saat ini, sangatlah mustahil sebuah peperangan hanya dimenangkan karena sebuah tangan yang terangkat.
Padahal sebuah peperangan biasanya akan menang bila perangkat perangnya lebih canggih dan para tentaranya tangguh.
Namun saat ini kita diingatkan bahwa peperangan yang dimaksud adalah peperangan iman yang membutuhkan senjata iman.
Saudaraku, peran penopang tentulah harus lebih kuat dari yang ditopang, ibarat sebuah pohon pisang yang berbuah lebat, agar buahnya bagus saat dinikmati maka diperlukan penopang. Demikian pula kita dalam pelayanan agar pelayanan itu berhasil guna bagi yang dilayani sehingga yang dilayani mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus, maka kita harus saling menopang, tidak bisa berjalan sendiri. Seperti firmanNYA :
Tidak selamanya kita sebagai manusia selalu kuat, terkadang ada masanya kita lemah, karena itu dibutuhkan penopang yang mampu memberi kekuatan sehingga tidak ada celah bagi Iblis untuk menyeret kita jauh kedalam kumparan dosa.
*Lukas 22 : 31-32* Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, *jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu*
Belajar dari Simon diatas, bahwa anak-anak pilihan Allah harus ditampi dan untuk itu Tuhan Yesus mendoakan agar iman kita tidak mudah gugur/rontok. Karena itu perlu sekali posisi penopang dalam pelayanan dan kehidupan kita, agar saat hidup kita ditampi (digoyang bangkitkan), iman kita tidak rontok.
Seperti halnya diantara kita ada saudara-saudara yang dipakai Tuhan Yesus yang sangat membutuhkan dukungan dan topangan kita, agar mereka tidak menjadi lemah imannya karena tubuh jasmani ini lemah, maka
*Roma 15 : 1* Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Menopang adalah merelakan sebagian kekuatannya atau bahkan seluruh kekuatannya untuk yang lemah, karena dalam ayat diatas tidak disebutkan sebagian tetapi *wajib menanggung* dan tentunya bertujuan agar yang ditopang menjadi kuat kembali.
Karena itu sangatlah berarti para Penopang seperti Harun dan Hur, yang harus menguatkan dirinya setiap saat, dengan semakin dekat melekat kepada Tuhan Yesus
*Mazmur 62:2* Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku
Pertanyaannya, sadarkah kita bahwa kita adalah Penopang yang dianggap penting oleh Tuhan Yesus ?
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
*Keluaran 17 : 12* Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; *Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya*, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam
Dengan judul:
*Harun dan Hur Sang Penopang*
Saudaraku, kita tahu bahwa peperangan antara Bangsa Israel dan Amalek adalah peperangan karena iman. Saat Musa menurunkan tangannya karena letih, maka kalahlah Bangsa Israel dan menanglah Bangsa Amalek. Namun Allah sangat mengasihi bangsa pilihanNYA, karena itu dipersiapkanlah Harun dan Hur sebagai penopang bagi Musa.
Sungguh penting arti penopang bagi Musa saat itu. Dan akhirnya Bangsa Israel dapat meraih kemenangan dalam peperangan itu.
Bila kita pelajari dengan pikiran dunia saat ini, sangatlah mustahil sebuah peperangan hanya dimenangkan karena sebuah tangan yang terangkat.
Padahal sebuah peperangan biasanya akan menang bila perangkat perangnya lebih canggih dan para tentaranya tangguh.
Namun saat ini kita diingatkan bahwa peperangan yang dimaksud adalah peperangan iman yang membutuhkan senjata iman.
Saudaraku, peran penopang tentulah harus lebih kuat dari yang ditopang, ibarat sebuah pohon pisang yang berbuah lebat, agar buahnya bagus saat dinikmati maka diperlukan penopang. Demikian pula kita dalam pelayanan agar pelayanan itu berhasil guna bagi yang dilayani sehingga yang dilayani mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus, maka kita harus saling menopang, tidak bisa berjalan sendiri. Seperti firmanNYA :
Tidak selamanya kita sebagai manusia selalu kuat, terkadang ada masanya kita lemah, karena itu dibutuhkan penopang yang mampu memberi kekuatan sehingga tidak ada celah bagi Iblis untuk menyeret kita jauh kedalam kumparan dosa.
*Lukas 22 : 31-32* Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, *jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu*
Belajar dari Simon diatas, bahwa anak-anak pilihan Allah harus ditampi dan untuk itu Tuhan Yesus mendoakan agar iman kita tidak mudah gugur/rontok. Karena itu perlu sekali posisi penopang dalam pelayanan dan kehidupan kita, agar saat hidup kita ditampi (digoyang bangkitkan), iman kita tidak rontok.
Seperti halnya diantara kita ada saudara-saudara yang dipakai Tuhan Yesus yang sangat membutuhkan dukungan dan topangan kita, agar mereka tidak menjadi lemah imannya karena tubuh jasmani ini lemah, maka
*Roma 15 : 1* Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Menopang adalah merelakan sebagian kekuatannya atau bahkan seluruh kekuatannya untuk yang lemah, karena dalam ayat diatas tidak disebutkan sebagian tetapi *wajib menanggung* dan tentunya bertujuan agar yang ditopang menjadi kuat kembali.
Karena itu sangatlah berarti para Penopang seperti Harun dan Hur, yang harus menguatkan dirinya setiap saat, dengan semakin dekat melekat kepada Tuhan Yesus
*Mazmur 62:2* Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku
Pertanyaannya, sadarkah kita bahwa kita adalah Penopang yang dianggap penting oleh Tuhan Yesus ?
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar