1699 Rensi: Wujud Belas Kasih

Damai Sejahtera ALLAH didalam KRISTUS YESUS menyertai kita semua.
Renungan siang ini dengan tema:

*Wujud Belas Kasih*

Dasar firmannya dari:

📖 *Matius 18:26-27*
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
*Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan* akan hamba itu, sehingga ia *membebaskannya dan menghapuskan* hutangnya.

Saudara² kekasih, untuk memperjelas gambaran-NYA tentang siapa penghuni kerajaan-NYA, TUHAN YESUS seringkali mengontraskannya dengan siapa yang jelas-jelas *bukan* penghuni kerajaan-NYA.
Jika kita membaca keseluruhan perikop, jelas-jelas ditunjukkan bahwa hamba yang *tidak berbelaskasihan* pasti tidak mendapat tempat di dalam kerajaan-NYA.

Hamba tersebut berutang sepuluh ribu talenta kepada tuannya dan tidak sanggup membayar. Ketika tuannya tersebut mengadakan perhitungan dengannya, dia meminta tuannya bersabar dan mengundurkan tanggal bayar. Dia *berjanji akan melunasi* seluruh utangnya.
Karena *tergerak oleh belas kasihan,* tuannya itu tidak hanya mengundurkan, tetapi *menghapus seluruh utang* hambanya itu. Akan tetapi, setelah hamba itu bertemu dengan hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya; dengan *tanpa belas kasihan,* dia menuntut hamba tersebut melunasi utangnya dan memasukkannya ke dalam penjara karena tidak sanggup membayar.

Setelah mendengar laporan dari bawahannya, timbullah *kemarahan dalam hati tuan* tadi sehingga dia menyerahkan hamba yang *tak berbelaskasihan* itu kepada algojo-algojo untuk menagih utangnya.

Mungkin sedikit hitung-hitungan akan membantu kita memahami ilustrasi TUHAN YESUS.
Sepuluh ribu talenta emas sama dengan 340.000 kg emas. Anggaplah harga kasar emas hari ini adalah IDR 500.000,-/gr,  itu berarti utang hamba tersebut adalah IDR 170 triliun.
Pada saat itu, sepuluh ribu talenta sama dengan 60.000.000 dinar. Sebagai bandingan, utang temannya kepada hamba itu hanya 100 dinar.
Angka ini tentu digunakan oleh TUHAN YESUS untuk mengilustrasikan dosa manusia kepada *TUHAN!*

Kesalahan manusia terhadap kita tidak akan dapat dibandingkan dengan dosa kita terhadap TUHAN. Karena itu, di dalam Kerajaan ALLAH, kita diminta *berbelaskasihan* kepada orang lain, karena kita terlebih dahulu sudah diberikan belas kasihan.
Di dalam khotbah di bukit, TUHAN YESUS berkata, *“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”* (Matius 5:7).
Ayat ini dapat juga diterjemahkan menjadi,  *“Diberkatilah orang yang berbelaskasihan, karena mereka akan beroleh belas kasihan.”*

Ayat ini terdengar terbalik logikanya dari perumpamaan di atas. Bukankah seharusnya kita diminta bermurah hati karena kita sudah beroleh kemurahan, bukan akan menerima kemurahan?

Mengapa terdengar seolah-olah syarat kita menerima pengampunan TUHAN adalah karena kita sudah melakukan pengampunan?

Kalimat TUHAN YESUS di atas perlu di baca di dalam konteks seluruh khotbah di atas bukit. Orang yang dapat *berbelaskasihan* kepada orang lain juga adalah orang yang *merasa miskin di hadapan ALLAH!* Mereka meratapi dosanya, merasa tidak layak, dan sudah dihibur dan diampuni dosanya. Di dalam hatinya juga sudah timbul kerinduan untuk hidup benar.
Artinya, adanya fondasi etika Kristen.

Jika seseorang sungguh-sungguh sudah melewati semua proses ini, dia akan merasa *hidup yang benar adalah hidup yang penuh belas kasihan* kepada sesamanya.
Kepada orang-orang seperti ini – yang sungguh-sungguh menghidupi hidup baru di dalam Kerajaan ALLAH, yang mengadopsi karakter TUHAN mereka, yang menunjukkan ciri hidup Kristen sejati – orang-orang seperti ini *akan mendapat konfirmasi dari TUHAN* bahwa mereka adalah kaum yang hidup dalam *pengampunan dan belas kasihan TUHAN.*

Salah satu ciri khas orang Kristen adalah mereka meniru ALLAH mereka dalam hal *belas kasihan.* Etika mereka termotivasi oleh belas kasihan kepada orang lain seperti TUHAN sudah *berbelaskasihan* kepada mereka.

❗PERHATIKAN❗
Kita dituntut untuk menjadi *serupa* dengan-NYA, *bukan menjadi TUHAN!!* (Hati², banyak orang percaya sering terjebak disini — ingin menjadi TUHAN).

TUHAN YESUS sendiri menuntut imitasi orang Kristen terhadap diri- NYA, *“Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti AKU telah mengasihani engkau?” (Matius 18:33).*


🔶 *Penerapannya:*
Jika hidup kita selalu penuh dengan perhitungan, dendam, dan ingatan terhadap kesalahan orang lain, bukankah sudah saatnya kita mengintropeksi diri kita? Apakah hidup kita menunjukkan ciri orang yang sudah diampuni, orang yang tidak layak tetapi mendapatkan *belas kasihan TUHAN?*

Alih-alih menyimpan dendam, mari kita mempraktekkan belas kasihan kepada orang lain, yaitu sesama manusia yang tidak layak di hadapan TUHAN.

TUHAN YESUS memberkati ,amin.

*PD Imanuel Jakarta*
30072018
Roberto Mogot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR