1673 Regi: Mengapa Daud Menjadi Raja Israel yang Berhasil?
Shalom alSleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema regi hari ini adalah:
*Mengapa Daud Menjadi Raja Israel yang Berhasil?*
Bukti bahwa Daud menjadi Raja Israel yang paling berhasil karena dia mampu memperluas kerajaan Israel hingga ke Sungai Efrat (di bagian utara), dan mencapai perbatasan Mesir (di sebelah selatan); meskipun keberhasilan Daud tidak dicapai secara mudah, melainkan melalui proses yang panjang.
TUHAN membentuk Daud sejak Dia memilihnya dan mengutus Samuel mengurapinya sebagai seorang raja.
Melalui urapan itu Roh Allah berkuasa atas diri Daud, meskipun kenyataannya Daud masih menjadi seorang penggembala domba
*1 Samuel 16:13 (TB)* Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. *Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.* Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama
Bedanya, sejak saat itu Allah mulai menggembleng Daud mempersiapkan dia untuk menduduki tahta Raja Israel.
Pada awalnya TUHAN mempertemukannya dengan singa dan beruang untuk dikalahkan. Daud melatih dirinya menghadapi lawan yang tangguh dan menundukkan mereka dengan senjata yang sederhana, sebuah katepel.
Ketika Daud sudah mahir mengalahkan binatang buas, disuruhlah dia menemui kakak-kakaknya yang tengah kebingungan menghadapi Goliath dan Daud siap mengatasinya.
Ketika dia melawan Goliath kata-kata pertama yang keluar dari mulut Daud adalah:
“… berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "… Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan Allah yang hidup?”
*(1 Samuel 17: 26)*
Kemudian Daud mengalahkan Goliath hanya dengan katepelnya … Luar biasa sekali keberhasilan ini!
Tetapi proses Allah membentuk Daud tidak berhenti sampai di sini, masih ada banyak hal yang harus dilakukan Daud hingga dia bisa menduduki tahta Kerajaan Israel. Karena dia harus memimpin suatu bangsa yang besar, maka dia *harus bisa bertempur dan berperang,* sehingga tahap berikutnya *Allah melatih dia untuk berperang*.
“Dari Daud. Pujilah TUHAN pelindungku! Ia melatih aku bertempur, dan mengajar aku berperang”
*(Mazmur 144: 1).*
Hasilnya direfleksikan para wanita Israel:
Sambil menari-nari para wanita bernyanyi demikian, "Saul membunuh beribu-ribu musuh, tetapi Daud berpuluh-puluh ribu."
*(1 Samuel 18: 7 - BIS)*.
Kemenangan Daud di medan perang jauh melampaui Saul, rajanya.
Keberhasilan itu bukan karena kemampuan Daud sendiri, melainkan *Allah yang meluputkan dari maut dan membentenginya dari celaka*, karena hati Daud melekat kepada Allah.
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”
*(Mazmur 91: 14).*
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengalahkan “Goliath” dan “memenangi musuh” berpuluh ribu di area peperangan hidup kita?
Kita harus menyadari bahwa setelah menerima baptisan kudus di gereja, tidak serta merta kita menjadi anak Allah, tetapi masih harus melalui proses-proses hidup dalam pengawasan dan tuntunan Allah.
Kalau Daud mengalahkan Goliath, menghadapi peperangan dengan bangsa-bangsa di sekitar Kanaan; bahkan selama 10 tahun dikejar-kejar Saul; saat ini kitapun diperkenankan Allah melalui pergumulan-pergumulan. Barangkali ada pergumulan tentang keluarga, pekerjaan, karier dan sakit penyakit.
Kesemuanya itu merupakan bentuk latihan kita dari Allah. Tinggal bagaimana cara menghadapinya? Apakah kita memecahkannya dengan kekuatan kita sendiri? Ataukah seperti Daud yang mengandalkan Allah?
Dalam perjalanan menuju memenuhi status anak Allah yang sejati, kita harus bergaul erat dengan Allah melalui:
*1.pembacaan Firman*
*2.ibadah keluarga dan*
*3.puji-pujian;*
sehingga apabila ada masalah, maka kita terlebih dulu *“lari” kepada Tuhan Yesus.* Berdoa memohon jawaban dari Dia. Itu dulu! Andalkan TUHAN, tanyakan kepada TUHAN dan melalui *roh kita* yang berhubungan dengan Roh Kudus, dengarkanlah jawaban TUHAN melalui *Roh Kudus-Nya yang berada di dalam hati kita.*
Buanglah kekuatiran dan jadilah tenang agar iman kita timbul dan Roh Kudus bekerja atas kita. Ingatlah:
“Akan tetapi, hendaklah ia memohonnya dengan iman, jangan ada kebimbangan sedikit pun. Karena orang yang bimbang itu serupa dengan ombak di laut yang diombang-ambingkan oleh tiupan angin."
*(Yakobus 1: 6).*
*Marilah kita mempraktekkan iman Daud ke dalam diri kita masing-masing, agar kemenangan demi kemenangan kita capai bersama Bapa, Putra dan Roh Kudus yang meluputkan dan membentengi kita dari segala yang jahat. Haleluya! amin*
*PD Autopia – Malang*
18072018
_gunawanwibisono_
Tema regi hari ini adalah:
*Mengapa Daud Menjadi Raja Israel yang Berhasil?*
Bukti bahwa Daud menjadi Raja Israel yang paling berhasil karena dia mampu memperluas kerajaan Israel hingga ke Sungai Efrat (di bagian utara), dan mencapai perbatasan Mesir (di sebelah selatan); meskipun keberhasilan Daud tidak dicapai secara mudah, melainkan melalui proses yang panjang.
TUHAN membentuk Daud sejak Dia memilihnya dan mengutus Samuel mengurapinya sebagai seorang raja.
Melalui urapan itu Roh Allah berkuasa atas diri Daud, meskipun kenyataannya Daud masih menjadi seorang penggembala domba
*1 Samuel 16:13 (TB)* Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. *Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.* Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama
Bedanya, sejak saat itu Allah mulai menggembleng Daud mempersiapkan dia untuk menduduki tahta Raja Israel.
Pada awalnya TUHAN mempertemukannya dengan singa dan beruang untuk dikalahkan. Daud melatih dirinya menghadapi lawan yang tangguh dan menundukkan mereka dengan senjata yang sederhana, sebuah katepel.
Ketika Daud sudah mahir mengalahkan binatang buas, disuruhlah dia menemui kakak-kakaknya yang tengah kebingungan menghadapi Goliath dan Daud siap mengatasinya.
Ketika dia melawan Goliath kata-kata pertama yang keluar dari mulut Daud adalah:
“… berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "… Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan Allah yang hidup?”
*(1 Samuel 17: 26)*
Kemudian Daud mengalahkan Goliath hanya dengan katepelnya … Luar biasa sekali keberhasilan ini!
Tetapi proses Allah membentuk Daud tidak berhenti sampai di sini, masih ada banyak hal yang harus dilakukan Daud hingga dia bisa menduduki tahta Kerajaan Israel. Karena dia harus memimpin suatu bangsa yang besar, maka dia *harus bisa bertempur dan berperang,* sehingga tahap berikutnya *Allah melatih dia untuk berperang*.
“Dari Daud. Pujilah TUHAN pelindungku! Ia melatih aku bertempur, dan mengajar aku berperang”
*(Mazmur 144: 1).*
Hasilnya direfleksikan para wanita Israel:
Sambil menari-nari para wanita bernyanyi demikian, "Saul membunuh beribu-ribu musuh, tetapi Daud berpuluh-puluh ribu."
*(1 Samuel 18: 7 - BIS)*.
Kemenangan Daud di medan perang jauh melampaui Saul, rajanya.
Keberhasilan itu bukan karena kemampuan Daud sendiri, melainkan *Allah yang meluputkan dari maut dan membentenginya dari celaka*, karena hati Daud melekat kepada Allah.
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”
*(Mazmur 91: 14).*
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengalahkan “Goliath” dan “memenangi musuh” berpuluh ribu di area peperangan hidup kita?
Kita harus menyadari bahwa setelah menerima baptisan kudus di gereja, tidak serta merta kita menjadi anak Allah, tetapi masih harus melalui proses-proses hidup dalam pengawasan dan tuntunan Allah.
Kalau Daud mengalahkan Goliath, menghadapi peperangan dengan bangsa-bangsa di sekitar Kanaan; bahkan selama 10 tahun dikejar-kejar Saul; saat ini kitapun diperkenankan Allah melalui pergumulan-pergumulan. Barangkali ada pergumulan tentang keluarga, pekerjaan, karier dan sakit penyakit.
Kesemuanya itu merupakan bentuk latihan kita dari Allah. Tinggal bagaimana cara menghadapinya? Apakah kita memecahkannya dengan kekuatan kita sendiri? Ataukah seperti Daud yang mengandalkan Allah?
Dalam perjalanan menuju memenuhi status anak Allah yang sejati, kita harus bergaul erat dengan Allah melalui:
*1.pembacaan Firman*
*2.ibadah keluarga dan*
*3.puji-pujian;*
sehingga apabila ada masalah, maka kita terlebih dulu *“lari” kepada Tuhan Yesus.* Berdoa memohon jawaban dari Dia. Itu dulu! Andalkan TUHAN, tanyakan kepada TUHAN dan melalui *roh kita* yang berhubungan dengan Roh Kudus, dengarkanlah jawaban TUHAN melalui *Roh Kudus-Nya yang berada di dalam hati kita.*
Buanglah kekuatiran dan jadilah tenang agar iman kita timbul dan Roh Kudus bekerja atas kita. Ingatlah:
“Akan tetapi, hendaklah ia memohonnya dengan iman, jangan ada kebimbangan sedikit pun. Karena orang yang bimbang itu serupa dengan ombak di laut yang diombang-ambingkan oleh tiupan angin."
*(Yakobus 1: 6).*
*Marilah kita mempraktekkan iman Daud ke dalam diri kita masing-masing, agar kemenangan demi kemenangan kita capai bersama Bapa, Putra dan Roh Kudus yang meluputkan dan membentengi kita dari segala yang jahat. Haleluya! amin*
*PD Autopia – Malang*
18072018
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar