1676 Rensi: Dinasti yang Kudus dan Dipilih
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan siang ini bertema:
*"Dinasti yang Kudus dan Dipilih"*
Berdasarkan firman TUHAN:
*Ezra 9:2 (TB)*
Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga *bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri*, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu."
Berdasarkan sejarah bangsa Israel, bangsa yang besar di luar keturunan Ishak pun *memang dikasihi* bahkan malaikat TUHAN pun membimbing Hagar supaya anak itu selamat.
Bangsa di luar keturunan Ishak ternyata dikasihi juga, oleh karena diapun keturunan Abraham.
Namun, jangan salah. Dinasti yang kudus yang menjadi ahli waris adalah dari garis keturunan Ishak dan Yakub yang mana kepada mereka janji setia Allah diwariskan turun menurun.
Allah memang maha kasih tetapi pada ayat di pembuka renungan tadi dikatakan juga bahwa keturunan Israel yang kawin dengan bangsa-bangsa asing disebut *sudah tercampur*. Semisal air yang bening tercampur lumpur di kali, maka air itu tetap berwujud air namun akan menjadi keruh.
Disinilah kekudusan keturunan bangsa ini dianggap cemar.
Ribka pun benar-benar dipersiapkan untuk mendampingi Ishak meski di Kanaan banyak wanita-wanita yang jauh lebih cantik, baik hati, dan lainnya namun Abraham pun sampai meminta hambanya untuk mengambil sumpah agar Ishak hanya meminang wanita dari bangsa yang sama dengan Abraham. Peliknya rencana pengudusan inipun terus berlanjut hingga jaman Esau dan Yakub.
Yang mana yang menjadi ahli waris adalah Yakub meskipun harus mencurangi Esau kakaknya dan Yakub diangkat menjadi tuan atas Esau.
Begitu besar dan tak terselami rencana TUHAN Allah untuk mempersiapkan dinasti yang tidak hanya dikasihi tetapi juga kudus, diberkati dan menjadi ahli waris atas segala berkat kasih karunia Allah. Yang mampu kita imani sekarang adalah, meski kita mendapat kasih Allah namun mari bertanya pada diri kita masing-masing: apakah kita ini bangsa yang kudus, diberkati dan ahli waris dari Allah Bapa sendiri?
Lalu apakah status anak raja itu kemudian kita anggap biasa saja dan kita lupakan sehingga kita boleh hidup cemar?
Jawaban ada dalam diri masing-masing saudara/i yang membaca renungan ini.
Kiranya kita semakin merasakan damai sejahtera Roh Kudus di hati kita masing-masing.
Amin
*PD Autopia Malang*
19072018
Andrias Tri Susanto
Renungan siang ini bertema:
*"Dinasti yang Kudus dan Dipilih"*
Berdasarkan firman TUHAN:
*Ezra 9:2 (TB)*
Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga *bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri*, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu."
Berdasarkan sejarah bangsa Israel, bangsa yang besar di luar keturunan Ishak pun *memang dikasihi* bahkan malaikat TUHAN pun membimbing Hagar supaya anak itu selamat.
Bangsa di luar keturunan Ishak ternyata dikasihi juga, oleh karena diapun keturunan Abraham.
Namun, jangan salah. Dinasti yang kudus yang menjadi ahli waris adalah dari garis keturunan Ishak dan Yakub yang mana kepada mereka janji setia Allah diwariskan turun menurun.
Allah memang maha kasih tetapi pada ayat di pembuka renungan tadi dikatakan juga bahwa keturunan Israel yang kawin dengan bangsa-bangsa asing disebut *sudah tercampur*. Semisal air yang bening tercampur lumpur di kali, maka air itu tetap berwujud air namun akan menjadi keruh.
Disinilah kekudusan keturunan bangsa ini dianggap cemar.
Ribka pun benar-benar dipersiapkan untuk mendampingi Ishak meski di Kanaan banyak wanita-wanita yang jauh lebih cantik, baik hati, dan lainnya namun Abraham pun sampai meminta hambanya untuk mengambil sumpah agar Ishak hanya meminang wanita dari bangsa yang sama dengan Abraham. Peliknya rencana pengudusan inipun terus berlanjut hingga jaman Esau dan Yakub.
Yang mana yang menjadi ahli waris adalah Yakub meskipun harus mencurangi Esau kakaknya dan Yakub diangkat menjadi tuan atas Esau.
Begitu besar dan tak terselami rencana TUHAN Allah untuk mempersiapkan dinasti yang tidak hanya dikasihi tetapi juga kudus, diberkati dan menjadi ahli waris atas segala berkat kasih karunia Allah. Yang mampu kita imani sekarang adalah, meski kita mendapat kasih Allah namun mari bertanya pada diri kita masing-masing: apakah kita ini bangsa yang kudus, diberkati dan ahli waris dari Allah Bapa sendiri?
Lalu apakah status anak raja itu kemudian kita anggap biasa saja dan kita lupakan sehingga kita boleh hidup cemar?
Jawaban ada dalam diri masing-masing saudara/i yang membaca renungan ini.
Kiranya kita semakin merasakan damai sejahtera Roh Kudus di hati kita masing-masing.
Amin
*PD Autopia Malang*
19072018
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar