1660 Rensi: Didikan dan Hajaran untuk Keselamatan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan siang ini bertema:
*"Didikan dan Hajaran untuk Keselamatan"*
Berdasarkan firman TUHAN:
Wahyu 3:19 (TB)
*Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!*
Untuk mencapai karakter manusia yang terdidik, butuh waktu minimal 12 tahun untuk menyelesaikan studi menengah atas yang kemudian umumnya dapat dilanjutkan dengan studi lanjut 4 tahun untuk gelar Sarjana, dan seterusnya. Minimal 16 tahun untuk mendapat gelar Sarjana adalah waktu yang tidak sebentar. Didikan dari seorang dosen/guru/pendidik membuat seseorang dapat dikatakan "orang yang terdidik" yang umumnya orang dengan dipandang baik harus ditempuh melalui tugas-tugas dan ujian-ujian yang diberikan.
Inilah keuntungan yang diambil: seseorang akan diberikan didikan/pelajaran kemudian diberi tugas/ujian dan dinyatakan lulus/gagal.
Namun, hal ini terbalik bila kita menerapkannya dalam hidup dimana kita agaknya harus menghadapi kegagalan dulu baru kita mendapat pelajaran.
Kutipan firman di atas mengingatkan bahwa bila seseorang menyatakan mau dididik maka dia harus *rela* ditegor dan dihajar. Bahkan adalah Alkitab menuliskan kewajiban orang tua sebagai berikut:
Amsal 29:15, 17 (TB)
"Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya...Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu."
Alkitab menegaskan bahwa didikan dalam bentuk hajaran, tegorang, peringatan itu adalah ciri-ciri orang tua yang baik.
Lalu siapakah teladan terbaik dalam hidup rohani Kristen?
Ya.. Allah Tritunggal dalam YAHWEH, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Bagaimana Allah Bapa menjalankan peran sebagai "Bapak" dengan memberikan kepada kita ketetapan-ketetapan Nya melalui firman pedas dan tajam.
*Ibrani 12:11 (TB)* Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Maka dari itu, relakanlah hati kita untuk menerima didikan Sang Roh Kudus dalam hidup kita masing-masing. Mau manut menjadi anak-anak yang terdidik atau menjadi anak-anak yang bebal dan seperti keledai liar; pilihan kita sendiri.
TUHAN Yesus memberkati
Amin
*PD Autopia Malang*
11072018
Andrias Tri Susanto
Renungan siang ini bertema:
*"Didikan dan Hajaran untuk Keselamatan"*
Berdasarkan firman TUHAN:
Wahyu 3:19 (TB)
*Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!*
Untuk mencapai karakter manusia yang terdidik, butuh waktu minimal 12 tahun untuk menyelesaikan studi menengah atas yang kemudian umumnya dapat dilanjutkan dengan studi lanjut 4 tahun untuk gelar Sarjana, dan seterusnya. Minimal 16 tahun untuk mendapat gelar Sarjana adalah waktu yang tidak sebentar. Didikan dari seorang dosen/guru/pendidik membuat seseorang dapat dikatakan "orang yang terdidik" yang umumnya orang dengan dipandang baik harus ditempuh melalui tugas-tugas dan ujian-ujian yang diberikan.
Inilah keuntungan yang diambil: seseorang akan diberikan didikan/pelajaran kemudian diberi tugas/ujian dan dinyatakan lulus/gagal.
Namun, hal ini terbalik bila kita menerapkannya dalam hidup dimana kita agaknya harus menghadapi kegagalan dulu baru kita mendapat pelajaran.
Kutipan firman di atas mengingatkan bahwa bila seseorang menyatakan mau dididik maka dia harus *rela* ditegor dan dihajar. Bahkan adalah Alkitab menuliskan kewajiban orang tua sebagai berikut:
Amsal 29:15, 17 (TB)
"Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya...Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu."
Alkitab menegaskan bahwa didikan dalam bentuk hajaran, tegorang, peringatan itu adalah ciri-ciri orang tua yang baik.
Lalu siapakah teladan terbaik dalam hidup rohani Kristen?
Ya.. Allah Tritunggal dalam YAHWEH, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Bagaimana Allah Bapa menjalankan peran sebagai "Bapak" dengan memberikan kepada kita ketetapan-ketetapan Nya melalui firman pedas dan tajam.
*Ibrani 12:11 (TB)* Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Maka dari itu, relakanlah hati kita untuk menerima didikan Sang Roh Kudus dalam hidup kita masing-masing. Mau manut menjadi anak-anak yang terdidik atau menjadi anak-anak yang bebal dan seperti keledai liar; pilihan kita sendiri.
TUHAN Yesus memberkati
Amin
*PD Autopia Malang*
11072018
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar