1674 Rensi: Pelita itu

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan hari ini diambil dari:

Amsal 20:27 (TB)  *Roh manusia adalah pelita TUHAN*,  yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.

Dengan tema:

*Pelita itu*

Saat Tuhan Yesus melalui karya Roh Kudusnya memberikan firman ini dalam ibadah di PD Autopia, saya betul-betul dibukakan tentang pengertian *Roh manusia adalah PELITA TUHAN*.

Saya awali saat Allah menciptakan manusia :
Kejadian 2:7 (TB)  ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan *menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya*; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Nafas Allah tentunya sempurna karena dibutuhkan dikala kita bernafas dan ketika kita menjalani hidup di dunia yang penuh dengan pergumulan.

*Ayub 33:4*
Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.

Hanya Roh Allah yang menyebabkan kita hidup dan Roh itulah yang seharusnya berdiam dalam kita karena DIA ingin kita tidak tersesat dalam menjalani hidup ini.
Roh Allah yang ada pada kita harus menjadi *pelita* dan ingat  *pelita itu milik Allah*.
Namun seringkali kita memadamkannya dengan *mendua hati*, kita sering berpaling kepada iblis, berhamba padanya dan menyingkirkan pelita itu.

Ibarat orang berjalan dalam lorong dengan menyalakan senter, demikianlah sinar senter itu ibarat pelita Allah dan senter itu roh kita.
Dia tempatkan pelita didalam roh kita untuk menyingkirkan kegelapan bahkan akan melihat sangat detail seluk beluk hati kita, lokasi paling dalam dan gelap sekalipun.

Sungguh bodoh dan dungunya kita, diberi bekal pelita namun sering kali kita tutup bahkan abaikan karena kesombongan dan ketergantungan kita pada hal-hal duniawi lainnya, disangka itu bisa menyelamatkan kita :

*Yesaya 51:6*
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan *keselamatan yang dari pada-Ku tidak akan berakhir*.

Lihatlah semua akan lenyap, sia-sia dan hanya keselamatan dari Tuhan Yesus, yang kekal.

Bila Sang Pemilik Pelita itu memiliki keselamatan kekal :
- mengapa kita terkecoh dengan terangnya dunia ini?
- mengapa kita sia-siakan kebaikan Allah melalui terang yang ditempatkannya pada roh kita?
- sadarkah kita bahwa hidup kita yang masih di dunia ini seringkali menemui kegelapan?
- tidak tahukah kita bahwa pelita itu mengetahui yang tersembunyi dan tertutup rapat dalam diri kita.

Mari sebelum kita menghadap tahta pengadilan Allah, jangan gelapkan terang dan terbukalah di hadapan Sang Terang agar kita dituntun untuk *tidak tersesat*.

Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
18072018
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR